Selasa, 27 Juli 2021

Renungan hari ini: “DENGAN HIKMAT RUMAH DIDIRIKAN” (Amsal 24:3-4)

 Renungan hari ini:

 

“DENGAN HIKMAT RUMAH DIDIRIKAN”




 

Amsal 24:3-4 (TB) "Dengan hikmat rumah didirikan, dengan kepandaian itu ditegakkan, dan dengan pengertian kamar-kamar diisi dengan bermacam-macam harta benda yang berharga dan menarik"

 

Proverbs 24:3-4 (NET) "By wisdom a house is built, and through understanding it is established; by knowledge its rooms are filled with all kinds of precious and pleasing treasures"

 

“Rumah” di sini bukan berbicara hanya mengenai masalah rumah dalam bentuk harfiah, seperti: rumah yang didirikan dari batu, pasir, kayu, rangka besi, dan berbagai bahan bangunan lainnya. Tapi “rumah” di sini berbicara akan sesuatu yang lebih luas, yaitu sebuah kehidupan. “Sebuah kehidupan yang baik” haruslah didirikan atas hikmat, ditegakkan dengan kepandaian, dan kehidupan itu selanjutnya diisi dengan berbagai hal berharga. Tidak hanya atas satu hal saja, melainkan berbagai hal berharga, berharga buat hidup kita sendiri, berharga buat sesama, berharga buat bangsa dan negara, dan tentunya berharga di mata Tuhan. Inilah sebuah pelajaran penting dari penulis Amsal akan betapa berharganya sebuah kehidupan. 

 

Adalah penting bagi kita semua untuk memiliki hikmat agar dapat memaksimalkan segala potensi yang telah Tuhan berikan dalam hidup kita dengan bijaksana. Esensi dari kehidupan adalah bagaimana kita bisa bertumbuh dan berbuah, dan mengisinya dengan mempergunakan segala potensi yang ada bagi kita demi kebaikan diri kita, keluarga dan buat sesama, dimana Tuhan dipermuliakan di atasnya. Seperti layaknya membangun rumah, kitapun harus membangun kehidupan kita dengan pondasi yang kuat, dan mengisinya dengan berbagai hal yang berguna. Jangan hanya berhenti pada satu bentuk saja, tapi penuhilah hidup dengan banyak warna sehingga catatan kehidupan kita akan semarak dengan penuh warna. 

 

Penulis Amsal sedang menggambarkan bagaimana orang percaya mengisi dan merestorasi kehidupan pribadi dan rumah tangganya, yang diumpamakan seperti orang yang sedang membangun sebuah rumah. Dimulai dengan sebuah perencanaan yang matang, dilanjutkan dengan proses pembangunan, penyelesaian, hingga kemudian mengisinya dengan barang-barang yang berharga dan menarik.

  

Sebuah rumah biasanya memiliki kamar tidur, dapur dan kamar mandi. Mungkin ada pula yang dilengkapi dengan sedikit taman, teras dan ruang-ruang lainnya. Semuanya tentu dilengkapi dengan perabotannya masing-masing. Sebuah kamar tidur misalnya, tidak akan lengkap tanpa kasur dan lemari pakaian. Sebuah dapur apabila tidak dilengkapi dengan kompor atau tempat mencuci piring tentunya akan terlihat janggal bukan? 

 

Sekarang mari bayangkan seandainya sebuah rumah hanya diisi dengan hal-hal yang sama semuanya. Misalnya, kamar mandi tentu penting dalam sebuah rumah. Tapi bagaimana jika sebuah rumah berisi kamar mandi semua? Tentu aneh bukan. Atau bagaimana jika sebuah rumah hanya diisi dengan kasur semua, atau kursi semua. Tidak akan ada rumah yang demikian, namun seringkali tanpa disadari banyak orang percaya hidupnya seringkali hanya diisi cukup dengan satu hal saja, tanpa mempertimbangkan hal-hal penting lainnya. Hidup yang demikian akan menjadi aneh, seaneh rumah yang hanya diisi dengan satu jenis barang saja.

 

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita hari ini. Banyak hidup orang percaya yang dirasa begitu monoton (datar) dan biasa-biasa saja. Jarang mengalami lonjakan-lonjakan yang penting dan berarti. Bahkan seringkali orang menganggap dirinya sebagai sesuatu yang tidak penting. Namun satu hal yang perlu diingat, bahwa Tuhan tidak merencanakan hal yang seperti itu. Tuhan mau setiap kita, orang percaya, menjadi pribadi yang indah dengan terus melengkapi dan membangun diri serta mengisinya dengan hal-hal yang sesungguhnya Tuhan telah sediakan. Seperti sebuah lahan kosong sebidang tanah, bukankah lahan tersebut akan menjadi sebuah taman yang indah dan didatangi banyak orang apabila kita mulai merancangnya dengan baik, lalu mulai menanaminya dengan pohon dan bunga-bunga yang indah?

 

Apa yang harus kita lakukan agar rumah kehidupan kita bangun dan dirikan menjadi sesuatu yang indah dan bernilai?

 

Pertama, kita harus bersedia untuk terus membangun dan memerlengkapi diri. Ada orang yang menuntut ilmu, namun tidak diaplikasikan sama sekali untuk memberkati sesama. Ada orang yang memiliki kesempatan dan waktu, namun tidak mau menambah-nambahkan sesuatu yang berguna untuk melengkapi kehidupannya. Ada orang-orang yang setiap hari mengambil keputusan, namun enggan bersekutu kepada Tuhan untuk memohon hikmat dan tuntunan. Sebagai manusia, kita semua sesungguhnya telah dilengkapi Tuhan secara khusus dengan berbagai talenta, karunia dan kemampuan tersendiri yang tentunya bisa kita aktivasi dan pakai dalam kehidupan kita untuk memberkati sesama dan memuliakan Tuhan.

 

Rumah bagi kebanyakan orang sudah dianggap bukan lagi sekedar tempat untuk berteduh dari panas terik dan hujan atau pun tempat untuk tinggal semata-mata. Namun rumah sudah menjadi tempat yang ditata agar menjadi tempat yang nyaman, tenteram, damai dan menyenangkan bagi penghuninya. Artinya, sebuah rumah yang dimaksud penulis Amsal ini selain menekankan sisi perencanaannya, juga menekankan isi dan suasana serta penataan dan pemilihan hal-hal apa yang selanjutnya akan diisikan ke dalamnya.

 

Kedua,  kita harus bersedia untuk terus membangun dan memperindah rumah tangga.  Jangan menyalahartikan kalimat pada nas hari ini bahwa kita harus membelikan banyak-banyak hadiah dan mengisi rumah dengan barang-barang mahal demi menyenangkan anggota keluarga. Namun yang dimaksud adalah mulai percantik keluarga anda dengan memberikan cinta kasih sebagaimana yang Tuhan telah berikan.Cinta itu bukanlah sekedar perasaan, tetapi keputusan. Putuskan untuk mencintai pasangan kita tanpa syarat. Kasih yang sejati juga bukanlah sekedar didasarkan pada emosi. Emosi hanyalah sebuah perasaan yang timbul akibat kerja hormon dan hanya bertahan beberapa saat. Untuk itu, kita harus memutuskan dan berkomitmen untuk mengasihi pasangan kita tanpa mengharapkan balasan.

 

Seharusnya suasana sorga itu tidak jauh dan dapat kita hadirkan dalam rumah tangga kita. Mulai dengan menanamkan pentingnya Firman Tuhan dalam keluarga kita sehingga kita memiliki anak anak yang takut akan Tuhan. Sebagai pasangan, kita perlu mengenali kebutuhan dasar pasangan kita. Kasih itu dimulai dengan memenuhi kebutuhan dasar pasangan kita. Melalui itu, anak-anak dapat melihat contoh nyata dari kasih yang ada pada orang tua mereka. Lewat hal ini, dapat tercipta atmosfir sorgawi dan keluarga kita dapat menjadi dampak yang baik bagi keluarga-keluarga yang lain. Karena itu, dirikanlah sebuah kehidupan yang berharga setiap hari di rumah kita masing-masing. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “KUASA DAN OTORITAS YANG HANYA DIMILIKI OLEH ALLAH” (Markus 2:7)

  Renungan hari ini:   “KUASA DAN OTORITAS YANG HANYA DIMILIKI OLEH ALLAH”   Markus 2:7 (TB2) "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia men...