Renungan hari ini:
MENYELAMATKAN NYAWA
Markus 8:35 (TB) "Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya"
Mark 8:35 (NET) "For whoever wants to save his life will lose it, but whoever loses his life for my sake and for the gospel will save it”
Semua orang pasti ingin menyelamatkan nyawanya sendiri. Ia ingin hidup lama di dunia ini untuk menikmati segala yang ada. Namun sering cara manusia untuk menyelamatkan nyawanya tidak memenuhi cara TUHAN. Kata "nyawa" dalam teks aslinya adalah "psukhe". Kata ini sebenarnya dapat diterjemahkan sebagai kehidupan. Dalam teks Alkitab versi King James diterjemahkan life.
Nyawa di sini sebenarnya menunjuk kepada berbagai kesenangan yang menggerakkan seseorang menjalani hidup. Tanpa kesenangan-kesenangan tersebut, pada umumnya semua orang tidak merasa memiliki hidup.
Nyawa di sini sebenarnya menunjuk kepada berbagai kesenangan yang menggerakkan seseorang menjalani hidup. Tanpa kesenangan-kesenangan tersebut, pada umumnya semua orang tidak merasa memiliki hidup.
Didalam Alkitab, contoh salah satu orang yang masih menyelamatkan nyawanya adalah Pontius Pilatus (Mat. 27:15–26). Pontius Pilatus sebenarnya diberi kesempatan untuk mengenal Kerajaan Tuhan Yesus Kristus, tetapi ia memilih untuk menyia-nyiakan kesempatan tersebut, dan akhirnya untuk selama-lamanya tidak pernah masuk Kerajaan yang ditawarkan Tuhan Yesus kepadanya.
Pilatus lebih memilih menyelamatkan “nyawanya”, yaitu kedudukan dan kehormatannya di Yudea dibandingkan kerajaan Yesus Kristus.
Menurut transkip kuno didapati catatan bahwa memang pada waktu itu reputasi Pilatus sedang menurun. Itulah sebabnya ia berusaha mengambil hati orang Yahudi dengan menyerahkan Yesus kepada mereka. Sebenarnya Pilatus juga memiliki hati nurani yang cukup baik. Ia sempat menyatakan bahwa ia tidak mendapati kesalahan apa pun dalam diri Yesus (Yoh. 18:38), dan istrinya pun diperingatkan Allah melalui mimpi agar tidak bertindak gegabah terhadap Yesus (Mat. 27:19). Tetapi Pilatus memilih menyelamatkan dirinya, akibatnya ia terhilang untuk selama-lamanya. Suatu hari nanti di hadapan penghakiman Tuhan, Pilatus tidak dapat berdalih, sebab Tuhan sudah cukup memberi peringatan kepadanya untuk tidak masuk ke dalam kebinasaan. Apakah ini berarti kalau Pilatus tidak menghukum Tuhan Yesus berarti Tuhan Yesus tidak disalib? Tentu Tuhan Yesus tetap akan disalib, tetapi seharusnya Pilatus tidak ikut terlibat menentang-Nya.
Ini memberi gambaran mengenai banyak orang Kristen yang memang memiliki naluri yang cukup baik, berkelakuan santun di mata manusia dan tidak berhasrat masuk neraka, tetapi mereka memilih menyelamatkan nyawanya sendiri di dunia.
Mereka menganggap tindakan mereka tidak membuat mereka binasa, padahal Tuhan Yesus menuntut kesetiaan yang tinggi untuk berani meninggalkan kesenangan dunia demi Kerajaan-Nya. Kalau kita diperkenankan hidup hari ini oleh Tuhan, itu karena kita diberi kesempatan untuk mengabdi kepada Kerajaan-Nya secara lebih serius yaitu dengan segenap hidup kita. Apa pun yang kita lakukan haruslah demi kepentingan Kerajaan-Nya.
Pertanyaannya bagaimana kita hidup agar memperoleh hidup yang kekal yaitu Kerajaan Allah?
Pertama,kita harus mengenal kebenaran yang tertulis di dalam Injil.Dengan mengenal kebenaran tersebut maka kita mengenal Kerajaan-Nya dan kehendak-Nya untuk di kenakan di dalam hidup. Setelah itu, kita diajar untuk menyelamatkan jiwa-jiwa yang terhilang. Dengan melalui tahap ini kita dilayakkan masuk Kerajaan-Nya. Pertanyaannya adalah apakah hari ini kita masih mau menyelamatkan “nyawa kita”, yaitu reputasi, kedudukan dan kehormatan kita, atau beranikah kita mengorbankannya demi kepentingan Kerajaan-Nya.
Kedua, jangan tergiur godaan dunia. Ketika Iblis menawarkan kebahagiaan dunia dengan fasilitasnya yang indah kepada Tuhan Yesus, Tuhan Yesus tegas menolak dan mengatakan bahwa kita harus menyembah Allah dan hanya kepada Dia saja kita harus berbakti (Luk. 4:8). Penolakan Tuhan Yesus untuk memiliki dan menikmati dunia ini, yang mana dapat menggagalkan karya keselamatan-Nya, merupakan kesediaan untuk rela kehilangan nyawa.
Tuhan Yesus mengatakan agar orang percaya juga harus rela kehilangan nyawa, artinya orang percaya harus rela untuk tidak memiliki dan menikmati kesenangan dunia beserta dosa di dalamnya. Jadi kalau kita bekerja, berkarir dan melakukan segala sesuatu, kita melakukannya untuk Tuhan dan bukan lagi untuk kesenangan diri kita sendiri. Dengan demikian apapun yang kita miliki hari ini harus diakui sebagai milik Tuhan bukan milik kita sendiri.
Semua yang ada pada kita hari ini adalah “harta orang lain”, yaitu hartanya Tuhan, tentu sepenuhnya untuk kepentingan Tuhan (Luk. 16:12).
Tuhan Yesus mengatakan agar orang percaya juga harus rela kehilangan nyawa, artinya orang percaya harus rela untuk tidak memiliki dan menikmati kesenangan dunia beserta dosa di dalamnya. Jadi kalau kita bekerja, berkarir dan melakukan segala sesuatu, kita melakukannya untuk Tuhan dan bukan lagi untuk kesenangan diri kita sendiri. Dengan demikian apapun yang kita miliki hari ini harus diakui sebagai milik Tuhan bukan milik kita sendiri.
Semua yang ada pada kita hari ini adalah “harta orang lain”, yaitu hartanya Tuhan, tentu sepenuhnya untuk kepentingan Tuhan (Luk. 16:12).
Hanya orang yang rela kehilangan nyawa yang dapat menjadi sahabat Tuhan. Sebaliknya, kalau seseorang tidak rela kehilangan nyawa, ini berarti ia memilih bersahabat dengan dunia ini, maka ia menjadikan dirinya musuh Allah (Yak. 4:4). Karena itu, janganlah mau kehilangan nyawa hanya karena godaan dunia ini. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN