Sabtu, 05 Desember 2020

KOTBAH MINGGU ADVENT II Minggu, 6 Desember 2020 “KESELAMATAN DARI TUHAN SUDAH DEKAT” (Mazmur 85:8-13)

 KOTBAH MINGGU ADVENT II

Minggu, 6 Desember 2020

 

KESELAMATAN DARI TUHAN SUDAH DEKAT

Kotbah: Mazmur 85:8-13  Bacaan: Markus 1:1-8




 

Minggu ini kita memasuki Minggu Advent II. Tema yang akan kita renungkan adalah “Keselamatan dari TUHAN sudah dekat”. Keselamatan merupakan kebutuhan paling utarna dan terutama bagi setiap orang. Kebutuhan itu tidak hanya untuk kehidupan kini dan di sini saja.. Namun banyak orang kurang memahami arti keselamatan. Mereka tidak tahu bagaimana mendapatkan keselamatan itu sendiri. Artinya banyak jalan menuju sorga. Benarkah? "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan" (Kis. 4:12). Artinya jalan untuk memperoleh keselamatan hanya ada satu saja yaitu melalui Yesus Kristus. Dia berkata, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku" (Yoh. 14:6). Jadi, tak seorang pun akan mencapai Kerajaan Sorga jika mereka tidak percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

 

Berbicara tentang keselamatan berarti berbicara tentang karya penebusan yang dilakukan Yesus Kristus melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Oleh-Nya manusia memperoleh pengharapan untuk diselamatkan, asal ia percaya kepada-Nya. "... setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yoh. 3:16).

Apa arti keselamatan? Dilepaskan atau dibebaskan dari hukuman, kutuk dan akibat-akibat dari dosa. Keselamatan tidak dapat kita raih dengan kekuatan sendiri. Manusia berusaha mengatasi perbuatan dosanya dengan berbuat baik (beramal) dan melakukan ajaran agama, dengan harapan dosanya diampuni dan bisa masuk sorga.

 

Perbuatan baik saja tidak bisa menebus dosa-dosa kita dan dijadikan ukuran untuk mendapatkan keselamatan, artinya manusia tidak dapat memperoleh keselamatan melalui usahanya sendiri. "Pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan" (Tit. 3:5).

 

Benar bahwa keselamatan yang kita terima itu bukan karena perbuatan baik, bukan karena kita benar, bukan juga karena kita dipandang layak, tapi semata-mata karena anugerah Allah. Seperti firman Tuhan katakan, keselamatan harus dikerjakan dengan takut dan gentar. Artinya kalau saat ini kita sudah menerima keselamatan maka kita harus bertanggung jawab untuk menjaganya, yaitu dengan hidup melakukan semua kehendak Allah Bapa di Sorga.

 

Menerima keselamatan, berarti kita juga menerima tanggung jawab. Tanggung jawab kita adalah menjaga seluruh hidup kita supaya tetap hidup dalam kesucian, kekudusan dan kebenaran Allah. Dengan menerima keselamatan maka kita tidak boleh lagi hidup seperti cara hidup yang lama, yaitu hidup dalam dosa. Sebab orang yang menerima keselamatan, tidak boleh lagi berbuat dosa. Menerima keselamatan di dalam Tuhan Yesus Kristus artinya kita telah menerima kehidupan yang baru. Kita harus meninggalkan cara hidup yang lama, karena di dalam Kristus kita dilahirkan kembali.

 

Orang yang telah menerima anugerah keselamatan namun masih tetap hidup dalam dosa, sama dengan orang yang tidak menghargai anugerah keselamatan yang telah dikerjakan oleh Tuhan Yesus Kristus. Sama dengan tidak menghargai Allah yang telah memberikan keselamatan tersebut. Jika demikian bagaimana mungkin mereka bisa diterima di dalam Kerajaan Allah Bapa di Surga?

 

Ingat firman Tuhan katakan bahwa upah dosa adalah maut. Oleh sebab itu kalau engkau tetap hidup dalam dosa, maka engkau akan menjadi hamba dosa, dan tidak dapat diselamatkan. Kalau kita sudah menerima anugerah keselamatan itu, maka hargailah keselamatan itu sebagai pemberian yang tak ternilai, dan kerjakanlah keselamatan itu dengan takut dan gentar selama kita masih menumpang di dunia ini.

 

Timbul pertanyaan kita sekarang adalah apakah ciri-ciri keselamatan dari TUHAN sudah dekat? Ada beberapa tanda bahwa keselamatan dari TUHAN sudah dekat, yakni:

 

Pertama, kemuliaan akan diam di negeri kita (ay. 9b). Pemazmur mengatakan bahwa ketika di suatu negeri orang orangnya hidup dalam Takut akan Tuhan, hidup dalam kerendahan hati di hadapan Tuhan, intim dengan Tuhan dan menjadi kekasihnya Tuhan, maka Kemuliaan Tuhan akan diam, melayang layang, menaungi dan memenuhi negeri itu, sehingga kekuatan dan kehadiran Tuhan akan bersinar, akan terpancar, akan tampak dan akan bermanifestasi pada semua orang yang hidupnya Takut akan Tuhan, Rendah Hati, Intim dengan Tuhan dan yang menjadi kekasihnya Tuhan.

 

Kedua, kasih dan kesetiaan akan bertemu [meet together] (ay. 10).  Artinya kasih dan kesetiaan itu berjalan bersama-sama atau berdampingan (tidak dapat berjalan sendiri-sendiri atau terpisah). Dalam mengiring Tuhan, kita tidak bisa berkata mengasihi Tuhan kalau kita tidak setia kepada Tuhan. Demikian sebaliknya, kita tidak bisa setia kepada Tuhan kalau kita tidak mengasihi-Nya. Kapan kasih dan kesetiaan itu bertemu? Ayat 10 menjelaskan bahwa kasih dan kesetiaan itu bertemu pada saat seseorang menerima keselamatan dari Tuhan.  Artinya ketika seseorang diselamatkan, ia harus hidup dalam kasih dan kesetiaan. Jadi sebagai orang percaya yang sudah diselamatkan Tuhan, kita harus hidup dalam kasih dan kesetiaan.

 

Kata “kesetiaan” (Ibrani: eh-meth) ternyata punya pengertian yang sangat kompleks. Di dalamnya ada unsur: keberlanjutan, kebenaran, dapat dipercaya, kepastian, kestabilan. Sedangkan kata “kasih” (Ibrani: kheh-sed) tidak kalah kompleksnya. Di dalamnya ada unsur: anugerah, kebaikan, keramahan, belas kasihan. Dalam Mazmur 85:11, keselamatan Allah itu dipahami sebagai bertemunya kheh-sed dengan eh-meth. Ketika anugerah dan kebaikan Allah itu mewujud dalam tindakan Allah yang mau melanjutkan relasinya dengan Israel, betapapun kesalahan Israel di masa lalu. Bahkan Allah berkenan menyatakan keadilan dan damai sejahtera bagi Israel. 

Dalam konteks bulan keluarga, tindakan Allah yang mau mempertahankan relasinya dengan Israel, menjadi satu teladan buat kita semua. Ada banyak hal dalam hidup berkeluarga yang dapat mengganggu relasi antara suami-isteri atau orangtua-anak. Tetapi sebagai orang yang telah diselamatkan-Nya, kita harus belajar membaharui relasi kita dengan setiap anggota keluarga.

 

Ketiga, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman (ay. 10). Mendengar berciuman selalu menimbulkan imajinasi hubungan seorang pria dengan wanita, bisa juga untuk anggota keluarga atau teman baik. Pengertian cium itu sebenarnya memiliki arti “keintiman” atau “koneksi”. Dengan kata lain, berciuman itu sudah ada di zaman Pemazmur. Pemazmur memakai kata kerja cium itu dalam bentuk past pasticiple (nashaq) artinya sudah bercium-ciuman dari dulu. Dengan kata lain, keadilan dan damai sejahtera merupakan dua hal yang saling berkaitan dan berhubungan sesamanya, karena di mana ada keadilan di sana pasti ada damai sejahtera. Keduanya tidak bisa berdiri sendiri. Sedangkan pemazmur menulis bahwa keadilan dan damai sejahtera diakibatkan oleh kasih dan kesetiaan. Bagaimana kasih dan kesetiaan terwujud dalam umat Tuhan? Di mana Tuhan menyatakan kasihNya dan umat Tuhan harus setia padaNya. Karena:

·      Kesetiaan mewujudkan ketaatan pada perintah Tuhan (Ul. 5:32; Mzm. 85:9)

·      Kesetiaan mendatangkan berkat Tuhan (Ul.6:3; Mzm. 85:13).

·      Kesetiaan mendatangkan keadilan Tuhan (ay. 12, 14).

Mazmur 85 merupakan sebuah doa. Isi doa adalah mohon pemulihan Tuhan kepada umat-Nya. Supaya Tuhan jangan marah lagi, sakit hati, meredakan murka Tuhan kepada mereka. Kerinduan Pemazmur adalah kasih setia Tuhan dan keadilan menyertai mereka. Inilah kerinduan setiap kita yang percaya.

 

Keempat, Tuhan akan memberikan kebaikan dan negeri akan memberi hasilnya (ay. 12). Atas kebaikan Tuhan yang sudah kita terima, haruslah kita berterima kasih kepada Tuhan. Rasa terima kasih itu dapat berupa mempersembahkan korban syukur di rumah Tuhan. Ditulis dalam Yeremia 33:11b, "Bersyukurlah kepada TUHAN semesta alam, sebab TUHAN itu baik, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!, sambil mempersembahkan korban syukur di rumah TUHAN. Sebab Aku akan memulihkan keadaan negeri ini seperti dahulu, firman TUHAN.” Jangan menjadi seperti Hizkia yang melupakan kebaikan Tuhan, dia menjadi angkuh dan tidak berterima kasih atas kebaikan Tuhan sehingga akibatnya murka Tuhan menimpa Yerusalem (2 Taw. 32:24-25).

 

Kebaikan TUHAN itu akan kita rasakan dengan membuat bumi memberikan hasil kepada kita. Selama ini bumi dikutuk Allah karena dosa Adam dan Hawa, namun saat Sang Keselamatan dari TUHAN tiba maka bumi pun dipulihkan-Nya. Bumi akan mengeluarkan hasilnya yang terbaik bagi kita. TUHAN akan membuat semua usaha kita berhasil, pekerjaan kita sukses, dan studi anak-anak kita pun akan sukses. Segala usaha yang kita kerjakan di atas bumi ini akan memberikan hasil yang terbaik bagi kita. Karena itu, marilah kita mempersiapkan diri kita menanti kedatangan Keselematan dari TUHAN itu di sepanjang hidup kita. (rsnh)

 

Selamat Merayakan Mingugu Advent II!

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...