Selasa, 29 Maret 2022

Renungan hari ini: “ROH ALLAH MEMBUAT AKU HIDUP” (Ayub 33:4)

 Renungan hari ini:

 

“ROH ALLAH MEMBUAT AKU HIDUP”




 

Ayub 33:4 (TB) "Roh Allah telah membuat aku, dan nafas Yang Mahakuasa membuat aku hidup" 

 

Job 33:4 (NET) "The Spirit of God has made me, and the breath of the Almighty gives me life"

 

Roh manusia bersumber dari Allah. Roh manusia adalah pemberian Allah secara khusus bagi ciptaan-Nya. Maka dari itu, roh manusia tersebut diinginkan Allah secara cemburu. Dalam Yakobus 4:5 dijelaskan Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: “Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!” Kecemburuan Allah untuk menginginkan roh manusia memiliki tujuan dan alasan jelas. Allah menyebut manusia setelah menghembuskan nafas-Nya dan telah menjadi makhluk hidup. Jadi, kehidupan manusia secara utuh diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Roh manusia sungguh berhubungan dengan gambar dan rupa Allah. Tubuh manusia diciptakan oleh Allah dan jiwa/roh manusia disalurkan dan dihembuskan agar manusia beroleh kehidupan.

 

Roh manusia diciptakan oleh Allah dengan cara Allah berfirman (Za. 12:1). Dengan Allah berfirman menciptakan manusia maka Allah telah mempersiapkan tubuh, jiwa dan roh. Tubuh itu bahannya dari debu tanah sedangkan jiwa/roh diberikan Allah kepada manusia dengan cara dihembuskan atas dasar Allah terlebih dahulu sudah berfirman. Dalam Kejadian 2:7 yang mengatakan bahwa Tuhanlah yang menghembuskan nafas hidup itu ke dalam hidung manusia saat Tuhan menciptakan manusia yang pertama (Adam).

 

Ayub mengakui bahwa di dalam tangan Tuhan terletak nyawa segala yang hidup dan napas setiap manusia. Bila manusia mati, tidak berdayalah ia; ia tidak dapat hidup lagi. Ayub tetap berharap selama hari-hari pergumulannya sampai tiba gilirannya. Elihu berkata, “Roh Allah telah membuat aku, dan nafas Yang Mahakuasa membuat aku hidup” (Ayb. 33:4). Pemazmur menyatakan, “Hidup dimintanya dari pada-Mu; Engkau memberikannya kepadanya, dan umur panjang untuk seterusnya dan selama-lamanya,” “Masa hidupku ada dalam tangan-Mu” (Mzm. 31:16). Pemazmur bertekad memuliakan Tuhan selama hidupnya dan bermazmur bagi Allah selagi ia ada. Sesudah Raja Hizkia sembuh dari sakit, ia berkata, “Dunia orang mati tidak dapat mengucap syukur kepada-Mu, dan maut tidak dapat memuji-muji Engkau. Tetapi hanyalah orang yang hidup, dialah yang mengucap syukur kepada-Mu” (Yes. 38:18-19). Karena itu, bersyukurlah atas karya Roh Kudus yang terus membuat kita hidup hingga saat ini. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...