Senin, 28 November 2022

Renungan hari ini: “INGATLAH PERJANJIANMU DENGAN KAMI” (Yeremia 14:21)

 Renungan hari ini:

 

“INGATLAH PERJANJIANMU DENGAN KAMI”


 

Yeremia 14:21 (TB)  "Janganlah Engkau menampik kami, oleh karena nama-Mu, dan janganlah Engkau menghinakan takhta kemuliaan-Mu! Ingatlah perjanjian-Mu dengan kami, janganlah membatalkannya!"

 

Jeremiah 14:21 (NET) "For the honor of your name, do not treat Jerusalem with contempt. Do not treat with disdain the place where your glorious throne sits. Be mindful of your covenant with us. Do not break it!"

 

Pernyataan “Ingatlah perjanjianMu dengan kami” merupakan pernyataan Yeremia di tengah penderitaan yang sedang mereka alami. Yeremia merasa sangat sedih akan situasi yang akan menimpa bangsanya. Ia sadar bahwa segala sesuatu terjadi karena dosa dan pelanggaran umat di hadapan Tuhan. Dalam pergumulannya, Yeremia mengakui segala pelanggaran bangsanya. Dalam ayat 20 diungkapkan, “Ya TUHAN, kami mengetahui kefasikan kami dan kesalahan nenek moyang kami; sungguh, kami telah berdosa kepada-Mu.” Sekalipun Yeremia mengakui kemurtadan bangsanya, dalam segala kerapuhan ia tetap berseru “Janganlah Engkau menampik kami, oleh karena nama-Mu, dan janganlah Engkau menghinakan takhta kemuliaan-Mu! Ingatlah perjanjian-Mu dengan kami, janganlah membatalkannya!” (Yer. 14:21). Keberdosaan umat tidak membuat Yeremia berhenti percaya akan kasih setia Tuhan. Sekalipun berbagai penderitaan harus terjadi, Yeremia meyakini akan hadirnya pertolongan Tuhan bagi umat Allah. Di tengah situasi yang tidak mudah, Yeremia tetap menaruh pengharapan dan keyakinannya pada Tuhan.

 

Ketika Allah benar-benar memberikan gambaran hukuman yang melanda Yehuda, maka Yeremia sendiripun dibuat ketakutan. Ketika Allah menghukum dosa dengan keras; hal itu bisa membawa kita dari perasaan jengkel terhadap lawan hingga sangat kasihan. Yeremiapun memohonkan belas kasihan terhadap bangsanya mengapakah Engkau seperti orang yang bingung, seperti Pahlawan yang tidak sanggup menolong??? Tetapi Engkau ada diantara kami, ya, TUHAN, dan nama-Mu diserukan di atas kami; janganlah tinggalkan kami!!! (13:7-9) Ya TUHAN, kami mengetahui kefasikan kami dan kesalahan nenek moyang kami; sungguh, kami telah berdosa kepada-Mu. Janganlah Engkau menampik kami oleh karena nama-Mu, dan janganlah Engkau menghinakan tahta kemuliaan-Mu!!! Ingatlah perjanjian-Mu dengan kami, janganlah membatalkannya (14:19-21). Seperti apakah Allah bisa menghukum manusia??? 

 

Bayangkanlah orang yang sangat menyakiti hati kita, orang yang menumpukkan kepahitan besar dalam diri kita; namun seketika kejengkelan kita bisa berubah drastis menjadi rasa kasihan yang sangat. Tadi posisnya adalah Yeremia dipihak Allah sedang berhadapan dengan para pembencinya; kini setelah Allah menyatakan penghukuman-Nya maka Yeremia bergeser pada pihak umat, dan berhadapan dengan Allah meminta belas kasihan-Nya. Jika kita mengerti tentang kekudusan Allah dan betapa dosa sungguh menyakitkan hati-Nya kita perlu sangat takut juga dengan penghukuman Allah. Jika kita amati, kita melihat bahwa isi doa Yeremia ini sangat mirip dengan doa Musa; dengan sangat cermat Yeremia membangun argumen yang kuat agar Allah tidak membuang mereka. 

 

Ketika Yeremia tahu tidak ada lagi hal yang dapat mereka ajukan sebagai alibi dihadapan Allah; Yeremia mengutarakan kesetiaan Allah, nama dan kemuliaan Allah sendiri. Sebuah doa yang mirip dengan yang pernah dipanjatkan dengan sangat serius oleh Musa ketika situasi sedang sangat genting; yaitu ketika Allah sendiri hendak memusnahkan mereka. Ini seperti senjata pamungkas ketika seorang memohon dengan sangat serius dihadapan Allah; Yeremia sangat ngeri melihat amarah Allah. Perhatikan juga bagaimana Yeremia “merayu” Allah dengan perkataan sedemikian Adakah yang dapat menurunkan hujan diantara dewa kesia-siaan bangsa-bangsa itu??? Atau dapatkah langit sendiri memberi hujan lebat??? Bukankah hanya Engkau saja ya TUHAN Allah kami, Pengharapan kami, yang membuat semuanya itu??? (14:22). 

 

Yeremia mengadu dan memanjatkan permohonannya oh TUHAN kalau Engkau membuang kami, kemana kami bisa pergi. Kalau Engkau menghajar kami dengan kekeringan, kemana kami berlindung, bukankah dewa asing tidak dapat memberikan hujan, bukankah langit sendiri tak mampu menurunkan hujan jika tidak oleh karena Engkau??? Ini hal ketiga yang kita perlu renungkan dengan gentar, Allah menghukum dengan keras, sangat keras. Selain sakit hati Allah yang demikian besar; kita melihat dalam hal ini sikap hati Yeremia. Sikap hati seorang hamba Tuhan sejati; ketika dia tahu Allah akan menghajar umat-Nya dengan keras; dia bersyafaat bagi umat-Nya. Sikap seperti ini yang juga dimiliki oleh Musa, serta Paulus di Perjanjian Baru. Hamba Tuhan masa kini yang lebih sering kita jumpai mungkin adalah orang yang merasa bangga ketika orang yang memusuhinya dipukul Tuhan, termasuk ketika yang memusuhinya itu jemaat atau orang Kristen sendiri. Yeremia sangat jauh dari gambaran ini; justru Yeremia adalah orang yang paling berdoa, paling ngotot untuk keselamatan bangsanya (yang memusuhinya).

 

Jika Perjanjian Allah melalui Musa saja dilanggar dan oleh karena itu Allah menghukum mereka dengan sangat keras. Maka kita yang menerima ikat janji melalui Yesus Kristus, yang jelas jauh mengatasi Musa tentu memiliki ikatan konseuensi yang sangat jauh lebih besar juga. Fakta bahwa kita telah menerima anugerah yang demikian besar, pengampunan yang begitu besar; dalam argumen penulis Ibrani tentunya membawa kita kepada rasa gentar yang jauh lebih besar juga. Karena itu, mari kita terus mensyukuri dan tidak pernah memandang remeh anugerah Allah, jika saat ini masih kita saksikan cinta-Nya yang besar; kiranya kita tak membiarkan tercecer percuma; sebaliknya dengan segala syukur kita menghidupinya. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...