Selasa, 10 Juli 2018

Renungan hari ini: CINTA UANG

Renungan hari ini: 

CINTA UANG



1 Timotius 6:10 (TB) "Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka" 

1 Timothy 6:10 (NRSV) "For the love of money is a root of all kinds of evil, and in their eagerness to be rich some have wandered away from the faith and pierced themselves with many pains” 

Cinta uang adalah akar segala kejahatan. Uang sejatinya adalah hamba bagi manusia bukan menjadi tuan. Uang adalah alat untuk memenuhi kebutuhan jasmani manusia bukan pemuas nafsunya. Uang, uang dan uang, selalu menjadi topik utama dalam kehidupan manusia di dunia.  Tak seorang pun yang tidak membutuhkan uang.  Itulah sebabnya kita berkali-kali diingatkan agar berhati-hati dengan uang ini.  Begitu pentingkah ini?  Sangat penting!  Alkitab dengan keras menyatakan bahwa cinta uang adalah akar segala kejahatan.  Perlu digarisbawahi di sini, Alkitab tidak mengatakan akar dari segala kejahatan itu uang, melainkan cinta terhadap uang.  Uang memiliki sifat netral, bisa berguna untuk hal-hal yang positif atau negatif bergantung di tangan siapa uang itu berada.  Uang itu tidak jahat, tetapi cinta terhadap uang bisa saja membawa seseorang kepada segala jenis kejahatan.

Dalam hidup ini ada hal-hal yang bersifat materi yang tidak bisa tidak harus kita penuhi seperti makanan, pakaian dan juga tempat tinggal.  Belum lagi kebutuhan-kebutuhan lain seperti biaya pendidikan, listrik, air, semuanya memerlukan uang!  Karena itu kita harus bekerja.  Dengan bekerja kita mendapatkan upah (uang).  Namun inilah yang menjadi pokok permasalahannya.  Jika kita tidak waspada hari-hari kita akan terus disibukkan dengan kegiatan memburu uang ini.  Ada tertulis:  "Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang,"  (Pengk. 5:9).  Karena memburu uang tidak sedikit orang menjadi lupa diri, lupa waktu, lupa ibadah, bahkan lupa keluarga.  Ada banyak kasus terjadi:  anak memberontak dan akhirnya terlibat narkoba karena kurangnya perhatian dari orangtua yang terus disibukkan dengan pekerjaan (memburu uang), isteri punya PIL karena suami jarang pulang dengan alasan lembur dan tugas di luar kota.  Jika anak atau isteri komplain, jawabnya ayah sibuk bekerja juga demi keluarga.  Bekerja, bekerja dan terus bekerja sampai-sampai kita mengabaikan jam-jam peribadatan.  Tanpa disadari sampai kita telah kehilangan kasih mula-mula.

Karena memburu uanglah banyak dari kita yang tidak lagi mencintai Tuhan dengan segenap hati, padahal berkat-berkat materi yang kita miliki itu datangnya dari Tuhan dan Dialah yang memberikan kekuatan kepada kita untuk memperoleh kekayaan itu (Ul. 8:18).

Orang yang tidak pernah merasa cukup dengan harta yang dimilikinya, walau telah memiliki segudang kekayaan, pada dasarnya adalah orang yang miskin karena mereka masih saja merasa kurang dan selalu kurang.  Sebaliknya orang yang senantiasa bisa bersyukur atas apa yang dimiliki dan di segala keadaan adalah orang yang kaya, sebab kekayaan sejati itu bukan diukur dari banyaknya uang atau melimpahnya harta, tapi bersumber pada kepuasan batiniah.  Rasul paulus berkata,  "...ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah"  (1 Tim. 6:7-8).  

Berhati-hatilah!  seseorang yang cinta akan uang, cepat atau lambat akan terjatuh dalam berbagai dosa karena mereka berpotensi untuk tidak bersyukur kepada Tuhan dan melakukan perbuatan yang menyimpang dari kebenaran, namun  "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu"  (1Tes. 5:18). Karena itu, jangan sampai kita diperhamba uang dan mencintai uang lebih dari segalanya! (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN


Renungan hari ini: “BELAJAR MENGENAL KRISTUS" (Efesus 4:20)

  Renungan hari ini:   “BELAJAR MENGENAL KRISTUS"   Efesus 4:20 (TB2) "Tetapi, bukan dengan demikian kamu belajar mengenal Kristus...