Renungan hari ini:
“TUHAN MENYERTAI KITA”
Yeremia 1:19 (TB) "Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN"
Jeremiah 1:19 (NET) "They will attack you but they will not be able to overcome you, for I will be with you to rescue you,” says the Lord
Ketika TUHAN memanggil Yeremia, maka TUHAN berjanji akan menyertainya dalam menjalankan tugas dan pelayannya selama di dunia ini. Walau dari pihak Yeremia sendiri ia pun memiliki ketakutan yang besar. Yeremia membayangkan bahwa para musuh akan memeranginya hingga hidupnya binasa dan mati. Yeremia menyadari bahwa jika ia melakukan kehendak TUHAN maka ia pun akan mengalami banyak rintangan dan hambatan. Yeremia menyadari betul kalau hal ini akan membuat banyak orang marah. Ia bahkan berpikir kalau dirinya akan dieksekusi karena pengkhianatan. Karena itu, dirinya membuat banyak alasan kepada Tuhan mengapa dirinya bukan orang yang tepat untuk perintah ini. "Aku nggak biasa ngomong di depan orang banyak; Aku terlalu muda," tandas Yeremia.
Meskipun Yeremia telah mengungkapkan banyak alasan mengapa dirinya tidak bisa melayani Tuhan, sekali pun Tuhan tidak menyerah terhadapnya. Tuhan sendiri yang mendorong Yeremia dengan mengatakan, "Aku bersamamu dan aku akan menolongmu." Wajar kalau kita sebagai orang Kristen melakukan hal yang sama. Kita seringkali punya alasan-alasan cerdas saat dimintai Tuhan untuk menjalankan perintahNya atau saat mendapat panggilan untuk "pergilah ke seluruh penjuru dunia dan beritakanlah Kabar Baik." Kita mengatakan pada diri sendiri dan Tuhan, "Saya nggak begitu mengerti firman Tuhan. Apa yang akan orang lain pikirkan tentang saya? Saya nggak mau kalau nantinya orang banyak bicara hal yang buruk di belakang saya. Saya mungkin akah kehilangan pekerjaan. Jadi, biar aja orang lain yang melakukan hal ini."
Rasa takut adalah motivasi terbesar sekaligus penghalang kita dalam bertumbuh. Dengan langsung, Tuhan bisa melihat rasa takut yang ada dalam hati Yeremia dan berkata, "Jangan takut pada mereka semua." Alkitab mengajarkan bahwa, "Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian” (Ams. 9:10). Sudah seharusnya kita membiarkan iman kita yang mengatasi segala ketakutan dan taat terhadap kehendakNya. Tuhan nggak akan pernah mengecewakan kita ketika kita taat terhadap panggilanNya. Tuhan selalu sedia untuk menolong kita. Bukankah Tuhan sudah mengulurkan tanga-Nya dan menjamah mulut kita, dan bahwa sesungguhnya Tuhan telah menaruh perkataan-perkataan-Nya ke dalam mulut kita ini? (Yer. 1:9) Tanpa Tuhan melakukan hal ini, kita nggak akan bisa berbuat apa pun untuk menyelesaikan misi atau panggilan yang telah diberikan Tuhan kepada kita.
Cara kita membiarkan perkataan-Nya di mulut kita adalah dengan mendalami firman Tuhan. Pelajari firman Tuhan, dan tetaplah dalam firman Tuhan dengan segenap hati kita. Luangkan waktu untuk membuat Dia bicara kepada kita melalui firman-Nya dan doa. Karena Roh-Nya berdiam dalam hati kita, inilah yang membuat perkataanNya akan berada dalam mulut kita dan rasa takut kita memudar.
Pernahkah kita mempertanyakan penyertaan Tuhan dalam menjalani kehidupan yang begitu sulit. Ketika itu yang sedang kita alami, mari kita belajar dari sosok Yeremia. Yeremia merupakan salah satu nabi yang melayani sebelum bangsa Israel ditaklukkan dan dibuang ke Babel, juga adalah penulis kitab Yeremia. Pelayanannya dalam menyampaikan nubuatan akan kehancuran bangsa dan Bait Suci mereka, memiliki tantangan besar dengan resiko berbahaya. Alkitab mencatat bagaimana Yeremia bahkan mengalami penghinaan, diusir, hendak dibunuh dan dipenjara, padahal yang ia perjuangkan adalah menjalankan perintah Tuhan. Selama empat puluh tahun masa pelayanannya, ia memberitakan pertobatan kepada umat Tuhan, namun bangsa itu tidak berbalik. Apakah ini artinya bahwa Tuhan tidak menyertai Yeremia? Tentu tidak. Sebelumnya Tuhan sendiri sudah berjanji akan menyertai Yeremia, "Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN." Namun penyertaan Tuhan bukan berarti meluputkan Yeremia dari berbagai masalah dan kesukaran.
Demikian juga yang terjadi dalam perjalanan hidup kita. Mungkin kesulitan yang mendera membuat kita merasa Tuhan meninggalkan kita. Tetapi melalui firman Tuhan dan kehidupan nabi Yeremia. Ketika hidup tampak tidak adil, Tuhan tetap menjaga hidup kita menurut kehendak dan waktu-Nya. Tuhan bisa saja mengizinkan berbagai kesulitan, namun Ia memampukan kita melalui semua kesulitan tersebut. Bagai rajawali yang terbang menghadapi badai, Tuhan memegang kita melalui badai tersebut hingga kita makin kuat. Tuhan bahkan tetap menyertai kita dalam menghadapi masalah yang paling menyengsarakan sekalipun. Karena itu, biarpun keadaan tampaknya tidak sesuai dengan harapan kita, betapapun terpuruknya kondisi kita saat ini, jangan pernah meragukan penyertaan Tuhan yang sempurna. Tetapi mari kita melaluinya dengan kepastian iman bahwa Ia adalah Immanuel, yang menyertai kita dalam menghadapi semua kesukaran.
Mari kita luangkan waktu untuk mengenal Tuhan dengan cara yang lebih intim. Ketika hubungan kita dengan Tuhan tumbuh, maka kita akan makin dewasa di dalam Tuhan. Tujuan kita di bumi ini adalah untuk menyemarakkan kasih Allah ke dunia yang penuh dengan kesesatan. Tuhan punya panggilanNya untuk kita. Jadi, bukalah telinga kita dan bersemangatlah menyambut masa depan kita dalam melayani Tuhan dalam kebenaran dan roh. Karena itu, lakukanlah kehendak dan perintah TUHAN maka Ia akan menyertai kita sepanjang masa. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN