Kamis, 15 Juni 2023

Renungan hari ini: “JANJI ALLAH BAGI UMATNYA” (Yeremia 32:40)

 Renungan hari ini:

 

“JANJI ALLAH BAGI UMATNYA”


 

Yeremia 32:40 (TB2) "Aku akan mengikat perjanjian kekal dengan mereka, bahwa Aku tidak akan membelakangi mereka, melainkan akan berbuat baik kepada mereka; Aku akan menaruh rasa takut akan Aku ke dalam hati mereka, supaya jangan mereka menjauh dari-Ku"

 

Jeremiah 32:40 (NET) "I will make a lasting covenant with them that I will never stop doing good to them. I will fill their hearts and minds with respect for me so that they will never again turn away from me"

 

Nas hari ini merupakan bagian dari pesan yang diberikan oleh Yeremia kepada umat Israel saat mereka sedang menghadapi hukuman Allah atas kesalahan-kesalahan mereka. Dalam konteksnya, Yeremia berbicara tentang masa depan umat Israel dan janji-janji Allah terhadap mereka. Allah berjanji bahwa meskipun umat Israel akan mengalami pembuangan dan penderitaan sebagai konsekuensi dari kesalahan mereka, Allah tidak akan melupakan mereka sepenuhnya. Allah berencana untuk mengikat perjanjian kekal dengan mereka, menunjukkan bahwa kasih dan setia-Nya kepada umat Israel tidak berubah meskipun kesalahan mereka.

 

Allah menyatakan bahwa Dia tidak akan membelakangi mereka, yang berarti bahwa Allah tidak akan meninggalkan atau mengabaikan umat Israel dalam kesulitan mereka. Sebaliknya, Allah berjanji untuk berbuat baik kepada mereka. Hal ini menunjukkan bahwa Allah akan tetap peduli dan campur tangan dalam hidup umat-Nya, memberikan pertolongan, dan menyediakan apa yang mereka butuhkan. Selain itu, Allah juga berjanji untuk menaruh rasa takut akan-Nya ke dalam hati umat Israel. Ini bukan rasa takut dalam arti takut fisik atau ketakutan, melainkan rasa takut yang mengarah pada penghormatan, ketundukan, dan kepatuhan kepada Allah. Tujuannya adalah agar umat Israel tetap setia kepada-Nya dan tidak menjauh atau berbalik dari-Nya.

 

Tujuan penulis Kitab Yeremia dalam menuliskan ayat tersebut, adalah untuk memberikan pengharapan dan penghiburan kepada umat Israel di tengah-tengah masa sulit yang mereka alami. Yeremia ingin menegaskan bahwa Allah tidak akan meninggalkan umat-Nya sepenuhnya, meskipun mereka sedang menghadapi hukuman dan pembuangan. Dengan mengumumkan perjanjian kekal, Yeremia menekankan bahwa Allah tetap setia dan terikat kepada umat Israel. Meskipun umat Israel telah berbuat dosa dan menyimpang dari jalan-Nya, Allah masih berkomitmen untuk berbuat baik kepada mereka. Allah tidak akan membelakangi mereka, melainkan akan memberikan pertolongan dan kasih-Nya kepada mereka.

 

Selain itu, dengan menaruh rasa takut akan-Nya ke dalam hati mereka, Allah ingin menjaga umat Israel agar tidak menjauh atau berbalik dari-Nya. Rasa takut yang dimaksud di sini bukanlah ketakutan yang memunculkan kecemasan atau rasa takut yang salah, tetapi ketakutan yang menghasilkan penghormatan, ketaatan, dan pengabdian kepada Allah. Allah ingin umat Israel tetap dekat dengan-Nya dan hidup dalam persekutuan yang benar dengan-Nya.

 

Dengan mengungkapkan tujuan ini, Yeremia berusaha untuk menguatkan iman dan keyakinan umat Israel. Pesan ini mengingatkan mereka bahwa meskipun mereka sedang mengalami hukuman dan kesulitan, Allah masih memiliki rencana baik bagi mereka. Tujuan penulis Kitab Yeremia adalah untuk membangkitkan harapan dan dorongan spiritual di kalangan umat Israel, agar mereka tetap setia kepada Allah dan mempercayai janji-janji-Nya

 

Jika kita mendalami nas hari ini, maka kita akan menemukan beberapa refleksi, yakni:

 

Pertama, kesetiaan Allah. Pesan ini mengingatkan kita bahwa Allah adalah Allah yang setia. Meskipun umat Israel berbuat dosa dan melanggar perjanjian dengan-Nya, Allah tetap memilih untuk tidak membelakangi mereka. Hal ini memperlihatkan kasih dan kemurahan hati Allah yang tak terbatas, bahkan di tengah kesalahan dan penderitaan kita.

 

Kedua, pertolongan dan Kasih Allah. Allah berjanji untuk berbuat baik kepada umat-Nya. Ini adalah jaminan bahwa Allah tidak hanya memberikan hukuman, tetapi juga memberikan pertolongan dan kasih-Nya dalam kesulitan kita. Allah tidak hanya melihat kesalahan kita, tetapi juga memberikan rahmat dan pemulihan.

 

Ketiga, rasa takut yang benar. Allah berjanji untuk menaruh rasa takut akan-Nya ke dalam hati umat Israel. Ini bukanlah rasa takut yang memunculkan kecemasan, tetapi rasa takut yang menghasilkan penghormatan, ketaatan, dan pengabdian kepada Allah. Rasa takut yang benar membantu kita menjaga hubungan yang benar dengan Allah dan menjauhi dosa serta godaan untuk menjauh dari-Nya.

 

Keempat, pentingnya hubungan dengan Allah. Pesan ini menegaskan pentingnya menjaga hubungan kita dengan Allah. Allah ingin agar umat-Nya tetap dekat dengan-Nya dan hidup dalam persekutuan yang benar. Kita perlu memperhatikan hubungan kita dengan Allah dan tidak menjauh atau berbalik dari-Nya, tetapi memprioritaskan-Nya dalam hidup kita.

 

Kelima, pengharapan dan kepastian. Pernyataan ini memberikan pengharapan dan kepastian bahwa Allah memiliki rencana baik bagi umat-Nya. Meskipun kita mengalami kesulitan dan penderitaan, Allah tidak akan melupakan kita. Dia memiliki perjanjian kekal dengan umat-Nya dan Dia akan memenuhi janji-janji-Nya. Hal ini memberikan penghiburan dan keyakinan bahwa Allah selalu hadir dan bekerja dalam hidup kita. Karena itu, dalam refleksi ini, kita diajak untuk menghargai kesetiaan Allah, merespons kasih dan pertolongan-Nya, menjaga hubungan yang benar dengan-Nya, dan hidup dengan pengharapan dan kepastian dalam janji-janji-Nya. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “KUASA DAN OTORITAS YANG HANYA DIMILIKI OLEH ALLAH” (Markus 2:7)

  Renungan hari ini:   “KUASA DAN OTORITAS YANG HANYA DIMILIKI OLEH ALLAH”   Markus 2:7 (TB2) "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia men...