Selasa, 20 Februari 2018

Renungan hari ini: MANUSIA BUKAN HIDUP DARI ROTI SAJA

Renungan hari ini:

MANUSIA BUKAN HIDUP DARI ROTI SAJA


Matius 4:4 (TB) Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah"

Matthew 4:4 (NRSV) But he answered, "It is written, One does not live by bread alone, but by every word that comes from the mouth of God”

Pernyataan Yesus ini hendak menunjukkan bahwa manusia yang hidup tidak ditenttukan oleh makanan jasmani yang dikonsumsinya saja melainkan ada makanan rohani yang jauh lebih penting. Yesus menegaskan bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah. 

Tampaknya sabda Yesus ini sering terlewatkan. Banyak orang untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dengan berburu makanan. Makanan jasmani lebih diminati dari pada makanan rohani. Oleh karena itu, orang bekerja keras untuk memperoleh uang. Dengan dana itulah, orang lantas berburu materi termasuk makanan jasmani. Karena merasa nyaman dengan memberi makanan jasmani, akhirnya makanan rohani (Firman Allah) lebih banyak terlupakan. 

Makanan rohani itu apa saja? Makanan rohani ini antara lain Firman Tuhan sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci, mengikuti ibadah setiap minggunya, hidup mati raga seperti pantang dan puasa atau pun hidup ugahari, pengakuan dosa, dll adalah sarana-sarana rohani yang perlu bagi santapan rohani kita. 

Ketika Yesus berkata bahwa manusia hidup bukan dari roti saja melainkan dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah, maka kita dapat memastikan bahwa seluruh kebutuhan manusia dapat dikategorikan menjadi kebutuhan akan firman dan kebutuhan akan roti. Roti yang dimaksud disini tentu bermakna luas. Segala kebutuhan jasmani manusia, yaitu makan, minum, pakaian, rumah dan yang lainnya, sudah termasuk dalam pengertian roti disini. 

Manusia tidak dapat hidup dari roti saja, demikian juga manusia tidak dapat hidup dari firman saja. Manusia hanya dapat hidup normal jika kebutuhannya akan firman dan roti terpenuhi. Jika salah satu dari kebutuhannya tidak terpenuhi, maka akan terlihat gejala-gejala kurang sehat pada diri manusia. Apabila manusia mengalami kegelisahan, stress, kuatir, takut, bahkan sampai tidak bisa tidur, maka gejala ini terjadi karena kebutuhannya akan firman Tuhan kurang terpenuhi atau bahkan tidak terpenuhi sama sekali. Banyak orang menyangka jika kita mengalami kegelisahan, stress, takut, kuatir, maka itu adalah sesuatu yang normal selama kita hidup didunia ini. Orang yang berpendapat demikian kurang menyadari bahwa semua gejala itu sebenarnya adalah karena kebutuhan manusia akan firman tidak terpenuhi. Sama seperti jika manusia kekurangan roti ( gizi ) maka akan terlihat gejala-gejalanya, demikian juga jika manusia kekurangan firman Tuhan maka akan terlihat juga gejala-gejalanya seperti yang telah kita uraikan diatas. Hal ini perlu kita perhatikan. 

Oleh sebab itu, jika manusia ingin hidup normal dan berbahagia, maka ia harus memperhatikan kebutuhannya akan firman dan juga roti. Manusia harus mencari firman dan roti agar dapat hidup sehat. Sekarang masalahnya adalah, mana yang harus didahulukan ? Sebenarnya pertanyaan ini sangat mudah dijawab, karena Yesus berkata dalam Matius 6:33, “Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu “. Tetapi jika direnungkan lebih dalam lagi, maka masalahnya tidaklah begitu sederhana seperti yang kita duga. Mari kita renungkan pertanyaan-pertanyaan berikut. Apakah para pelayan Tuhan yang biasa disebut pelayan Tuhan sepenuh waktu itu, sudah mendahulukan firman dari pada roti? Bagaimana jika ia terjun keladang Tuhan, semata-mata karena ia gagal terjun dalam bidang-bidang yang lainnya. Atau mungkin ia tergerak terjun diladang Tuhan, tetapi bukankah Alkitab pernah mencatat mengenai orang-orang Farisi ( yang jika kita terapkan untuk situasi saat ini dapat dipandang sebagai orang-orang yang terjun diladang Tuhan sepenuh waktu ), namun dinyatakan sebagai hamba-hamba uang [Luk. 16:14 ]. Dan sebaliknya, bagaimana dengan orang-orang yang bekerja seharian mencari uang, namun memberi sebagian, bahkan sebagian besar uangnya untuk pekerjaan Tuhan dengan sukarela dan sepenuh hati? Siapa yang mendahulukan firman, dan siapa yang mendahulukan roti ?  

Tampaknya, hanya Tuhan yang tahu siapa dari anak-anak-Nya yang mendahulukan firman dari pada roti. Kalau kita melihat dari luar saja, kita tidak dapat mengetahui apakah orang itu mendahulukan firman atau roti. Para pelayan Tuhan sepenuh waktu, belum tentu mendahulukan firman. Demikian juga orang-orang yang bekerja didunia “sekuler”, belum tentu mengutamakan roti dalam hidupnya. Biarlah semua ini kita serahkan kepada Tuhan yang dapat menilai dengan benar. Bagian kita adalah tetap menjaga hati kita sendiri agar tetap terpaut kepada Tuhan, sebab Alkitab berkata, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah sumber kehidupan”.  (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN


Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...