Renungan hari ini:
“DEWA KEJIJIKAN”
Yesaya 66:3 (TB) "Orang menyembelih lembu jantan, namun membunuh manusia juga, orang mengorbankan domba, namun mematahkan batang leher anjing, orang mempersembahkan korban sajian, namun mempersembahkan darah babi, orang mempersembahkan kemenyan, namun memuja berhala juga. Karena itu: sama seperti mereka lebih menyukai jalan mereka sendiri, dan jiwanya menghendaki dewa kejijikan mereka"
Isaiah 66:3 (NET) "The one who slaughters a bull also strikes down a man; the one who sacrifices a lamb also breaks a dog’s neck; the one who presents an offering includes pig’s blood with it; the one who offers incense also praises an idol. They have decided to behave this way; they enjoy these disgusting practices"
Nas hari ini lebih menonjolkan “kejijikan” dari pada penyembahan. Tampaknya orang Israel menyembah TUHAN dengan segala sembelihan lembu jantan, mengorbankan domba, namun mereka membunuh manusia, dan mematahkan batang leher anjing. Tampak kemunafikan mereka di hadapan TUHAN. Seolah-oleh mereka menyembah TUHAN, namun pada dasarnya mereka menyembah “dewa kejijikan”.
Tindakan umat Israel ini menjijikkan dan kekejian di mata TUHAN. Dalam Kitab Suci Ibrani maupun Misnah, kata "kekejian" atau "kejijikan" (Ibarni: שִׁקּוּץ, shiqǔts; Inggris: abomination adalah istilah yang dikenal untuk menyebutkan "berhala", dan karenanya dianggap mempunyai aplikasi yang sama dalam Kitab Daniel, sehingga dapat sewajarnay ditafsirkan serupa dengan pada Ezra 9:1-4 "kekejian yang tidak bergerak" ("motionless abomination") atau juga "kekejian yang menjijikkan" ("appalling abomination").
Frasa "kekejian yang membinasakan" dijumpai pada tiga tempat dalam Kitab Daniel, semua dalam konteks sastra penglihatan mengenai akhir zaman (apokaliptik), yakni:
Pertama, Daniel 9:27: "Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu."
Kedua, Daniel 11:31: "Tentaranya akan muncul, mereka akan menajiskan tempat kudus, benteng itu, menghapuskan korban sehari-hari dan menegakkan kekejian yang membinasakan."
Ketiga, Daniel 12:11: "Sejak dihentikan korban sehari-hari dan ditegakkan dewa-dewa kekejian yang membinasakan itu ada seribu dua ratus dan sembilan puluh hari."
Selain pada Kitab Daniel, juga kehidupan Salomo pada masa tuanya menjijikkan bagi Allah. Pada waktu Salomo sudah tua, istri-istrinya itu mencondongkan hatinya kepada ilah-ilah lain. Mereka membuat Salomo ikut menyembah dewa-dewi mereka, sehingga sang raja tidak lagi sepenuh hati berpaut kepada Allah Israel. Tidak hanya itu, Salomo pun mendirikan tempat-tempat ibadah untuk dewa-dewi asing tersebut.
Tindakan Salomo ini merupakan tindakan yang jahat di mata Tuhan dan membuat-Nya murka. Sebagai hukuman, Tuhan akan mengoyakkan kerajaannya, dan memberikannya sebagian orang lain. Satu suku akan tetap mengikuti keluarga Daud, tetapi yang lain akan diserahkan kepada seorang hamba Salomo. Walaupun demikian, Tuhan masih mengingat kesetiaan Daud, dan hal ini membuat Dia mengurangi hukuman bagi Salomo. Hukuman itu baru akan dijatuhkan setelah Salomo tutup usia.
Salomo sudah dua kali berjumpa dengan Tuhan dalam penampakan. Namun, Salomo justru meninggalkan Tuhan dan menyembah dewa-dewi yang dibawa oleh para istrinya. Seharusnya pengalaman perjumpaan dengan Tuhan mendorong Salomo untuk setia kepada-Nya. Demikian juga, pengalaman akan Tuhan yang dialami oleh orang beriman semestinya mendorong dia untuk membina relasi dengan Allah dan setia kepada-Nya. Karena itu, hindarilah tindakan munafik sebab itu sangat menjijikkan bagi TUHAN. (rsnh)
Selamat memasuki Pebruari 2023 dan berkaryalah untuk TUHAN