Rabu, 20 Juli 2022

Renungan hari ini: “JANGAN BERBUAT CURANG, TETAPI MENGADILI DENGAN KEBENARAN” (Imamat 19:15)

 Renungan hari ini:

 

“JANGAN BERBUAT CURANG, TETAPI MENGADILI DENGAN KEBENARAN”


 

Imamat 19:15 (TB) "Janganlah kamu berbuat curang dalam peradilan; janganlah engkau membela orang kecil dengan tidak sewajarnya dan janganlah engkau terpengaruh oleh orang-orang besar, tetapi engkau harus mengadili orang sesamamu dengan kebenaran"

 

Leviticus 19:15 (NET) “You must not deal unjustly in judgment: you must neither show partiality to the poor nor honor the rich. You must judge your fellow citizen fairly"

 

Ada dua kata kunci dalam nas hari ini, yakni pertama adil dan kedua kebenaran. Kita harus adil dalam membela perkara orang kecil dan harus menghindari kecurangan bahkan jangan terpengaruh oleh orang-orang besar. Dengan berlaku adil maka kita juga tentu akan melakukan kebenaran sehingga terhindar dari segala tipu daya.

 

Keadilan dalam mitologi dilambangkan dengan beberapa gambaran. Menurut mitologi Yunani ada Dewi Themis, ia selalu membawa seperangkat timbangan yang digunakan untuk menimbang kebaikan dan keburukan seseorang sebelum memberikan masukan terakhir untuk ditentukan nasib jiwa seseorang oleh Hades masuk ke neraka atau surga. Ada juga yang sering kita lihat sehari-hari yang diambil dari mitologi Romawi, Dewi Justitia yang selalu membawa timbangan, pedang bermata dua dan dengan mata yang tertutup kain.

 

Sebagai seorang manusia, biasanya kita selalu berhitung tentang keadilan memakai timbangan. Orang itu baik menurut kita karena sering baik terhadap kita, orang itu jahat karena dia sering menyakiti kita. Banyak orang selalu berharap bahwa Tuhan juga berlaku seperti kita manusia, pada saat pengadilan khusus nanti saat kita berpulang ke rumah Bapa kebaikan kita dan kesalahan kita ditimbang dan kita berharap kita bisa masuk surga karena kebaikan kita lebih banyak daripada kesalahan kita.

 

Kebenaran [dari kata benar] dapat bermakna tindakan dan kata-kata yang jujur dan benar; sesuai dengan asas-asas yang berlaku; dan diterima secara universal oleh [hampir] seluruh umat manusia. Kebenaran juga bisa berarti ungkapan atau tindakan yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Benar dan kebenaran yang diterima secara universal tidak terpengaruh oleh sikon apapun, sehingga ada ungkapan bahwa kebenaran harus ditegakkan biarpun dunia runtuh.

 

Seringkali kebenaran hanya dimaknai dalam hubungan dengan kata-kata dan tindakan seseorang, sehingga muncul ungkapan seperti ia bertindak benar ataupun mereka berkata-kata dengan benar. Padahal, benar dan kebenaran menyangkut atau berhubungan dengan banyak hal, misalnya ajaran-ajaran agama, hukum, sosio-kultural dan iptek. Dengan itu, kebenaran selalu dihubungkan dengan ruang lingkup sikon yang mengikutinya; misalnya kebenaran hukum, kebenaran iptek, kebenaran matematis, kebenaran Ilahi, dan lain sebagainya.

 

Firman Tuhan mengungkapkan bentuk keadilan yang dikehendaki Tuhan. Kebenaran tidak ditentukan oleh lemah/kuat, miskin/kaya, kecil/besar seseorang. Kebenaran adalah kebenaran sehingga, entah orang besar ataupun orang kecil, semua harus diadili sesuai dengan standar kebenaran yang berlaku.

 

Kita memang cenderung bersimpati kepada mereka yang satu kelompok atau sama posisi dengan kita. Ketika kita masih "orang kecil", kita mempertahankan mati-matian bahwa yang lemahlah yang benar. Namun, saat kita sudah menjadi "orang besar", kita ngotot bahwa "orang besar" juga benar. Kesalahan sikap dan cara pikir yang demikian adalah karena kita mendasarkan kebenaran hanya pada kesamaannya dengan kita.

 

Mungkin kita tidak menjabat sebagai hakim tetapi apa yang kita ucapkan, lewat suara dan jari-jemari yang menghasilkan teks, juga bisa mengadili orang lain. Maka dari itu, kita perlu bijak melihat informasi, terlebih melakukan check and recheck dari berbagai sumber. Janganlah kita menuntut keadilan menurut kita masing-masing. Dalam menjalani hidup ini kita memang harus berjuang, kita harus bekerja dengan tetap semangat, tetap berjalan dalam jalan Tuhan. Karena itu, marilah kita belajar untuk bersikap adil dan benar tanpa memandang kesamaannya dengan kita. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...