Renungan hari ini:
GARAM YANG BAIK
Markus 9:50 (TB) "Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain"
Mark 9:50 (NET) "Salt is good, but if it loses its saltiness, how can you make it salty again? Have salt in yourselves, and be at peace with each other”
Garam yang baik akan bermanfaat bagi kita, tetapi garam yang tidak baik akan merusak kita. Kebaikaan dan manfaat garam telah rasakan oleh masyarakat dunia. Kegunaannya yang dirasakan oleh masyarakat membuat garam menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia, mulai dari rakyat jelata sampai kepada raja-raja dan pembesar-pembesar dunia. Namun walaupun demikian garam bukanlah hal yang mahal dan sulit ditemukan. Garam dapat ditemukan di mana-mana.
Garam memberikan cita rasa dan kenikmatan dalam setiap masakan. Dapat dibayangkan, jika di dunia tidak ada garam, maka makanan tidak punya rasa atau hambar. Semua akan menjadi hambar dan tidak sedap untuk dinikmati. Ayub berkata; "Dapatkah makanan tawar dimakan tanpa garam atau apakah putih telur ada rasanya?" (Ayb. 6:6), sebuah pertanyaan retorik yang semua orang pasti tahu jawabannya.
TUHAN Yesus berkata, "kamu adalah garam dunia..." (Mat. 5:13). Itu artinya bahwa dunia membutuhkan kita, yaitu untuk memberi kenikmatan dan cita rasa yang berbeda kepada dunia, terlarut dalam setiap aspek kehidupan, memberi pengaruh kepada masyarakat dan dunia di mana kita berada. Sebaliknya jika garam sudah tidak asin lagi, maka tidak ada gunanya selain buang dan diinjak orang (Mat. 5:3). Hal ini mengajar kita bahwa;
Pertama, kita harus menjaga agar kualitas garam itu tetap baik."... Jika garam menjadi hambar dengan apakah kamu mengasinkannya?" (Mrk. 9:50a). Tidak pernah berhenti untuk memberi rasa dan kenikmatan kepada dunia.
Kedua,kita harus tetap memiliki persediaan garam."Hendaklah kamu selalu memiliki garam dalam dirimu..." (Mrk. 9:50b). Garam yang membuat orang lain tetap merasa nyaman di tempatnya. Damai dan sejahtera (9: 50c).
Garam memang baik, Kamu memang baik! Apa jadinya jika dunia tanpa kamu? TUHAN menetapkan kamu untuk menjadi "Suplayer Garam" untuk memberi cita rasa dan kenikmatan yang berbeda kepada dunia. Jagalah baik-baik kualiatas garam kita dan jangan sampai kita kehabisan garam, karena dunia membutuhkannya dan semua orang akan mencarinya. Karena itu, jadilah menjadi garam yang baik yang memberi cita rasa bagi sesama. (rsnh)
Selamat berakhir pekan dan besok ke Gereja