Kamis, 17 Juni 2021

Renungan hari ini: “CELAKALAH ORANG YANG MENYEBUT KEJAHATAN ITU BAIK” (Yesaya 5:20)

 Renungan hari ini:

 

“CELAKALAH ORANG YANG MENYEBUT KEJAHATAN ITU BAIK”




 

Yesaya 5:20 (TB) "Celakalah mereka yang menyebutkan kejahatan itu baik dan kebaikan itu jahat, yang mengubah kegelapan menjadi terang dan terang menjadi kegelapan, yang mengubah pahit menjadi manis, dan manis menjadi pahit" 

 

Isaiah 5:20 (NET) "Those who call evil good and good evil are as good as dead, who turn darkness into light and light into darkness, who turn bitter into sweet and sweet into bitter"

 

Jika kita menyebut dan menyamakan kejahatan sama dengan kebaikan, maka kita bukan lagi manusia yang berpikir waras. Kita sudah termasuk golongan manusia yang tak beriman. Pernyataan Yesaya dalam nas hari ini merupakan sebuah pernyataan keras dan tajam sebagai peringatan untuk bangsa Israel. Sebuah pernyataan biasanya akan diikuti dengan tindakan atau dengan kata lain apa yang diucapkan akan menjadi tindakan dan selanjutnya hal itu akan menjelaskan siapa kita sesungguhnya. Anda dan saya adalah semua hal yang menyangkut tentang kekurangan dan kelebihan diri kita. 

 

Setiap manusia tidak dapat memisahkan diri dari kemauannya untuk melakukan kejahatan walaupun ada kesadaran untuk berpikir yang baik. Raja Daud berkata dia telah dilahirkan dalam kesalahan dan akan mengakhirinya dengan kematian karena kesalahan itu juga. Betapa beratnya kehidupan yang selalu diperhadapkan dengan berbagai kesukaran yang merupakan konsekuensi dari perbuatan yang tidak baik. Semua waktu yang diberikan Tuhan hampir sebahagian besar cuma dihabiskan dalam pergumulan yang melelahkan, ingin meraih mimpi sebuah kemenangan atas kesulitan-kesulitan disebabkan kejahatan. Raja Daud melewati banyak hari dalam hidupnya dengan tangisan ketika dirumahnya dia menyaksikan pemerkosaan dan pembunuhan. Masih dalam kesedihan dan kesendirian, dia dikhianati oleh sahabat-sahabatnya bahkan anaknya sendiri. Siang berganti, air matanya membasahi tempat istirahatnya sepanjang malam bagai rintik-rintik hujan yang cepat berharap akan berhenti. 

 

Boleh jadi kita sedang melihat banyak waktu hidupkita dalam perjuangan layaknya orang perang. Terus menerus kita mendapatkan diri gagal dan tidak ada kesanggupan untuk bangkit. Asal kita tahu kegagalan, keterpurukan, tekanan yang penyebabnya adalah kesalahan kita sendiri, Tuhan menginginkan sesuatu yang istimewa dalam kondisi ini untuk kita dan Tuhan sendiri. Ketika Raja Daud mengalami kejatuhan dirinya disebabkan perilakunya sendiri, Tuhan tidak berdiam diri. Dia mempercayakan Nabi Natan menemui pria anak Isai ini untuk memintanya, bertanggung jawab atas kesalahannya yang telah menyusahkan orang lain. 

 

Dengan keberanian dan kerendahan hati, di hadapan Nathan, Daud membuat pengakuan yang membuka kesempatan baginya, dibenarkan. Kesalahan adalah kesalahan, bagi Tuhan itu adalah kebenaran jika kita mau dengan rendah hati mengakui kesalahan kita di hadapan-Nya. Kebenaran dari kesalahan itulah yang Tuhan temukan dari peristiwa penyimpangan Daud. “Jika kita berkata bahwa kita tidak bersalah, maka kita menipu diri sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita maka Dia adalah setia dan adil mengampuni kita” (1 Yoh. 1:8-10). Pengampunan yang merupakan kehendak Tuhan untuk manusia hanya dapat diberikan berdasarkan pengakuan. Tuhan memerlukan alasan yang jelas terhadap apa yang akan Dia berikan. Seekor babi tidak akan menghargai emas didepan hidungnya meski benda itu berharga.

 

Demikian pula pengampunan Tuhan, hal itu akan berarti bagi sipenerima bila ada pengakuan sebagai tanda penghargaan untuk yang memberi dan yang menerima. Setiap saat kita mengerti dan mengetahui ada kecenderungan berbuat salah, apakah sengaja atau tidak. Kapan dan di mana kita berada, dosa senantiasa menampakan diri mengikuti kita untuk menyiksa, merusak dan menyengsarakan. Karena Tuhan sangat mengetahui bahaya ini, sehingga Dia memberikan solusi yang berguna bagi kita. Raja Daud hanya mempunyai suatu kekayaan yang dia simpan yaitu Tuhan harapannya. Ketika semua orang terdekat dia pergi meninggalkannya, dia mendapatkan Tuhan selalu ada didekatnya. Berapa banyak waktu hidup anda yang telah dihabiskan dalam kekcewaan dan tekanan, percayalah bagi Tuhan anda berhak memperoleh hari depan lebih baik. Tidak perlu anda menghentikan perjalanan hidup yang masih panjang yang akan membahagiakan anda dan orang terdekat yang anda cintai. Kedaulatan atas hidup anda dan bersama mereka yang anda kasihi adalah Tuhan. Karena itu, sadarailah bahwa saat kita mengakui kesalahan, kegagalan dan ketidak sanggupan di hadapan TUHAN maka kita akan mampu bangkit menatap ke depan yang penuh harapan. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...