Minggu, 28 Mei 2023

KOTBAH PENTAKOSTA II Senin, 29 Mei 2023 “KUASA ROH TUHAN TAK TERBATAS” (Bilangan 11:24-30)

 KOTBAH PENTAKOSTA II

Senin, 29 Mei 2023

 

“KUASA ROH TUHAN TAK TERBATAS”

Kotbah: Bilangan 11:24-30 Bacaan: 2 Petrus 1:16-21

 

Hari ini kita masih merayakan Pentakosta II. Dalam ibadah ini tema yang akan kita renungkan adalah “Kuasa ROH TUHAN Tak Terbatas”.  Pemberian Roh TUHAN kepada tujuh puluh orang di dalam Kitab Bilangan 11:24-30 terjadi pada masa ketika bangsa Israel berada di padang gurun setelah kebebasan mereka dari perbudakan di Mesir. Pada saat itu, bangsa Israel telah mengeluh dan mengkritik Musa karena kurangnya makanan di padang gurun. Allah berbicara kepada Musa dan mengatakan kepadanya untuk memilih tujuh puluh orang dari para tua-tua Israel, yang diakui sebagai pemimpin dan tokoh masyarakat, untuk membantu membagi tanggung jawab dalam memimpin bangsa Israel. Tujuan pemberian Roh TUHAN kepada mereka adalah agar mereka dapat membagi beban kepemimpinan dengan Musa dan membantu dalam mengatur urusan bangsa.

 

Ketika Roh TUHAN turun atas mereka, mereka mulai bernubuat. Mereka mendapatkan kuasa dan pemahaman yang diberikan oleh Roh untuk menjalankan tugas-tugas mereka sebagai pemimpin. Salah satu dari mereka bernama Eldad dan yang lain bernama Medad, tetapi mereka tidak hadir ketika Roh diturunkan. Meskipun demikian, Roh TUHAN turun atas mereka dan mereka juga mulai bernubuat di perkemahan.

 

Hal ini mengejutkan Yosua, seorang pengikut Musa yang merasa bahwa hanya mereka yang hadir dalam pertemuan khusus yang boleh bernubuat. Ia mengatakan kepada Musa agar menghentikan mereka. Namun, Musa merespons dengan penuh pengertian dan mengatakan kepada Yosua bahwa ia berharap semua orang Israel bernubuat dan menerima bagian dari Roh TUHAN. Musa mengakui bahwa ia berharap seluruh bangsa Israel menjadi nabi.

 

Pemberian Roh TUHAN kepada tujuh puluh orang ini menunjukkan kemurahan Allah dalam memberikan kuasa dan pemahaman-Nya kepada mereka untuk membantu dalam memimpin bangsa Israel. Ini juga menunjukkan bahwa kuasa Allah tidak terbatas pada satu individu saja, melainkan dapat diberikan kepada banyak orang.

 

Pemberian Roh TUHAN kepada tujuh puluh orang tersebut juga menggambarkan bahwa kepemimpinan dalam komunitas haruslah berdasarkan kuasa dan inspirasi Roh TUHAN, bukan semata-mata pada satu individu. Hal ini mengajarkan pentingnya kerja sama dan pembagian tanggung jawab dalam memimpin dan melayani umat Allah.

 

Dalam Bilangan 11:24-30, pernyataan bahwa "kuasa Roh TUHAN tak terbatas" merujuk pada kenyataan bahwa kuasa dan pemahaman yang diberikan oleh Roh TUHAN tidak terbatas pada satu individu atau kelompok tertentu. Allah mampu memberikan kuasa-Nya kepada siapa pun yang Dia kehendaki dan dalam jumlah yang Dia kehendaki.

Dalam konteks tersebut, Musa meminta Allah untuk mengurangi beban kepemimpinannya karena tidak dapat mengatasinya sendiri. Allah menjawab permohonan Musa dengan mengarahkan dia untuk memilih tujuh puluh orang yang akan menerima kuasa Roh TUHAN. Ketika Roh turun atas mereka, mereka mulai bernubuat dan mengalami kuasa dan pemahaman yang diberikan oleh Roh.

 

Pernyataan bahwa kuasa Roh TUHAN tak terbatas mengajarkan kita tentang kedalaman kuasa Allah yang tidak terbatas dan kemurahan-Nya dalam memberikan kuasa-Nya kepada siapa pun yang Dia pilih. Tidak ada batasan geografis, sosial, atau budaya dalam pemberian kuasa Roh TUHAN. Allah dapat memilih siapa pun, kapan pun, dan di mana pun Dia kehendaki untuk menunjukkan kuasa-Nya melalui orang-orang yang menerima kuasa Roh tersebut.

 

Hal ini juga mengingatkan kita untuk tidak membatasi pemahaman kita tentang cara Allah bekerja atau siapa yang Dia pilih untuk menggunakan. Kuasa Roh TUHAN melampaui pemahaman manusia dan bisa muncul di luar harapan kita. Oleh karena itu, kita perlu memiliki keterbukaan hati dan rendah hati untuk menerima dan menghormati karya Roh dalam hidup orang lain.

 

Pernyataan bahwa kuasa Roh TUHAN tak terbatas juga mengajak kita untuk mengandalkan Allah sepenuhnya dalam pelayanan kita. Ketika kita menyadari bahwa kuasa dan pemahaman kita terbatas, kita perlu mengandalkan dan menghargai kuasa Roh TUHAN yang tidak terbatas. Allah memiliki rencana dan cara-Nya sendiri untuk memimpin dan menggunakan orang-orang-Nya dalam pelayanan-Nya. Dalam konteks Bilangan 11:24-30, pernyataan bahwa kuasa Roh TUHAN tak terbatas memperlihatkan betapa luar biasa Allah dalam memberikan kuasa-Nya kepada banyak orang, memperluas kepemimpinan, dan menunjukkan kemurahan serta kedalaman kuasa-Nya yang tak terbatas.

 

Pertanyaan kita adalah apa maksud dan tujuan pemberian Roh TUHAN kepada tujuh puluh orang itu? Ada beberapa maksud dan tujuan pemberian roh TUHAN itu kepada mereka, yakni:

 

Pertama, untuk membantu Musa dalam memimpin. Pemberian Roh TUHAN kepada tujuh puluh orang bertujuan untuk membantu Musa dalam memimpin bangsa Israel. Tugas kepemimpinan yang begitu besar dan berat melebihi kapasitas Musa seorang diri. Dengan adanya tujuh puluh orang ini yang juga menerima kuasa Roh TUHAN, beban kepemimpinan dapat dibagi dan ditanggung bersama.

 

Kedua, untuk membantu dalam mengatur urusan bangsa. Dengan pemberian Roh TUHAN kepada tujuh puluh orang, mereka diberikan pemahaman dan kekuatan untuk menjalankan tugas-tugas administratif dan organisasi dalam mengatur urusan bangsa Israel di padang gurun. Mereka dapat membantu Musa dalam menjaga ketertiban, menyelesaikan masalah, dan mengambil keputusan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari bangsa tersebut.

 

Ketiga, untuk memperkuat legitimasi pemimpin. Pemberian Roh TUHAN kepada tujuh puluh orang juga bertujuan untuk memperkuat legitimasi dan otoritas pemimpin di mata bangsa Israel. Dengan menerima kuasa dan pemahaman dari Roh TUHAN, mereka diberikan tanda nyata bahwa mereka adalah pilihan Allah dan ditunjuk sebagai pemimpin yang sah. Hal ini memperkuat posisi mereka di hadapan bangsa dan memberikan keyakinan bahwa mereka adalah wakil Allah.

 

Keempat, untuk menginspirasi dan mendorong kesatuan. Pemberian Roh TUHAN kepada tujuh puluh orang juga memiliki tujuan untuk menginspirasi dan mendorong kesatuan di antara bangsa Israel. Ketika Roh TUHAN turun atas mereka, mereka mulai bernubuat dan menyatakan pesan-pesan yang berasal dari Allah. Hal ini dapat membangkitkan semangat dan kepercayaan bangsa Israel serta mengingatkan mereka akan peran dan panggilan mereka sebagai umat Allah yang dipilih.

 

Kelima, untuk mengajarkan pentingnya kerendahan hati dan kerja sama. Reaksi Musa terhadap Eldad dan Medad yang juga menerima Roh TUHAN meskipun tidak hadir dalam pertemuan khusus menunjukkan pentingnya kerendahan hati dan kerja sama dalam penerimaan kuasa Roh. Musa menyambut dan mengakui bahwa ia berharap seluruh bangsa Israel menjadi nabi. Ini mengajarkan pentingnya kerja sama, saling menghormati, dan mengakui bahwa kuasa Roh TUHAN tidak terbatas pada satu individu saja, melainkan dapat diberikan kepada banyak orang. Secara keseluruhan, pemberian Roh TUHAN kepada tujuh puluh orang di Bilangan 11:24-30 bertujuan untuk memperkuat kepemimpinan, mengatur urusan bangsa, memperkuat legitimasi pemimpin, menginspirasi kesatuan, dan mengajarkan kerendahan hati dan kerja sama di antara bangsa Israel.

 

RENUNGAN

 

Apa yang perlu kita renungkan dalam merayakan  Pentakosta II ini? Ada beberapa hal yang perlu kita renungkan, yakni:

 

Pertama, keberagaman penerimaan kuasa Roh. Tujuh puluh orang yang dipilih oleh Musa untuk menerima kuasa Roh TUHAN mewakili keragaman dalam pelayanan. Roh TUHAN tidak terbatas pada satu individu atau kelompok tertentu, tetapi dapat diberikan kepada siapa pun yang Allah kehendaki. Hal ini mengajarkan kita untuk tidak membatasi atau mempersempit pemahaman kita tentang siapa yang Allah dapat pakai atau berikan kuasa-Nya.

 

Kedua, kerja sama dalam kepemimpinan Pemberian Roh TUHAN kepada tujuh puluh orang adalah untuk membagi beban kepemimpinan dengan Musa. Ini mengajarkan pentingnya kerja sama dalam kepemimpinan dan membagi tanggung jawab. Tidak ada satu individu yang mampu menangani segala hal dengan sendirinya. Kepemimpinan yang efektif membutuhkan kolaborasi dan partisipasi dari orang-orang yang memiliki kuasa Roh TUHAN.

 

Ketiga, penghargaan terhadap pemimpin lain. Ketika Eldad dan Medad menerima kuasa Roh TUHAN meskipun tidak hadir dalam pertemuan, Musa merespons dengan penuh pengertian dan kegembiraan. Hal ini mengajarkan kita untuk menghargai dan mendukung pelayanan orang lain yang mungkin berbeda dengan kita. Kita tidak boleh iri hati atau merasa terancam ketika orang lain juga mengalami kuasa dan berbuah dalam pelayanan mereka.

 

Keempat, kerendahan hati dalam penerimaan kuasa Roh. Musa mengungkapkan keinginannya agar seluruh bangsa Israel menjadi nabi. Ini menunjukkan kerendahan hati dan keyakinan bahwa kuasa Roh TUHAN dapat diberikan kepada siapa pun, tanpa memandang status atau posisi sosial. Kita juga perlu merenungkan kerendahan hati dalam menerima kuasa Roh dan membiarkan Roh bekerja dalam hidup kita tanpa terhalang oleh keegoisan atau ambisi diri.

 

Kelima, pentingnya penghargaan terhadap kuasa Roh. Ketika Roh TUHAN turun atas tujuh puluh orang, mereka mulai bernubuat dan menyampaikan pesan-pesan Allah. Hal ini menegaskan pentingnya menghargai dan mematuhi kuasa Roh yang bekerja dalam diri orang lain. Kita perlu menghormati dan menghargai ungkapan-ungkapan rohani yang mungkin berbeda dari apa yang kita alami sendiri. Secara keseluruhan, pemberian Roh TUHAN kepada tujuh puluh orang mengajarkan kita tentang keragaman pelayanan, kerja sama dalam kepemimpinan, penghargaan terhadap pemimpin lain, kerendahan hati dalam penerimaan kuasa Roh, dan pentingnya penghargaan terhadap kuasa Roh dalam pelayanan orang lain. Karena itu, terimalah kuasa Roh TUHAN yang tak tebatas itu dalam diri setiap orang. (rsnh)

 

Selamat Merayakan Pentakosta II dan menimkati Lawatan TUHAN bagi kita semua

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...