Jumat, 13 September 2019

Renungan hari ini: MENGAPA TAKU?

Renungan hari ini: 

MENGAPA TAKU?



Matius 8:26 (TB) Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali" 

Matthew 8:26 (NET) But he said to them, “Why are you cowardly, you people of little faith?” Then he got up and rebuked the winds and the sea, and it was dead calm” 

Mengapa takut? Itu pertanyaan Yesus menghadapi kepanikan murid-murid-Nya. Para murid mengalami ketakutan yang luar biasa dalam perjalanan mereka sekonyong-konyong datanglah angin ribut mengamuk di danau. Ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan. Maka datanglah murid-murid dengan begitu cemas membangunkan Dia. Mereka kuatir apabila angin taufan itu akan membiasakan mereka semua. Yesus yang segera bangun berkata kepada para murid, “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?” Lalu Yesus menghardik angin dan danau, maka teduhlah danau seketika itu juga.

Hidup dalam Tuhan bukan artinya kita terbebas dari segala macam masalah. Saat berjalan dengan Tuhan sekalipun, “angin ribut” bisa saja secara mendadak turun ke atas kita, orang percaya. Seperti yang dialami oleh murid-murid Yesus saat mereka berada di dalam perahu. Hanya apakah reaksi kita akan sama dengan reaksi para murid yang menjadi sangat panik dan ketakutan, sekalipun Yesus berada dalam satu perahu dengan mereka.

Hal ini ternyata tidak jarang dialami orang percaya bukan? Ketika mengalami permasalahan mereka cenderung panik dan menjadi takut, padahal Yesus bersama dan ada di dekat mereka. Banyak orang percaya yang lebih terpengaruh dengan situas yang dilihat dan dialaminya dan menjadi terpaku oleh semuanya itu. Bahkan keberadaan Yesus menjadi begitu tidak terlihat. Inilah yang dikatakan kondisi iman “kurang percaya,” seperti yang dikatakan Yesus terhadap para murid.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita hari ini. Ada orang-orang percaya yang memiliki kondisi iman yang disebut kurang percaya (Yun. Oligopistos), yang artinya iman yang kecil. Kurang percaya berbeda dengan tidak percaya. Orang yang tidak percaya, jelas tidak memiliki iman sama sekali. Orang yang kurang percaya akan terlihat dari respon-responnya yang menunjukkan sikap ketidakbergantungan penuh kepada Tuhan. Kebersamaan seseorang dan keterlibatannya dengan berbagai aktifitas tentang Yesus tidaklah menjadi jaminan bahwa ia memiliki kematangan iman.

Disini kita akan memahami pentingnya orang percaya harus terus membangun dan memperbesar imannya, karena orang yang kecil imannya akan: 

Pertama, sulit mengikuti visi Tuhan dengan baik dalam hidupnya (Mat. 8:25).  Murid-murid menjadi panik dan merasa dengan banyaknya air yang masuk ke dalam perahu, maka perahu akan segera tenggelam dan hidup mereka akan segera berakhir. Tidakkah mereka menyadari bahwa Yesuslah yang menyuruh mereka naik ke dalam perahu dan menyuruh mereka pergi ke seberang? (Mrk. 4:35). Yesus selalu memiliki tujuan yang pasti. Yesus memiliki arah dan tujuan yang jelas kemana pun Ia pergi. Bahkan Ia tahu persis apa yang harus Ia lakukan di bumi dan dengan cara apa Ia mengakhiri pelayanan-Nya.

Kemanapun Yesus bergerak, jelas sekali bahwa Ia dituntun oleh visi Kerajaan Sorga. Inilah yang menjadi panduan dan arah langkah kaki Yesus. Sehingga ketika Ia mengajak murid-murid naik ke dalam perahu untuk pergi ke seberang, jelas sekali Ia memiliki tujuan yang pasti. Ada perkara penting yang Ia harus lakukan di seberang danau sana. Berbeda dengan para murid yang tidak memiliki arah tujuan hidup yang jelas. Begitu angin taufan mengamuk dan air danau mulai memenuhi perahu mereka, maka mereka segera menyangka sampai di situlah akhir perjalanan hidup mereka. Tuhan memiliki sebuah kompas penunjuk arah bagi umat-Nya yang bernama GPS (God’s Positioning System),butuh iman yang penuh untuk dapat membaca dan mengikutinya.

Kedua, sulit menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya penguasa dalam hidupnya. (Mat. 8:27).  Dari perkataan yang diucapkan oleh murid-murid Yesus ini jelas sekali kalau mereka belum tahu persis siapa dan apa yang bisa dilakukan Yesus. Seandainya mereka mengenal siapa Yesus, maka sepatutnya mereka tidak menjadi kuatir dan panik dalam keadaan apapun. Orang yang kuatir adalah orang yang melihat sesuatu lebih besar daripada seharusnya, bahkan lebih besar dari Tuhan yang seharusnya ia percayai. Orang yang kuatir adalah orang yang fokus utamanya lebih kepada kebutuhan hidupnya.

Apabila kebutuhan hidupnya terpenuhi, maka tenanglah ia. Namun ketika kebutuhan hidupnya tidak terpenuhi, maka paniklah ia. Iman yang kecil mudah untuk dikuasai oleh sesuatu yang dianggapnya lebih besar dari yang seharusnya. Murid-murid panik, karena mereka melihat angin taufan yang menerpa mereka lebih besar daripada Yesus yang sedang tertidur. Artinya, orang yang kecil imannya mudah terpesona oleh apa saja yang dapat menggentarkan hidupnya. Karena itu, marilah terus membangun dan memperbesar iman kita dengan terus terkoneksi dengan Kristus dan kebenaran-Nya. (rsnh)

Selamat berakhir pekan dan besok ke Gereja

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...