Jumat, 11 Oktober 2024

Renungan hari ini: “BERSERU KEPADA TUHAN DENGAN HATI YANG PENUH HARAPAN” (Mazmur 109:26)

 Renungan hari ini:

 

“BERSERU KEPADA TUHAN DENGAN HATI YANG PENUH HARAPAN”


 

Mazmur 109:26 (TB2) "Tolonglah aku, ya TUHAN, Allahku, selamatkanlah aku sesuai dengan kasih setia-Mu" 

 

Psalms 109:26 (NET) "Help me, O Lord my God! Because you are faithful to me, deliver me!"

 

Dalam nas hari ini, pemazmur berseru kepada Tuhan dengan hati yang penuh harapan. Dia tidak hanya meminta pertolongan, tetapi juga menyandarkan dirinya pada kasih setia Tuhan yang tak pernah berubah. Ini mengajarkan kepada kita bahwa dalam keadaan apa pun—baik saat dikelilingi oleh tekanan hidup, difitnah, atau menghadapi kesulitan—yang paling penting adalah kita tetap mengarahkan pandangan kepada Tuhan.

 

Permohonan “Tolonglah aku, ya Tuhan, Allahku” menunjukkan pengakuan akan keterbatasan manusia dan kebergantungan sepenuhnya pada kuasa Tuhan. Kata "selamatkanlah aku sesuai dengan kasih setia-Mu" adalah keyakinan bahwa pertolongan Tuhan bukan karena kebaikan kita, tetapi karena kasih setia-Nya yang tak berkesudahan. Kasih setia ini bukan sekadar rasa kasihan, tetapi juga sebuah janji perlindungan yang telah dinyatakan Tuhan sejak dahulu kala kepada umat-Nya.

 

Saat menghadapi pergumulan, seringkali kita merasa putus asa atau sendirian, tetapi ayat ini mengingatkan kita bahwa kita punya Allah yang penuh kasih setia dan setia untuk menolong. Biarlah permohonan pemazmur ini menjadi doa kita juga: mengakui kelemahan kita dan memohon pertolongan dari Tuhan yang setia, yakin bahwa Ia akan menolong kita sesuai dengan kehendak dan kasih-Nya yang sempurna.

 

Apa yang perlu direnungkan dari nas hari ini? Mazmur 109:26 adalah sebuah seruan dari hati yang berada di tengah penderitaan dan tekanan. Pemazmur mengungkapkan rasa ketidakberdayaannya dengan memohon kepada Tuhan, "Tolonglah aku, ya TUHAN, Allahku, selamatkanlah aku sesuai dengan kasih setia-Mu." Ada beberapa poin penting yang dapat kita renungkan dari ayat ini:

 

Pertama, kerendahan hati di hadapan Tuhan. Pemazmur mengakui bahwa dia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Ini adalah sikap yang perlu kita miliki, yakni pengakuan akan keterbatasan kita dan kebergantungan mutlak pada Tuhan. Memohon pertolongan berarti kita menyadari bahwa kita membutuhkan Dia di atas segalanya. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali mencoba mengandalkan kekuatan dan hikmat kita sendiri. Namun, ayat ini mengingatkan bahwa pertolongan sejati hanya datang dari Tuhan.

 

Kedua, pengharapan pada Kasih Setia Tuhan. Permintaan pemazmur untuk diselamatkan "sesuai dengan kasih setia-Mu" menegaskan bahwa Tuhan menolong bukan berdasarkan apa yang kita perbuat, melainkan karena kasih setia-Nya. Ini berarti pertolongan Tuhan tidak didasarkan pada seberapa layak atau tidak layaknya kita, tetapi semata-mata pada sifat Tuhan yang penuh kasih dan setia. Ini membawa penghiburan karena kasih setia Tuhan tidak bergantung pada kondisi kita, melainkan adalah bagian dari karakter-Nya yang kekal.

 

Ketiga, doa sebagai jalan untuk mendekat. Seruan “Tolonglah aku” adalah contoh bahwa doa merupakan sarana untuk membawa kegelisahan, kekhawatiran, dan pergumulan kita kepada Tuhan. Dalam setiap situasi yang kita hadapi, penting untuk membawa semuanya di hadapan-Nya dengan penuh keyakinan bahwa Ia peduli dan berkuasa untuk memberikan pertolongan.

 

Keempat, keyakinan akan keselamatan yang pasti. Ketika pemazmur meminta pertolongan Tuhan, dia melakukannya dengan penuh keyakinan bahwa Tuhan akan menyelamatkannya. Ini adalah undangan bagi kita untuk mempercayai Tuhan dalam setiap situasi, yakin bahwa meskipun keadaan kita tidak berubah seketika, Tuhan hadir dan bekerja dengan cara-Nya sendiri yang penuh hikmat. Karena itu, ayat ini mengajarkan bahwa saat berada dalam pergumulan, kita tidak perlu malu untuk mengakui kebutuhan kita akan Tuhan. Bahkan, itulah yang seharusnya kita lakukan—berseru kepada-Nya, memohon pertolongan-Nya, dan berharap sepenuhnya pada kasih setia-Nya yang tidak pernah gagal. (rsnh)

 

Selamat berakhir pekan dan besok kita beribadah kepada TUHAN

Renungan hari ini: “MENJAGA PERDAMAIAN DAN TIDAK MENGHIDUPKAN KEMBALI KONFLIK MASA LALU” (Kejadian 45:24)

  Renungan hari ini:     “MENJAGA PERDAMAIAN DAN TIDAK MENGHIDUPKAN KEMBALI KONFLIK MASA LALU”   Kejadian 45:24 (TB2) Kemudian ia melepas sa...