Renungan hari ini:
“KASIH SAYANG TERHADAP SESAMA”
Ayub 6:14 (TB) "Siapa menahan kasih sayang terhadap sesamanya, melalaikan takut akan Yang Mahakuasa"
Job 6:14 (NET) “To the one in despair, kindness should come from his friend even if he forsakes the fear of the Almighty"
Kasih sayang kepada sesama itu tidak perlu ditahan-tahan, sebab jika kita menahan-nahannya sama artinya kita melalaikan takut akan Yang Mahakuasa. Kesaksian hidup ini kita pelajari dari kisah Ayub. Kita paham betul kisah Ayub yang dalam penderitaan berat, ia mendapati sahabatnya mulai menjatuhkan dia. Bukannya memberikan nasihat atau masukan yang baik, sahabat-sahabatnya justru meninggalkan dia. Tidak jarang persahabatan diakhiri dengan putusnya hubungan akibat perbedaan pendapat atau hilangnya kepercayaan satu dengan yang lain. Namun demikian, saat persahabatan di bangun di atas dasar kasih yang kuat maka eratnya layaknya seorang saudara (Ams. 17:17).
Rasa kasih sayang terhadap sesama ini biasanya akan muncul kuat saat kita berada di rantau orang. Biasanya yang satu kampung, satu marga, berkumpul untuk saling menguatkan, mendorong satu sama lainnya. Dalam kelompok ini akan terjadi saling menopang dalam pertumbuhan iman, saling menguatkan di dalam doa-doa bahkan saling berbagi kasih dengan berkumpul bersama seperti liburan atau hangout bersama. Hari-hari ini membangun komunitas tidaklah sulit, tapi untuk sungguh-sungguh bertahan dalam komunitas dan semakin bertumbuh saling menopang dan memperhatikan memerlukan kesamaan visi-misi, bahkan seringkali dalam keadaan yang sama.
Hubungan yang dekat dan saling mengenal dengan sesama dapat terjalin jika ada kasih persahabatan di antara kita. Kitab Suci menuliskan, "Siapa menahan kasih sayang terhadap sesamanya, melalaikan takut akan Yang Mahakuasa (Ayb. 6:14). Tuhan memerintahkan kita untuk saling menanggung beban sesama! Kita disuruh untuk "nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan" (1 Tes. 5:11).
Masing-masing dari kita akan mengalami kesukaran dan rasa sakit. Nyeri adalah alat penyama yang hebat. Itu menyamakan siapa pun kita: kaya atau miskin, tua atau muda. Setiap orang akan menghadapi masalah. Itulah mengapa kelompok doa begitu penting. Kitab Suci menuliskan, "Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus" (Gal. 6: 2).
Setiap orang membutuhkan sahabat yang bersedia mendampingi di samping kita, baik di kala susah maupun suka. Sahabat sejati adalah sahabat yang punya kerelaan menemani kita di segala keluh kesah kita. Kita harus menghindari persahabatan yang semu, persahabatan karena motivasi yang tidak baik. Persahabatan itu harus saling mengerti, mengasihi, dan menyayangi. Jika kita menahan-nahan kasih kita kepada orang lain, maka kita sedang mengabaikan Yang Mahakuasa. Janganlah kiranya kita menahan kebaikan, atau bahkan hanya peduli pada dirinya sendiri. Kiranya dengan eratnya kasih dalam persaudaraan, membuat kita semakin hidup sebagai seorang yang percaya kepada Yesus, sebab di dapati kasih-Nya mengalir dari dalam kita kepada sesama kita. Karena itu, jalinlah persahabatan yang sejati dengan sesama kita manusia sebagai bukti bahwa kita memuliakan Allah Yang Mahakuasa. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN