Renungan hari ini:
SUKA MELAKUKAN KEHENDAK TUHAN
Mazmur 40:9 (TB) “Aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku"
Psalms 40:8 (NET) "I want to do what pleases you, my God. Your law dominates my thoughts”
Melakukan kehendak TUHAN menjadi kessukaan pemazmur. Hal ini didasarkan dari apa yang diterima pemazmur dari TUHAN. TUHAN begitu memperhatikan hidupnya, menolong dan menyertainya dalam setiap pergunulan hidupnya. Dari pengalaman itu pemazmur berkomitmen untuk melakukan kehendak TUHAN dan meletakkan Taurat TUHAN ada di dalam dadanya.
Jika kita melihat apa sebenarnya yang dikehendaki TUHAN adalah juga termasuk dalam Taurat atau kesepuluh Firman sebagai ringkasan, tertulis dan tidak hanya disampaikan secara lisan (Kel. 20:1; 34:1, 27) kepada orang Israel dengan persantaraan Musa. Dinyatakan pula bahwa berdasarkan firman ini TUHAN mengadakan perjanjian dengan Musa dan dengan Israel (Kel. 34:27; Ul. 5:1-3) dan menjadi landasan hidup untuk diperhatikan, ditaati dan dilakukan dengan setia (lih. Ul. 5:1; 6:1-9). Bagi pemazmur melakukan kehendak TUHAN itu terangkum dalam Kesepuluh Hukum TUHAN itu. Itu sebab dia berkata bahwa Taurat TUHAN itu ada di dalam dadanya. Di dalam dadanya berarti isi dari Taurat TUHAN itu dihayati dan dilakukannya dalam kehidupannya sehari-hari.
Kesepuluh firman itu terdiri dari dua bagian. Yang pertama, dalam hubungan dengan TUHAN (Ul. 6:5) dan yang kedua dalam hubungan dengan sesama manusia (Im. 19:18b). Ringkasan kesepuluh Firman itu berisi kehendak TUHAN disebut Hukum Kasih (lih. Mat .22:37-40). Pemazmur menyatakan semua itu ada dalam dadanya dan dia suka melakukannya (ay. 9).
Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimanakah mewujudnyatakan Hukum TUHAN itu dalam kehidupan kita sehari-hari? Tentu jawabannya adalah bagaimana kita memberlakukan kasih TUHAN dalam kehidupan kita. Misalnya saja, siapakah sesama manusia itu? Ketika ditanyai oleh seorang ahli Taurat, Yesus menjawab dengan menekankan kedua hukum Kasih itu untuk dijalankan (Luk. 10:30-37). Tuhan balik bertanya "Siapakah diantara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu? (Luk.10:36). Didunia ini orang acap kali mendirikan tembok-tembok pemisah, tidak terkecuali orang beragama. Pemazmurpun ingin mengadakan pembalasan terhadap orang yang berniat jahat terhadapnya, padahal ia harapkan dikasihani TUHAN (Mzm. 41:11). Namun hal itu tidak dilakukannya melainkan dia lebih sukan memberlakukan kehendak TUHAN yakni menjadi sesama bagi manusia. Menjadi sesama yang berbelas-kasihan adalah wujud damai sejahtera. Karena itu, lakukanlah kehendak TUHAN dengan mewujudnyatakan hukum Kasih di dalam hubungan kita dengan sesama. (rsnh)
Selamat berakhir pekan dan besok ke Gereja