Kamis, 09 September 2021

Renungan hari ini: “YESUS DATANG BUKAN MENGHAKIMI DUNIA MELAINKAN MENYELAMATKANNYA” (Yohanes 12:47)

 Renungan hari ini:

 

“YESUS DATANG BUKAN MENGHAKIMI DUNIA MELAINKAN MENYELAMATKANNYA”





 

Yohanes 12:47 (TB) "Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya"

 

John 12:47 (NET) "If anyone hears my words and does not obey them, I do not judge him. For I have not come to judge the world, but to save the world"

 

Nas hari ini hendak menjelaskan dua kata yang saling bertolak belakang, yakni kata “menghakimi” dan “menyelamatkan”. Untuk lebih memahami nas ini ada baiknya kita juga membaca Yohanes 3:17 dan Yohanes 9:39. Jika dilihat dari kata "tidak menghakimi" dan "untuk menghakimi" kelihatannya ayat-ayat di atas memang bertentangan. Apalagi dalam semua ayat itu berasal dari kata dasar yang sama yaitu krino”. Maka untuk mengartikannya kita harus memahami konteks yang dibicarakan.

 

Kata krino” makna utamanya adalah memisahkan antara yang baik dan yang jahat, yang benar dan yang salah, dari suatu opini melalui bukti-bukti dan pengujian. Namun adakalanya mengandung makna opini negatif berdasarkan anggapan atau penilaian sepihak, mencela. Kata ini juga bermakna: meminta keadilan, menghakimi, dan menjatuhkan vonis/ hukuman. Kata ini digunakan baik untuk Allah, maupun untuk diri sendiri, ditujukan kepada pihak lain, atau kepada diri sendiri. 

 

Krino” memiliki arti yang amat luas, dan dari kata ini terdapat macam-macam bentuk, misalnya ada "anakrinô", memeriksa, menilai, menyelidiki, mengeritik, menghakimi, ada lagi “diakrinô", memisahkan, membuat perbedaan (membedakan, berselisih pendapat, menganggap (asumsi), menguji. Ada lagi "egkrinô”,arti membuat perhitungan, secara konseptual berarti menghakimi kelayakan seseorang untuk bergabung dalam suatu kelompok. Ada juga "katakrinô", menghukum, menjatuhi hukuman, menghakimi, menyalahkan, dan lain-lain.

 

Maka jika kita memandang bahwa Yohanes 3:17; 12:47 bertentangan dengan Yohanes 9:39 perlu koreksi lebih lanjut. Maksud Yohanes 3:17; 12:47 jelas bahwa kata krino menjadi lawan kata dari kata “sozo”(menyelamatkan).

 

Mari kita kontraskan krino dengan kata “sozo” (menyelamatkan). Secara konteks apabila kata krinodikontraskan dengan sozo”maka tentu kata krino tersebut bermakna menghakimi/menghukum/menjatuhkan vonis (hukuman). 

 

Sekarang bandingkan dengan Yohanes 9:39, Kata YESUS: "Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi (KRIMA), supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta." Kata yang diterjemahkan "menghakimi" adalah kata Yunani “krima”  yang walaupun juga berasal dari kata dasar krino. Namun apakah makna krino ini bermakna "menghakimi/menghukum/menjatuhkan vonis (hukuman)"? 

 

Secara konteks tidak! Kata krino dalam konteks ayat ini bermakna: menilai/ memisahkan/membedakan. 

 

Untuk menguji kebenaran makna "menilai/memisahkan/membedakan" untuk kata krino pada Yohanes 9:39 ini kita harus membaca ayat-ayatnya lebih lengkap satu perikop dan kita akan memahami maksudnya yang sesuai dengan konteks ayat tersebut (Yoh. 9:1-41 - Orang buta sejak lahirnya). Perikop ini mengisahkan tentang seorang buta sejak lahirnya, Yesus oleh belas kasihan-Nya menyembuhkan si orang buta ini sejak lahirnya pada hari Sabat. Yesus yang kita tahu dapat menyembuhkan hanya dengan berfirman saja, namun agaknya pada hari Sabat ini Ia sengaja melakukan suatu perkerjaan "mengaduk tanah yang dicampur dengan ludah-Nya."

 

Aktivitas mengaduk-aduk tanah, diasumsikan sebagai suatu pekerjaan yang dilarang pada hari Sabat. Orang Farisi tidak peduli dan sama sekali tidak bersuka cita atas kesembuhan yang diterima oleh si orang buta, sebaliknya orang-orang Farisi mempersoalkan legalisme agamawi, menuduh bahwa Yesus melanggar Sabat karena melakukan "pekerjaan" di hari Sabat.

 

Orang-orang Farisi juga memperdebatkan kesaksian dari si orang buta yang telah disembuhkan itu. Orang-orang Farisi mempersoalkan "darimana Yesus datang" (merujuk kepada sosok Mesias yang dinantikan). Si orang buta membela kesaksiannya bahwa sosok Yesus yang sedang dipersoalkan itu telah memberi dia kesembuhan (9:30). Namun kesaksian si orang buta yang telah sembuh ini dimentahkan oleh orang-orang Farisi dengan tuduhan bahwa ia lahir buta karena ia lahir di dalam dosa (9:34), dan kemudian orang-orang Farisi itu mengusir dia keluar.

 

Ayat 35-41: Pada bagian terakhir, adalah letak pokok pengajarannya mengenai suatu paradoks "Pengelihatan orang buta versus kebutaan orang-orang yang melihat." Kisah ini masih harus diselesaikan, karena iman orang buta yang disembuhkan itu belum lengkap, dan Tuhan Yesus belum menarik kesimpulan yang menguraikan keadaan hati orang-orang Farisi yang mempersoalkan tindakan Yesus Kristus.

 

 

Pada ayat 35, Tuhan Yesus menemui si orang buta yang telah sembuh ini dan berkata "percayakah engkau"?Tuhan Yesus dalam hal ini hendak meneguhkan imannya. Pada ayat 36 si mantan orang buta ini bertanya "Siapakah Dia, Tuan? Supaya aku dapat percaya kepadanya." Si mantan orang buta ini belum pernah melihat Tuhan Yesus, tetapi ia mengingat suara-Nya yang sedang berbicara dengan dia. Yesus memberi jawaban yang sangat indah: "Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!" (ay. 37). Si mantan orang buta ini tentu saja bersuka cita, Tuhan Yesus menyatakan bahwa Dialah yang harus dipercayai. Dan dengan spontan dia menjawab "Aku percaya, Tuhan!" Lalu ia sujud menyembah-Nya (ay. 38). Apa yang dilakukan si mantan orang buta ini sungguh luar biasa, di dalam budaya Yahudi hanya Tuhan Allah yang boleh disembah (ayat ini satu-satunya di dalam Injil Yohanes yang mencatat Yesus disembah). Si mantan orang buta tidak hanya dicelikkan mata jasmaninya melainkan juga mata rohaninya, ia seketika itu dapat melihat Allah yang inkarnasi di bumi!

 

Ayat 39, dalam bagian ini Tuhan Yesus meringkaskan seluruh peristiwa yang dicatat dalam pasal 9 ini. Ternyata penyembuhan orang buta sejak lahir serta perdebatannya dengan orang-orang Farisi, merupakan perumpamaan yang nyata. Atau suatu perumpamaan yang menjadi nyata, yang menyatakan perbedaan antara orang yang menjadi percaya dan orang yang menolak untuk percaya. Sesuai dengan gelarNya bahwa Yesus Terang Dunia (ay. 5), Ia telah memberi terang bagi si orang buta. Penyembuhan yang dilakukan-Nya ini menyatakan bahwa Allah sungguh telah datang di dunia.

 

Pada dasarnya kata "menghakimi" pada ayat ini berarti "membedakan, memisahkan." Tuhan Yesus datang ke dunia ini untuk membedakan orang-orang yang seperti si orang buta yang menjadi percaya dan orang-orang yang mengeraskan hati untuk menolak kebenaran yang nyata. "Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta." Kata-kata ini menjadi suatu kiasan dari keadaan yang dicatat dalam Yohanes pasal 9. Tuhan Yesus memakai istilah "buta" dalam artian "sesat," dan istilah "melihat" dalam artian mereka yang mau ditolong sehingga melihat kebenaran untuk memperoleh keselamatan. Karena itu, kedatangan Yesus ke dunia ini bukan hendak menghakimi dunia, melainkan hendak memisahkan orang percaya dan tidak percaya kepada-Nya. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...