Selasa, 18 Juli 2023

Renungan hari ini: “TANPA IMAN TAK MUNGKIN BERKENAN KEPADA ALLAH” (Ibrani 11:6)

 Renungan hari ini:

 

“TANPA IMAN TAK MUNGKIN BERKENAN KEPADA ALLAH”



Ibrani 11:6 (TB2) "Namun, tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab siapa yang datang kepada Allah, ia percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia"

 

Hebrews 11:6 (NET) "Now without faith it is impossible to please him, for the one who approaches God must believe that he exists and that he rewards those who seek him"

 

Nas hari ini merupakan bagian dari fasal yang dikenal sebagai "Galeri Orang-Orang Iman" atau "Katalog Iman."Dalam fasal ini mencatat beberapa tokoh dari Perjanjian Lama yang hidup dengan iman yang kuat kepada Allah dan mencatat pencapaian-pencapaian mereka karena iman mereka. Ayat 6 menggarisbawahi pentingnya iman dalam hubungan manusia dengan Allah. Dalam ayat tersebut, penulis menyatakan bahwa tanpa iman, seseorang tidak mungkin berkenan kepada Allah. Hal ini berarti iman adalah kunci atau dasar dalam berhubungan dengan Allah.Ketika seseorang datang kepada Allah, itu artinya ia memiliki iman bahwa Allah itu ada dan benar-benar ada. Selain itu, ayat ini juga mengajarkan bahwa Allah memberi upah kepada mereka yang sungguh-sungguh mencari-Nya. Ini menegaskan bahwa iman yang tulus dan tekun dalam mencari Allah akan dihargai dan dihadiahi oleh-Nya. Ayat ini merupakan pengingat bagi pembaca Ibrani untuk tidak goyah dalam iman mereka, terutama di tengah-tengah tekanan dan cobaan. Seluruh kitab Ibrani bertujuan untuk menguatkan orang-orang Kristen dalam keyakinan mereka dan mengajak mereka untuk hidup dengan iman yang teguh dan mengandalkan Allah dalam setiap aspek kehidupan.

 

Apa tujuan penulis menyatakan “tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah”? Ada beberapa tujuan pernyataan ini, yakni:

 

Pertama, untuk memperjelas persyaratan hubungan dengan Allah. Penulis ingin menegaskan bahwa iman adalah syarat utama dalam berkenan kepada Allah. Tanpa iman, seseorang tidak akan dapat mengenal dan berhubungan dengan Allah secara penuh. Iman adalah fondasi yang diperlukan untuk menjalin hubungan rohaniah dengan Sang Pencipta.

 

Kedua, untuk menekankan keyakinan tentang Allah. Ayat ini juga menunjukkan bahwa bagi mereka yang datang kepada Allah, mereka percaya bahwa Allah itu ada. Artinya, iman ini mencakup keyakinan kuat bahwa Allah adalah realitas yang nyata, bukan sekadar konsep abstrak atau mitos. Ini adalah panggilan bagi pembaca untuk memperkuat keyakinan mereka tentang eksistensi Allah.

 

Ketiga, untuk mengingatkan tentang penghargaan bagi pencari Allah yang tulus. Ayat ini menyatakan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari-Nya. Ini menunjukkan bahwa Allah menghargai dan memberkati mereka yang dengan tulus mencari-Nya dengan hati yang jujur. Penulis ingin membawa penghiburan dan dorongan kepada pembacanya agar terus mencari Allah dengan sepenuh hati, karena ada hadiah yang menanti bagi mereka yang bertekun dalam mencari-Nya.

 

Secara keseluruhan, tujuan dari ayat ini adalah untuk memperkuat iman dan keyakinan pembaca, mengingatkan mereka akan pentingnya hubungan yang erat dengan Allah, serta mendorong mereka untuk hidup dengan dedikasi yang tulus dalam mencari-Nya. Ayat ini mencerminkan semangat dari seluruh kitab Ibrani, yang bertujuan untuk menguatkan iman dan keyakinan orang-orang Kristen Yahudi agar tetap setia kepada Kristus dalam menghadapi cobaan dan tantangan kehidupan.

 

Dari pendalaman kita atas pernyataan penulis dalam kitab Ibrani 11:6 menimbulkan beberapa refleksi penting yang bisa direnungkan, yakni:

 

Pertama, pentingnya Iman. Pernyataan ini menggarisbawahi betapa pentingnya iman dalam kehidupan rohaniah seseorang. Iman bukanlah sekadar aspek tambahan dalam kepercayaan, melainkan dasar utama dalam hubungan dengan Allah. Tanpa iman, seseorang tidak dapat benar-benar mengenal dan berkenan kepada-Nya.

 

Kedua, pentingnya keyakinan tentang Allah. Ayat ini menunjukkan bahwa keyakinan kuat tentang eksistensi Allah adalah kunci untuk berhubungan dengan-Nya. Keyakinan ini bukan hanya sekadar berpegang pada konsep teologis, tetapi meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Allah itu ada, hidup, dan aktif dalam kehidupan kita.

 

Ketiga, pentingnya arah dan fokus hidup. Perenungan atas ayat ini mengajak kita untuk merenungkan arah dan fokus hidup kita. Siapa yang kita cari dan tuju dalam hidup ini? Apakah hati kita tulus mencari Allah dan mengenal-Nya lebih dalam? Hal ini mengingatkan kita untuk mengutamakan hubungan rohaniah kita dengan Allah di atas segala hal lain dalam hidup.

 

Keempat, ada upah dalam mencari Allah. Pernyataan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari-Nya mengingatkan kita akan pentingnya ketekunan dan kesungguhan dalam mencari Allah. Kehidupan rohaniah memerlukan usaha dan dedikasi untuk terus berusaha mengenal Allah dengan lebih baik.

 

Dalam keseluruhan, pernyataan ini mengajak kita untuk merenungkan bagaimana iman, keyakinan, dan usaha sungguh-sungguh dalam mencari Allah merupakan hal yang sangat berarti dalam kehidupan kita. Karena itu, TUHAN menuntun kita untuk hidup dalam ketergantungan dan persekutuan dengan Allah, mengarahkan hati dan pikiran kita pada hal-hal yang abadi dan berharga dalam perspektif rohaniah. (rsnh)

 

Selamat Berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...