Kamis, 08 September 2022

Renungan hari ini: “MEMULIAKAN TUHAN” (Wahyu 15:4)

 Renungan hari ini:

 

“MEMULIAKAN TUHAN”


 

Wahyu 15:4 (TB) "Siapakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan nama-Mu? Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran segala penghakiman-Mu"

 

Revelation 15:4 (NET) "Who will not fear you, O Lord, and glorify your name, because you alone are holy? All nations will come and worship before you for your righteous acts have been revealed”

 

Tujuan Utama manusia adalah memuliakan Allah. Eksistensi manusia tentu memiliki tujuan. Tujuan ini tidak bisa ditemukan dalam diri manusia itu sendiri. Jika kita ingin tahu tentang apa tujuan kita ditempatkan di bumi ini, maka kita harus memulainya dengan Allah. Sebab Allah yang menciptakan kita. Kita diciptakan dengan tujuan-Nya dan untuk tujuan-Nya. Dengan berpedoman kepada Firman Tuhan: “Tujuan utama manusia adalah memuliakan Allah dan menikmati Dia selamanya” (1 Kor. 10:31; Why. 4:11; Mzm. 73:25-26). Kita diciptakan untuk kemuliaan Allah. Tuhan berfirman: “Semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!” (Yes. 43:7). Tuhan menciptakan kita untuk kemuliaan-Nya. 

 

Bagaimana seharusnya respon kita? Sehubungan dengan hal ini, rasul Paulus menuliskan: “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” (1 Kor. 10:31). Biarlah kita senantiasa memuliakan Allah dan menikmati Dia selamanya. Kiranya kita dapat berkata seperti pemazmur: “Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi. Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya” (Mzm. 73:25-26).

 

Pertanyan kita sekarang adalah mengapa kita harus memuliakan Allah? Ada beberapa alasan mengapa kita memuliakan Allah, yakni:

 

Pertama, karena Allah adalah satu-satunya pribadi yang layak menerima segala kemuliaan. Dialah pencipta segala yang ada di dunia ini. Segala sesuatu berasal dari Dia dan berada dalam kuasa kedaulat-anNya. Semua itu membuat-Nya berhak menerima segala bentuk pengagungan dan penyembahan kita. 

 

Kedua, Allah layak dimuliakan karena hikmat kebijaksanaan-Nya yang luar biasa. Hikmat Allah itu tampak dalam cara-Nya mengatur dan memelihara seluruh ciptaan. Hikmat-Nya juga tampak dalam rencana dan karya keselamatan yang dibuat dan dikerjakan-Nya. Setelah menguraikan masalah dosa manusia dan karya keselamatan yang Allah kerjakan secara panjang lebar dalam Roma 1-11, rasul Paulus mengungkapkan kekaguman dan pujiannya kepada Allah: O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya! Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya? Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepadaNya, sehingga Ia harus menggantikannya? Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! (Rm. 11:33-36) 

 

Ketiga, Allah layak dimuliakan karena rencana agung keselamatan yang telah dibuat-Nya sejak dari kekekalan.Dia layak dimuliakan karena kasih-Nya yang begitu besar kepada kita hingga Dia rela menyerahkan Putra-Nya yang tunggal untuk mati menebus kita. Dia layak dimuliakan karena belas kasihan dan pengampunan yang diberikan-Nya kepada kita. Singkatnya, Dia layak dimuliakan karena segala sifat-Nya dan segala karyaNya yang mengagumkan. 

 

Keempat, kita harus memuliakan Allah karena untuk itulah kita diciptakan. Firman Tuhan dalam Yesaya 43:7 dengan jelas menyatakan hal ini: Semua orang yang disebutkan dengan namaKu yang Kuciptakan untuk kemuliaanKu, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan! Suatu benda barulah bermanfaat bila digunakan sesuai dengan maksud pembuatnya. Hal yang sama juga berlaku atas kita. Hidup kita barulah bermakna bila kita menjalaninya sesuai dengan maksud pencipta kita. Karena itu, penting bagi kita untuk senantiasa hidup sesuai dengan maksud Allah atas kita, yaitu untuk memuliakan Dia selama-lamanya. 

 

Kelima, Allah adalah pemilik seluruh hidup kita. Dialah yang menciptakan kita. Dia pulalah yang menebus kita dari perbudakan dosa. Dia telah membeli kita dengan harga yang lunas dibayar. Karena itu, Dia berhak menerima segala bentuk pengabdian dan penyembahan kita kepada-Nya. Atau dengan kata lain, kita memiliki tanggung jawab untuk senantiasa hidup memuliakan Allah. Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karenanya, muliakanlah Allah dengan tubuhmu! (1 Kor. 6:20) jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya untuk kemuliaan Allah (1 Kor. 10:31). Demikianlah, sebagai umat Allah kita harus senantiasa hidup seturut kehendakNya dan bagi kemuliaanNya. Segala sesuatu yang kita lakukan, baik hal besar maupun hal kecil, haruslah kita lakukan demi kemuliaan Allah. Inilah beberapa alasan mengapa kita harus memuliakan TUHAN. Karena itu, muliakanlah TUHAN dengan segenap akal dan budikita sebab karena untuk itulah kita dicipta oleh TUHAN di dunia ini. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...