Minggu, 06 Oktober 2019

Renungan hari ini: AKU HENDAK MEMULIAKAN NAMA TUHAN

Renungan hari ini: 

AKU HENDAK MEMULIAKAN NAMA TUHAN



Mazmur 86:12 (TB) "Aku hendak bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, Allahku, dengan segenap hatiku, dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya" 

Psalms 86:12 (NET) "O Lord, my God, I will give you thanks with my whole heart! I will honor your name continually!” 

Pemazmur hendak melakukan beberapa hal dalam nas hari ini seperti: hendak bersyukur, dan memuliakan nama TUHAN. Kita akan membahas bagian kedua dari sikap hati pemazmur ini, yakni hendak memuliakan nama TUHAN. Jika setiap hari kita tidak memberikan nilai tinggi kepada Tuhan tetapi malah memberikan nilai tinggi kepada yang lain, namun kita berkata, “Terpujilah Tuhan,” sejatinya kita munafik.  Jika kita berani berkata “Aku memuliakan Engkau Tuhan,” perlu dipertanyakan, mana buktinya? Jika hanya bibir yang berkata bahwa kita memuliakan Tuhan tetapi tindakan kita tidak mencerminkan perkataan kita tersebut, itu omong kosong belaka. 

Daud juga menulis Mazmur yang mengatakan bahwa ia memuliakan Allah, dan itu juga tidak sekadar perkataan di bibir saja, namun ia juga ingin membuktikannya. Daud sadar dan tahu pasti bahwa ia memuliakan Tuhan dengan hidup menurut kebenaran-Nya; dengan itu Tuhanlah yang menjadi kesukaannya. 

Banyak orang cakap memuliakan Tuhan dengan bibirnya di gereja, tetapi tidak memuliakan Tuhan dalam peragaan konkret melalui tindakan setiap hari. Mari kita belajar memuliakan Tuhan dengan tindakan kita yang rela melakukan apapun demi kesukaan hati Allah. 

Adapun ciri-ciri orang yang memuliakan Tuhan? 

Pertama,  seseorang yang memuliakan Tuhan, akan mencari Dia dengan segenap hati (Mzm. 119:2).  Ia memberikan waktunya setiap hari untuk bergaul dengan Tuhan dalam doa dan membaca Firman-Nya. Paulus menyatakan bahwa pengenalan akan Kristus lebih mulia dari semuanya (Flp. 3:7–8). Seorang pemuda yang jatuh cinta kepada seorang gadis akan menganggap gadis tersebut lebih bernilai dari semua manusia yang ia temui bahkan lebih bernilai dari orang tuanya sendiri. Ia akan merindukannya dan ingin senantiasa bersama-sama dengannya. Ia suka membaca suratnya dan bercakap-cakap denganya.  Demikian pula kita dengan Tuhan. Orang yang memuliakan Tuhan harus bersedia meninggalkan kegiatan yang tidak berdaya guna membangun manusia batiniahnya, ia mulai mengasingkan diri bersama Tuhan demi untuk bersekutu dan mengenal kehendak-Nya, ia rela meninggalkan meja bilyar, papan catur, atau game komputernya serta hobi-hobi lainnya untuk menyendiri bersama dengan Tuhan.  Ia suka bercakap-cakap dalam doa dengan Tuhan, mendengar Firman-Nya dan menyembah Tuhan. Ia sudah pasti rajin pergi kebaktian ke gereja demi mengenal Pribadi-Nya, Firman-Nya tanpa perlu didorong seperti Kristen gerobak.

Kedua,  orang memuliakan Tuhan adalah orang menghargai Firman Tuhan dan memperagakannya sebagai kodrat hidup secara permanen (Mzm. 119:12–16).   Omong kosong seseorang mengatakan memuliakan Tuhan, kalau ia tidak menghargai Firman-Nya, ucapan-Nya, perintah-perintah-Nya. Kalau kita menghargai Tuhan kita juga menghargai Firman-Nya. Kalau kita menjunjung tinggi dan menghormati Tuhan, kita tentu juga menjunjung tinggi perintah-Nya dengan melakukan Firman Tuhan sebagai kesukaan dan natur hidup yang permanen. Zakheus ketika bertemu dengan Tuhan Yesus dan mendengarkan Firman-Nya, ia meresponi Tuhan dan Firman-Nya dengan menyerahkan hartanya bagi kepentingan sesama dan penyelesaian masalah dosanya dengan segera tanpa menundanya (Luk. 19:1–10).  Dengan kata lain, orang yang memberi nilai tinggi Tuhan dan memperlakukan Tuhan lebih tinggi dari segala perkara pasti menjunjung tinggi Firman Tuhan, kebenaran dan kekudusan sebagai kodrat hidup yang harus selalu terperagakan di dalam hidupnya demi dapat melayani Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama. 

Dengan demikian orang yang memuliakan Tuhan adalah orang memiliki jiwa yang haus mencari Tuhan, mengenal Pribadi-Nya dengan segenap hatinya dan menghargai Firman Tuhan dalam peragaan hidup melakukan Firman Tuhan, menjunjung tinggi nilai kebenaran dan kekudusan sebagai gaya hidupnya secara permanen. Karena itu, teruslah memuliakan TUHAN sepanjang hidup kita. (rsnh)

Selamat memulai karya dalam Minggu ini

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...