Rabu, 22 Juli 2020

Renungan hari ini: PEKA MENILAI ZAMAN

Renungan hari ini:

PEKA MENILAI ZAMAN



Lukas 12:54 (TB) Yesus berkata pula kepada orang banyak: "Apabila kamu melihat awan naik di sebelah barat, segera kamu berkata: Akan datang hujan, dan hal itu memang terjadi"

Luke 12:54 (NET) Jesus also said to the crowds, “When you see a cloud rising in the west, you say at once, ‘A rainstorm is coming,’ and it does”

Pekan menilai zaman berarti kita jangan muda terkecoh dengan tanda-tanda lahiriah saja. Jika kita mampu menilai tanda-tanda cuaca secara baik, maka sepatutnyalah kita harus bijak membaca dan menilai tanda-tanda zaman. Itulah yang hendak Yesus ajarkan kepada kita melalui nas hari ini.

Dalam nas ini, Lukas ingin menyampaikan kepada kita, bagaimana Yesus menyindir, serta memarahi mereka-mereka yang mampu serta tahu menganalisi atau menginterpretasikan zaman, tetapi berpura-pura tidak mengetahuinya, dengan cara ini, merekapun  menutup hati dan jiwa akan warta keselamatan. Tidak sampai disini, juga mereka menutup pintu bagi setiap orang yang betul – betul membutuhkan dan menginginkan kasih, karunia, rahmat dan cinta Allah, untuk pengampunan dosa serta keselamatan jiwa dan raga.

Kali ini Yesus ingin membuka mata kita, menggunakan tanda–tanda alam (berupa perubahan cuaca) yang secara rasional dapat dilihat, diketahui bersama dan bisa  dianalisikan dengan tepat. Yesus menggunakan contoh ini, untuk membuktikan bahwa sebenarnya kita, setiap insan, mampu menginterpretasikan setiap kejadian-kejadian normal maupun tidak normal. kita mampu membaca situasi yang terjadi di dunia ini seperti, pembunuhan, peperangan, bencana alam, perpecahan yang terjadi dan lain sebagainya. Ini sebuah reflexi untuk setiap individu, agar dari hal-hal ini, kita bisa menemukan titik tolak untuk membangun sebuah kerukunan, perdamaian, keadilan serta menjalin sebuah relasi persaudaraan yang berawal dan berdasarkan kasih dan cinta Allah. Oleh sebab itu, kita di ajak untuk menghormati serta mempretahankan nilai-nilai kehidupan, yang berakhir dengan ke utuhan, keharmonisan, saling menghargai, saling menghormati, serta saling mencintai. 

Kehidupan diibaratkan dengan sebuah perjalanan menuju suatu tujuan atau suatu titik akhir. Syaratnya kita harus membawa bekal untuk bisa sampai ke tujuan ini. Dalam perjalanan, kita akan menemui halangan dan rintangan, susah dan senang, namun kita tetap berusaha agar bisa sampai di tujuan untuk beristirahat. Begitu pula dengan jalan hidup kita sebagai manusia, menuju rumah Bapa yang kuasa. kita di beri bekal oleh Kristus dengan pembaptisan dan dengan kekuatan Roh Kudus, namun kita tidak terluput dari halangan dan rintangan, suka maupun duka. Ini bukan hukuman, melainkan cobaan, agar kita pun kuat serta dewasa didalam iman kepada Kristus. Oleh sebah itu, dalam perjalanan menuju rumah Bapa, kita di ajarkan Kristus, untuk saling memaafkan, saling mencintai, mengasihi, berbuat amal, menegakkan keadilan serta kebenaran, maka dengan demikian, kitapun bisa beristirahat dengan damai didalam kerajaan Allah. 

Oleh sebab itu, selagi kita masih diberi kesempatan untuk hidup di dunia ini, janganlah kita menyia-nyiakannya, marilah kita saling memaafkan, mengasihi, mencintai, menghormati, berbuat amal, dan lain sebagainya, antara satu dengan yang lain, agar Cinta dan kasih Kristus merajai hidup kita, dan kitapun layak menjadi anak-anak Allah dan masuk kedalam rumahnya yang kudus, dak tidak sebaliknya kita masukkan kedalam api penyiksaan yang tak kunjung berakhir. Karen itu, marilah kita peka menilai zaman agar iman kita tidak terkecoh oleh tanda-tanda lahiriah saja. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...