Minggu, 01 November 2020

Renungan hari ini: JANGAN MENJADI SERUPA DENGAN DUNIA INI (Roma 12:2)

 Renungan hari ini:

 

JANGAN MENJADI SERUPA DENGAN DUNIA INI






 

Roma 12:2 (TB) "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna"

 

Romans 12:2 (NET) "Do not be conformed to this present world, but be transformed by the renewing of your mind, so that you may test and approve what is the will of God – what is good and well-pleasing and perfect”

 

Kita memang diutus Tuhan ke tengah-tengah dunia, tapi kita tidak boleh menjadi serupa dengan dunia. Ayat 1 bicara tentang penyerahan diri dan dilanjutkan di ayat 2 menjadi korban hidup itu. Jadi mempersembahkan diri sebagai korban hidup salah satu aspeknya adalah menjaga diri agar tidak menjadi serupa dengan dunia tetapi berubah oleh pembaharuan akal budi kita. Ini adalah proses yang berkesinambungan dalam ibadah sejati kita kepada Allah.

Yang dimaksud “dunia” oleh Paulus adalah jalan hidup yang jahat, yang berdosa di hadapan Tuhan, cara pandang yang bertentangan dengan kehendak Allah. Jadi Paulus bukan hanya menunjuk keada perbuatan-perbuatan duniawi, tapi pola pikir, sudut pandang dan sistem kepercayaan yang bertentangan dengan firman Allah. 

 

Kita diperintahkan tidak hanya agar tidak berbuat jahat, tapi juga jangan mempunyai cara pikir yang sama dengan dunia. Karena di belakang cara berpikir kita sebenarnya ada kepercayaan yang kita pegang. Perintah ini berarti agar kita jangan menjadi serupa dengan kepercayaan palsu yang dipegang oleh orang-orang dunia ini.

 

Kita perlu waspada dengan pengajaran yang hanya menekankan satu pengajaran tapi melupakan yang lain, misalnya pengajaran tentang “Injil kemakmuran” yang mengatakan bahwa kalau ikut Yesus pasti bisa kaya raya atau pengajaran yang menganggap orang yang sakit pasti karena berdosa. Kita harus memahami Injil secara utuh dan komprehensif. Injil yang berpusat pada Kristus bukan pada manusia.

 

“Jangan menjadi serupa dengan dunia ini” juga dapat berarti “jangan menjadi sekuler”. Sekularisme terjadi di mana segala pemikiran, perbuatan, rencana, perjuangan, cita-cita manusia hanya memperhitungkan hidupnya selama di dunia ini saja, mengabaikan atau tidak mempercayai adanya kekekalan.

 

Selain itu kita mesti tegas dengan pandangan-pandangan dunia yang hanya memuaskan keinginan lahiriah dan memuja hawa nafsu sehingga membuat banyak orang Kristen akhirnya menyimpang dari jalan yang benar. Jadi kemenangan kita atas dunia dimulai dari kepercayaan kita yang diperbaharui oleh firman Allah.

 

Walau kita tinggal dan berada di dalam dunia, tetapi kita tidak boleh sama dengan dunia ini. Sama seperti ikan di laut, walau ikan tinggal di dalam air asin, tetapi tubuhnya tidak asin selama hidup. Tetapi saat ikan di laut mati maka tubuhnya diberikan garam agar bisa awet. Kita memang diutus Tuhan ke tengah-tengah dunia, tapi kita tidak boleh menjadi serupa dengan dunia. 

 

Yang dimaksud “dunia” oleh Paulus adalah jalan hidup yang jahat, yang berdosa di hadapan Tuhan, cara pandang yang bertentangan dengan kehendak Allah. Jadi Paulus bukan hanya menunjuk keada perbuatan-perbuatan duniawi, tapi pola pikir, sudut pandang dan sistem kepercayaan yang bertentangan dengan firman Allah.  

 

Kita diperintahkan tidak hanya agar tidak berbuat jahat, tapi juga jangan mempunyai cara pikir yang sama dengan dunia. Karena di belakang cara berpikir kita sebenarnya ada kepercayaan yang kita pegang. Perintah ini berarti agar kita jangan menjadi serupa dengan kepercayaan palsu yang dipegang oleh orang-orang dunia ini. 

 

Kita perlu waspada dengan pengajaran yang hanya menekankan satu pengajaran tapi melupakan yang lain, misalnya pengajaran tentang “Injil kemakmuran” yang mengatakan bahwa kalau ikut Yesus pasti bisa kaya raya atau pengajaran yang menganggap orang yang sakit pasti karena berdosa. Kita harus memahami Injil secara utuh dan komprehensif. Injil yang berpusat pada Kristus bukan pada manusia. 

 

“Jangan menjadi serupa dengan dunia ini” juga dapat berarti “jangan menjadi sekuler”. Sekularisme terjadi di mana segala pemikiran, perbuatan, rencana, perjuangan, cita-cita manusia hanya memperhitungkan hidupnya selama di dunia ini saja, mengabaikan atau tidak mempercayai adanya kekekalan. 

 

Selain itu kita mesti tegas dengan pandangan-pandangan dunia yang hanya memuaskan keinginan lahiriah dan memuja hawa nafsu sehingga membuat banyak orang Kristen akhirnya menyimpang dari jalan yang benar. Jadi kemenangan kita atas dunia dimulai dari kepercayaan kita yang diperbaharui oleh firman Allah. 

 

Setiap hari kita harus bisa merubah dunia kita dan membawa berkat bagi sesama. Jangan jadikan dunia yang merubah hidupmu tetapi hidup kitalah yang sejatinya merubah dunia ini. Agar kita menjadi tidak serupa dengan dunia, untuk itu Firman Tuhan memberikan solusi: “berubahlah oleh pembaruan budimu”. 

 

Firman Tuhan menginginkan agar kita terus menerus berubah menjadi manusia yang tidak sama dengan keadaan semula. Manusia yang belum diperbarui. Manusia yang berdosa. Manusia yang sama dengan manusia duniawi. Tetapi menjadi manusia yang serupa dengan Kristus. Karena itu, teruslah berusaha membawa perubahan bagi dunia agar dunia ini dipenuhi kemuliaan Allah. (rsnh) 

 

Selamat memulai karya dalam Minggu ini 

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...