Renungan hari ini:
“PENGAMPUNAN ADA PADA TUHAN”
Mazmur 130:4 (TB) "Tetapi pada-Mu ada pengampunan, supaya Engkau ditakuti orang"
Psalms 130:4 (NET)" But you are willing to forgive, so that you might be honored"
Pemazmur menyadari posisinya. Dia sedang berada di dalam jurang yang dalam. Dan keberadaan itu dipahaminya sedikit banyak karena kesalahan-kesalahan yang diperbuatnya. Sehingga dia pun mengakui pada ayat 3-4: ”Jika Engkau, ya TUHAN, mengingat-ingat kesalahan-kesalahan, Tuhan, siapakah yang dapat tahan? Tetapi pada-Mu ada pengampunan, supaya Engkau ditakuti orang.”
Sesungguhnya manusia memang senantiasa bergumul dengan dosanya. Itu jugalah pengakuan Paulus dalam suratnya: ”Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat” (Rm. 7:18-19).
Jelaslah, jika Allah mengingat dosa-dosa kita, siapakah manusia yang dapat tahan? Namun demikian, inilah penghiburan bagi semua manusia: di dalam Allah ada pengampunan. Dan pegampunanlah yang membuat manusia percaya diri untuk mengakui segala kesalahannya.
Dalam nas hari ini kita juga diundang pemazmur untuk mempercayai Tuhan yang begitu baik, yang bersedia memberi pengampunan atas dosa dan kejahatan kita. Namun tidak seperti persyaratan yang dilakukan manusia atas sesamanya. Tuhan menuntut syarat pengakuan yang sungguh, pertobatan total dan berjanji tidak akan mengulangi lagi melakukan dosa dan kejahatan. Bukan berpura-pura. Sebab Tuhan tidak mau dipermainkan (Gal. 6:7–10). Maka Tuhan memberi pengampunan.
Satu hal yang ditekankan pemazmur, bahwa tujuan pengampunan itu supaya manusia takut kepada Tuhan. Takut bukan berarti menjauh atau melarikan diri dari hadapan Tuhan. Tetapi supaya manusia lebih percaya, lebih taat, dan beribadah kepada-Nya. Tunduk menyembah dan memuja-Nya. Bukankah takut akan Tuhan permulaan hikmat? Dan akan terberkati! (Yes. 4:1–4).
Mengampuni bukanlah sebuah perasaan – itu adalah keputusan yang kita buat karena kita mau melakukan apa yang benar di hadapan Tuhan (Forgive is not a feeling – it’s a decision we make because we want to do what’s right before God). Memberi pengampunan adalah bukti bahwa kita adalah anak Allah. Allah adalah kasih dan kasih menutupi pelanggaran dan tidak mengingat-ingat dosa dan kesalahan orang lain. Namun demikian, jangan mengkategorikan orang yang mengampuni sebagai orang lemah. Yesus sang kasih karunia itu lembut tapi bukan lemah atau lembek. Ada saatnya Dia tegas dan marah kepada orang Farisi seperti yang dialukan-Nya di pelataran bait suci. Yesus adalah sang kebenaran yang mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran. Ketika anda menerima sang kebenaran bertahta di dalam kehidupan anda maka sifat dan perilaku anda akan menjadi lebih baik karena anda dididik dalam kebenaran. Karena itu, selagi Tuhan bersedia mengampuni, segeralah bersujud di hadapan-Nya, akui dan percayai Dia. (rsnh)
Selamat berakhir pekan dan besok kita beribadah kepada TUHAN