Minggu, 25 Maret 2018

Renungan hari ini: BERDOA DENGAN SUKACITA

Renungan hari ini:

BERDOA DENGAN SUKACITA


Filipi 1:4 (TB) "Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita"

Philippians 1:4 (NRSV) “Constantly praying with joy in every one of my prayers for all of you”

Berdoa adalah alat komunikasi dengan TUHAN. Komunikasi dengan TUHAN haruslah dengan sukacita bukan karena terpaksa maupun karena tekanan atau rutinitas saja. Rasul Paulus mempunyai suatu kehidupan doa yang kuat. Ia senantiasa berdoa syafaat untuk orang-orang percaya, untuk saudara-saudara seiman.  Salah satu kerinduannya dinyatakan dalam permohonan doa kepada Tuhan, kerinduan agar keselamatan dan anugerah Allah senantiasa bekerja dalam kehidupan mereka. 

Dalam ayat ini tertulis: “aku selalu berdoa dengan sukacita.”  Doa bukanlah suatu beban berat bila hati kita dipenuhi dengan visi dan belas kasihan Tuhan.  Dalam tahap awal mungkin bisa terjadi bahwa berdoa dirasakan sebagai suatu kegiatan yang tidak disukai. Tapi bagaimanapun juga, setiap orang percaya harus berdoa.  Kita harus berdoa senantiasa.

Tiap-tiap orang mempunyai kesempatan untuk menjadi “penjaga sesamanya” melalui doa.  Kita dapat berdoa untuk keluarga, untuk istri atau suami, untuk anak-anak, untuk orangtua, saudara, teman, sahabat dan orang-orang lainnya. 

Kalimat menyatakan bahwa “setiap kali aku mengingat kamu”  menunjukkan bahwa Paulus tidak hanya berpikir tentang berdoa tiap ada kesempatan, walau memang dia melakukannya, tapi dia berpikir tentang doa yang terjadwal, seperti warisan Yahudinya.  Orang Yahudi dimasa Paulus berdoa secara teratur: (1) dipagi hari, berkaitan dengan korban pagi; (2) jam 9 berkaitan dengan korban malam ; dan (3) saat matahari tenggelam.

Doa Paulus untuk menutupi apa yang kurang dalam iman orang Filipi, yaitu, supaya Tuhan memberikan mereka kedewasaan, termasuk berdoa untuk kerendahan hati dan kesehatian mereka, juga perlindungan dari pengajar sesat, dalam pikiran Paulus mereka semua bernilai dan anggota gereja yang setara.

Paulus tidak pernah merasa terbebani atau terpaksa saat mendoakan setiap orang yang dikasihinya maupun orang – orang yang membenci dirinya. Tuhan mau kita seorang Kristen yang mempunyai integritas. Kalau kita berjanji mendoakan seseorang, jangan tunda, tapi kerjakan segera! Jangan pula kita berdoa karena terpaksa atau agar dinilai sebagai orang baik. Tapi berdoalah dengan hati yang tulus dan bersukacita karena kita mengasihi orang yang kita doakan. Sesederhana apapun doa kita untuk seseorang, kalau kita dengan yakin mendoakannya maka doa kita akan besar kuasanya. 

Ketika kita menjadi bersemangat dan bersukacita saat ada orang lain yang mendoakan kita, sehingga kita dikuatkan secara rohani dan akhirnya mampu menyelesaikan suatu pergumulan hidup, mari lakukan hal yang sama. Kalau saat ini kita ingat ada orang – orang yang tertentu yang belum kita doakan, marilah segera doakan mereka. Tuhan disenangkan saat kita berlutut dibawah kaki-Nya dan mendoakan kehidupan orang.

Kita kembali di ingatkan bahwa nafas seorang Kristen adalah doa. Berdoa bukan sebagai beban, layaknya nafas yang kita tidak perlu berpikir saat menghembuskan nafas, demikian pula doa harus kita naikkan dengan sukacita dan tanpa beban.  Seperti dalam Filii 1:4, “Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita.” Integritas seorang Kristen terlihat dari caranya menepati janji, termasuk janjinya untuk mendoakan seseorang. Karena itu, teruslah berdoa dengan sukacita. (rsnh)


Selamat memulai karya dalam Minggu ini

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...