Renungan hari ini:
BERDOA DENGAN
SUKACITA
Filipi 1:4 (TB) "Dan setiap kali aku
berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita"
Philippians 1:4 (NRSV) “Constantly
praying with joy in every one of my prayers for all of you”
Berdoa adalah alat komunikasi dengan
TUHAN. Komunikasi dengan TUHAN haruslah dengan sukacita bukan karena terpaksa
maupun karena tekanan atau rutinitas saja. Rasul Paulus mempunyai suatu
kehidupan doa yang kuat. Ia senantiasa berdoa syafaat untuk orang-orang
percaya, untuk saudara-saudara seiman. Salah satu kerinduannya dinyatakan
dalam permohonan doa kepada Tuhan, kerinduan agar keselamatan dan anugerah
Allah senantiasa bekerja dalam kehidupan mereka.
Dalam ayat ini tertulis: “aku selalu
berdoa dengan sukacita.” Doa bukanlah suatu beban berat bila hati kita
dipenuhi dengan visi dan belas kasihan Tuhan. Dalam tahap awal mungkin
bisa terjadi bahwa berdoa dirasakan sebagai suatu kegiatan yang tidak disukai.
Tapi bagaimanapun juga, setiap orang percaya harus berdoa. Kita harus
berdoa senantiasa.
Tiap-tiap orang mempunyai kesempatan
untuk menjadi “penjaga sesamanya” melalui doa. Kita dapat berdoa untuk
keluarga, untuk istri atau suami, untuk anak-anak, untuk orangtua, saudara,
teman, sahabat dan orang-orang lainnya.
Kalimat menyatakan bahwa “setiap kali aku
mengingat kamu” menunjukkan bahwa Paulus tidak hanya berpikir tentang
berdoa tiap ada kesempatan, walau memang dia melakukannya, tapi dia berpikir
tentang doa yang terjadwal, seperti warisan Yahudinya. Orang Yahudi
dimasa Paulus berdoa secara teratur: (1) dipagi hari, berkaitan dengan korban
pagi; (2) jam 9 berkaitan dengan korban malam ; dan (3) saat matahari
tenggelam.
Doa Paulus untuk menutupi apa yang kurang
dalam iman orang Filipi, yaitu, supaya Tuhan memberikan mereka kedewasaan,
termasuk berdoa untuk kerendahan hati dan kesehatian mereka, juga perlindungan
dari pengajar sesat, dalam pikiran Paulus mereka semua bernilai dan anggota
gereja yang setara.
Paulus tidak pernah merasa terbebani atau
terpaksa saat mendoakan setiap orang yang dikasihinya maupun orang – orang yang
membenci dirinya. Tuhan mau kita seorang Kristen yang mempunyai integritas.
Kalau kita berjanji mendoakan seseorang, jangan tunda, tapi kerjakan segera!
Jangan pula kita berdoa karena terpaksa atau agar dinilai sebagai orang
baik. Tapi berdoalah dengan hati yang tulus dan bersukacita karena kita
mengasihi orang yang kita doakan. Sesederhana apapun doa kita untuk seseorang,
kalau kita dengan yakin mendoakannya maka doa kita akan besar kuasanya.
Ketika kita menjadi bersemangat dan
bersukacita saat ada orang lain yang mendoakan kita, sehingga kita dikuatkan
secara rohani dan akhirnya mampu menyelesaikan suatu pergumulan hidup, mari
lakukan hal yang sama. Kalau saat ini kita ingat ada orang – orang yang
tertentu yang belum kita doakan, marilah segera doakan mereka. Tuhan
disenangkan saat kita berlutut dibawah kaki-Nya dan mendoakan kehidupan orang.
Kita kembali di ingatkan bahwa nafas
seorang Kristen adalah doa. Berdoa bukan sebagai beban, layaknya nafas yang
kita tidak perlu berpikir saat menghembuskan nafas, demikian pula doa harus
kita naikkan dengan sukacita dan tanpa beban. Seperti dalam Filii 1:4,
“Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan
sukacita.” Integritas seorang Kristen terlihat dari caranya menepati janji,
termasuk janjinya untuk mendoakan seseorang. Karena itu, teruslah berdoa dengan
sukacita. (rsnh)
Selamat memulai karya dalam Minggu ini