Sabtu, 30 Januari 2021

KOTBAH MINGGU SEPTUAGESIMA Minggu, 31 Januari 2021 “PERKATAAN YESUS YANG PENUH KUASA” (Lukas 4:31-37)

 KOTBAH MINGGU SEPTUAGESIMA

Minggu, 31 Januari 2021

 

“PERKATAAN YESUS YANG PENUH KUASA”

Kotbah: Lukas 4:31-37   Bacaan: Mazmur 111:1-10




 

Minggu ini kita memasuki Minggu Septuagesima.  Tujuhpuluh hari sebelum Paskah/Kebangkitan Yesus Kristus (70 ari dijolo ni ari Haheheon ni Tuhan Jesus Kristus). Dalam minggu ini kita akan membahas tema “Perkataan Yesus yang Penuh Kuasa”. Harus kita sadari bahwa perkataan yang kita keluarkan dari mulut kita punya kuasa. Kata–kata yang keluar dari diri seseorang, baik secara lisan (langsung) ataupun tulisan (tidak langsung), dapat berkonotasi (tautan pikiran yang menimbulkan nilai rasa) positif atau negatif bagi orang lain yang mendengar atau membacanya. Menimbulkan nilai rasa positif, bila kata-kata tersebut membuat orang lain merasa gembira, terhibur, dikuatkan dan termotivasi. Sebaliknya, menimbulkan nilai rasa negatif bila kata-kata tersebut membuat orang lain merasa sakit hati, sedih, terancam, tidak aman, dan dapat menimbulkan pertikaian.

 

Perikop kotbah Minggu ini menunjukkan bahwa kata–kata pengajaran Tuhan Yesus telah membuat orang yang mendengarkan merasa takjub, terkesima dan kagum (ay. 32). Mereka merasakan perkataan Yesus penuh wibawa dan kuasa, sehingga setan pun menuruti perintah-Nya (ay. 35). Dengan perkataan-Nya, Yesus telah menyembuhkan seseorang yang kerasukan setan, menyelamatkan dan membebaskannya dari kuasa roh jahat. Meski pada perikop sebelumnya, Yesus sempat ditolak dan tidak diterima di tempat asalnya, karena mereka meragukan dan tidak percaya pada kemampuan-Nya mengungkapkan kebenaran (Luk. 4:16-30).

 

Yesus menghendaki kita tidak berhenti pada rasa kagum dan takjub akan kuasa-Nya, tetapi kita diminta untuk dapat meneladan dan melakukan ajaran-Nya. Dengan bekal Roh Kudus, Roh Allah sendiri yang dicurahkan melalui augerah baptisan, kita diutus sebagai murid-murid-Nya untuk menguasai setan dan menyembuhkan penyakit-penyakit (Luk. 9:1-2).

 

Kita dapat mulai dari “setan-setan kecil” (sombong, tamak, iri hati, marah, hawa nafsu, rakus dan kemalasan), yang saat ini ada di dalam diri kita, yang dapat memicu kita mengeluarkan kata-kata berkonotasi negatif, kita ditantang untuk berani dan mau mengusirnya keluar dari diri kita. Kita sembuhkan diri kita dengan membebaskannya dari kuasa setan dan roh jahat. Biarlah hanya Roh Allah yang meraja dalam hati kita, sehingga kita layak menjadi saluran berkat-Nya bagi sesama kita, terlebih pada masa pandemi ini, masyarakat membutuhkan dukungan melalui perkataan yang lemah lembut, menggembirakan, meneguhkan, memotivasi dan penuh kasih.  Hanya dengan kuasa Roh Kudus dan iman yang teguh kita mampu melakukannya.

 

Agar api dan semangat Roh Kudus terus menyala serta iman kita semakin bertumbuh, kita harus selalu melekat pada pokok anggur sumber kekuatan kita, dengan tetap setia mendengarkan Firman Tuhan, Firman yang hidup dan menjalin relasi yang erat dalam doa. Jangan pernah bosan untuk terus belajar mengenal karakter Yesus agar kita semakin serupa dengan-Nya, dalam perkataan dan perbuatan.

 

Apa yang hendak kita pelajari dari perkataan Yesus yang penuh kuasa ini?

 

Pertama, perkataan Yesus terbukalah jalan bagi kita untuk mengenal Bapa Surgawi. Bagi orang-orang di Kapernaum, Yesus adalah seorang pribadi yang menakjubkan karena melalui kata-kata-Nya, Dia membuka jalan bagi mereka untuk memikirkan Bapa di surga. Yesus tidak hanya sekadar membuat kemasan baru dari hikmat manusia yang sebenarnya sudah dikenal baik (familiar) di tengah khalayak ramai, dengan suatu cara yang baru dan provokatif. Kata-kata Yesus juga menolong mereka untuk berjumpa dengan Allah. Karena identitias-Nya yang unik, Yesus mengetahui pemikiran-pemikiran dan hasrat-hasrat Allah sendiri. Tuhan Yesus adalah “seorang” pemikir yang orisinal dan kata-kata-Nya mengkonfrontasi pemikiran-pemikiran duniawi orang-orang dan membawa mereka berkontak dengan hasrat-hasrat Allah yang terdalam. Otoritas Yesus berasal dari “atas” karena Dia sendiri datang dari “atas”. Oleh karena itu, orang-orang dapat menaruh pengharapan mereka pada kata-kata-Nya dengan penuh keyakinan.

 

Kedua, perkataan Yesus mengalahkan kekuatan-kekuatan jahat dan memulihkan manusia menjadi utuh (ay. 35). Yesus menggunakan otoritas dan kuasa-Nya untuk mengalahkan kekuatan-kekuatan jahat dan memulihkan manusia sehingga menjadi utuh. Kita lihat bahwa Dia memiliki otoritas dan kuasa untuk memaksa  roh jahat taat kepada-Nyadan memerintahkan roh jahat itu keluar dari dalam diri orang yang kerasukan itu. Melalui otoritas dan kuasa-Nya, Yesus meraih kemenangan mutlak! (ay. 35-36).

 

Ketiga, perkataan Yesus penuh wibawa (ay. 32, 36). Wibawa perkataan Yesus dipakai-Nya untuk mengalahkan Iblis dan roh-roh jahat agar kita pengikutnya menyembuhkan kita, anak-anak manusia yang terbelenggu oleh kedosaan. Hati kita yang lemah melekat pada cara-cara berpikir duniawi kita, dan hati itu menentang cara hidup baru yang ingin diberikan oleh Yesus. Melalui pertobatan, artinya dengan berbalik dari hidup kedosaan kita lalu berpaling kepada Yesus, maka kita pun dapat mengalami keutuhan. Seperti orang yang dirasuki oleh roh jahat itu, kita pun dapat menaruh kepercayaan pada Yesus untuk membersihkan hati dan pikiran kita dan memenuhi diri kita masing-masing dengan hidup baru.  Pada hari ini baiklah kita semua menyadari sepenuhnya bahwa melalui Roh Kudus, Yesus hadir di tengah-tengah dan di dalam diri kita masing-masing, dan bahwa kita dapat berjumpa dengan Dia selagi hati kita menghadap hadirat-Nya dalam doa.

 

RENUNGAN

 

Apa yang hendak kita renungkan dari kotbah Minggu ini? Tentulah kita harus mampu berbahagia. Mengapa? 

 

Pertama, karena Yesus telah menghardik roh-roh jahat keluar dari kita agar tidak menyakiti kita sama sekali.Wibawa dan kuasa perkataan Yesus sudah membuat semua kuasa kegelapan, roh jahat, setan, iblis dan laviatan bertekuk lutut di bawah kaki-Nya.

 

Kedua, karena perkataan Yesus membuat semua roh jahat tunduk dan bertekuk lutut pada perintah-Nya. Dengan demikian kita pun harus setia beribadah, berdoa, bersyukur, memuji, memuliakan, menyembah dan melayani Tuhan dengan setulus hati dan segenap jiwa, karena Dia sudah menyediakan bagi kita bagian hidup kekal yang penuh sukacita dan damai sejahtera bersama dengan Allah Bapa yang bertakhta di sorga. Karena itu, imanilah selalu bahwa perkataan Yesus penuh kuasa dan wibawa untuk menolong dan menjaga serta melindungi kita setiap hari. (rsnh)

 

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...