Kamis, 28 Juni 2018

Renungan hari ini: MINTALAH HUJAN DARI TUHAN

Renungan hari ini: 

MINTALAH HUJAN DARI TUHAN



Zakharia 10:1 (TB) "Mintalah hujan dari pada TUHAN pada akhir musim semi! TUHANlah yang membuat awan-awan pembawa hujan deras, dan hujan lebat akan diberikan-Nya kepada mereka dan tumbuh-tumbuhan di padang kepada setiap orang" 

Zechariah 10:1 (NRSV) "Ask rain from the LORD in the season of the spring rain, from the LORD who makes the storm clouds, who gives showers of rain to you, the vegetation in the field to everyone” 

Hujan sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Jika bumi tidak disirami hujan maka bumi akan mengalami kekeringan. Tumbuhan dan tanaman akan mengalami kematian, sehingga banyak petani mengalami gagal panen. Siapakah pemberi hujan? Tentu hanya TUHAN. Tuhan menjanjikan hujan lebat kepada setiap orang yang meminta kepada-Nya. Mintalah, maka akan diberikan kepadamu (Mat. 7:7). Tuhan ingin kita meminta kepada-Nya, apapun permintaan kita asal tidak bertentangan dengan Tuhan pasti dijawab. Hal itu menunjukkan bahwa kita memang mengakui Tuhan sebagai Tuhan yang berkuasa atas kehidupan kita.
Tuhan melarang kita untuk meminta selain kepada Tuhan. Orang Israel lebih suka meminta petunjuk atau meminta berkat kepada para terafim, juru tenung, dan para peramal-peramal (ay. 2). Padahal yang dikatakan oleh mereka adalah hampa dan sia-sia. Justru dengan berbuat demikian, akhirnya bangsa Israel semakin jauh dari Tuhan.

Apakah kita pernah melakukan hal yang sama seperti bangsa Israel meminta sesuatu melalui dukun, peramal ataupun orang-orang pintar? Kalau hal itu pernah kita lakukan, kita harus bertobat dan memutuskan untuk percaya kepada Tuhan. Saat ini di beberapa tempat di Indonesia sudah mulai dilanda kekeringan. Ada kebiasaan di setiap daerah untuk meminta hujan ke pawing hujan atau meminta hujan ke dewa alam dengan memberikan sesajian ke laut atau ke tempat-tempat keramat.

Hal tersebut hampir mirip dengan apa yang kita baca dalam Alkitab kita pada hari ini. Kita di Indonesia memang hanya mengenal dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Akan tetapi di Israel dan di kebanyakan negara beriklim sub tropis, terdapat empat musim yaitu musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin. Pada musim semi, tentunya tanaman mulai bersemi dan biasanya banyak hujan di musim semi, sedangkan memasuki musim panas, hujan biasanya akan mulai berkurang, serta suhu pun menjadi lebih panas daripada musim semi. Logikanya, banyak orang akan mengharapkan hujan di akhir musim semi sebagai persiapan untuk memasuki musim panas.

Masalahnya kepada siapa kita meminta hujan tersebut? Firman Tuhan jelas berkata bahwa kita seharusnya meminta hujan kepada Tuhan, dan memang seharusnya hanya kepada Tuhan (ay. 1a). Mengapa demikian? Tentunya karena Tuhan sendirilah yang menciptakan alam semesta beserta isinya (Kej. 1:1-31). Jika Tuhan adalah pencipta alam semesta, maka Ia juga berkuasa penuh atas alam semesta, termasuk dengan iklim dan musim. Tuhan bisa menurunkan kemarau berkepanjangan hingga tiga tahun tidak turun hujan (Yak. 5:17, 1Raj. 18:1), tetapi Tuhan juga bisa menurunkan hujan deras untuk mengakhiri kemarau tersebut (1Raj. 18:45). Terlebih lagi, Tuhan juga sanggup menurunkan hujan selama 40 hari dan 40 malam sehingga air memenuhi bumi dan membinasakan seluruh makhluk hidup kecuali yang ada di bahtera Nuh (Kej. 7:12).

Tuhan menjanjikan hujan lebat kepada setiap orang yang meminta kepadanya (ay. 1b). Tuhan melarang kita untuk meminta selain kepada Tuhan. Dalam konteks penulisan kitab Nabi Zakharia ini, orang Israel lebih suka meminta petunjuk atau meminta berkat kepada para terafim, juru tenung, dan para peramal-peramal. Mereka tidak bertanya kepada Tuhan yang adalah Tuhannya orang Israel. Mereka lebih percaya kepada perkataan para juru tenung dan peramal. Padahal apa yang dikatakan oleh mereka adalah hampa dan sia-sia. Tidak ada gunanya meminta sesuatu kepada para juru tenung dan peramal. Justru dengan berbuat demikian, akhirnya bangsa Israel pun semakin jauh dari Tuhan, dan semakin terserak seperti domba yang tidak bergembala. Ya, bagaimana mungkin Tuhan mau menggembalakan orang Israel ketika orang Israel sendiri tidak mau digembalakan oleh Tuhan? Malah mereka lebih suka mencari apa yang menyenangkan hati mereka melalui perkataan juru tenung.

Apakah kita pernah meminta sesuatu melalui dukun, peramal, ataupun “orang-orang pintar” lainnya. Seharusnya ketika kita memutuskan untuk percaya kepada Tuhan, itu berarti kita harus percaya sepenuhnya kepada Tuhan. Dalam kondisi apapun, kita harus berserah dalam tuntunan Tuhan. Sekalipun kita melewati lembah kekelaman, ataupun melewati padang rumput dan air yang tenang, kita harus tetap berserah kepada Tuhan. Jangan pernah sekalipun kita berpaling dari Tuhan dan bertanya atau meminta sesuatu kepada orang lain, juru tenung atau apapun namanya. Kita harus percaya bahwa Tuhan adalah Allah yang berkuasa, dan Ia pun akan memberikan yang terbaik kepada kita. Karena itu, mintalah segala sesuatu kepada TUHAN dan hindarilah meminta kepada “ilah” lain. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “KUASA DAN OTORITAS YANG HANYA DIMILIKI OLEH ALLAH” (Markus 2:7)

  Renungan hari ini:   “KUASA DAN OTORITAS YANG HANYA DIMILIKI OLEH ALLAH”   Markus 2:7 (TB2) "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia men...