Renungan hari ini:
“PERKATAAN KRISTUS DIAM DI ANTARA KITA”
Kolose 3:16 (TB) "Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu"
Colossians 3:16 (NET) "Let the word of Christ dwell in you richly, teaching and exhorting one another with all wisdom, singing psalms, hymns, and spiritual songs, all with grace in your hearts to God"
Nas hari ini memberikan tiga kata kunci, yakni pertama, perkataan Kristus. Perkataan Kristus yang dimaksud tersebut adalah Firman Tuhan. Tuhan menghendaki agar setiap orang percaya tidak hanya sekedar pernah mendengar, pernah membaca atau sekedar mengetahui tentang firman Tuhan, namun ditekankan lebih lanjut, bahwa firman itu dengan segala kekayaannya harus benar-benar tinggal dan menetap di dalam hati setiap orang percaya. Kata “diam” (Yun.: enoikeo) memiliki makna bukan sekedar hafal dan tahu, namun mengandung arti tinggal bersama-sama dan memengaruhi hidup orang tersebut, sehingga hidup orang tersebut dapat memengaruhi orang di sekelilingnya sesuai dengan makna firman tersebut.
Bagaimana menyimpan Firman Perkataan Kristus dengan segala kekayaannya di dalam hati? Paulus sekali lagi menyebutkan dengan segala hikmat. Apakah Paulus memberikan usul yang nyata? Paulus memakai tiga tindakan untuk menjelaskan kata dengan segala hikmat, yakni mencakup: pengajaran (teaching), teguran (admonishing) dan mazmur pujian (singing), dan ketiga tindakan ini semuanya tersambung dengan memuji Tuhan. Di dalam pandangan Paulus, pengajaran dan teguran tidak hanya terbatas di dalam khotbah, sekolah minggu atau pembinaan orang percaya saja. Sebenarnya mazmur (psalms), pujian-pujian (hymns) dan nyanyian rohani(spiritual songs) juga memiliki unsur pengajaran dan nasehat teguran, asal digunakan dengan penuh hikmat maka akan bisa membantu saudara saudari menyimpan Firman Perkataan Kristus dengan segala kekayaannya di dalam hati
Kedua, kata “diam”. Perkataan Kristus "diam" dengan segala kekayaannya. Kedengarannya klise tetapi setelah menyibak secara etimologis maka rasanya perlu ada redefinisi terhadap kata "diam" tersebut. Kebanyakan kita berpikir bahwa perkataan Kristus itu seperti sesuatu yang tersimpan dalam benak dan hati kita dengan baik. Bisa jadi kita jadi mahir mengucapkan kembali secara verbal kata-kata itu secara harafiah atau kita mahir mengintepretasikannya. Dengan kata lain setelah membaca Firman Allah asalkan hasil penafsirannya masih berbau ortodoksi maka Logia Iesou tersebut baik tersimpan dalam file harafiah maupun konseptual tidak menjadi masalah. Dan dampak buruknya adalah orang cukup berhenti pada adanya ortodoksi dan ortopathi. Perkataan Yesus tersimpan dalam konsep abstrak dan sulit mengukur buahnya.
Kata "diam" dalam teks Yunani adalah enoiko yang diuraikan Leksikon berarti "dwell in one and influence him or her (for good)". Ternyata pengertian "diam" di sini tak lagi dalam pengertian pasif tetapi aktif. "Diam" dan "mempengaruhi seseorang untuk maksud baik". Dengan kata lain nasihat Rasul Paulus tidak membuat seseorang berada dalam pengertian ortodoksi atau ortopathi tetapi juga ortopraksis. Memang Firman Allah itu bukan sekedar memenuhi kebutuhan kognisi dan afeksi tetapi juga praksis. Firman Allah ternyata memiliki kuasa yang "mempengaruhi secara baik" seseorang selama penggaliannya dan pengaplikasiannya dilakukan secara bertanggung jawab. Perlu ditekankan disini pada metode penafsiran yang bertanggung jawab dengan mempertimbangkan berbagai aspek agar apa yang hasil tafsirannya tidak mengarah pada pengertian yang ekstrim atau sebaliknya terjadi pendangkalan. Mungkin metode penafsiran yang bertanggung jawab menjadi tanggung jawab semua pihak yang melakukan upaya untuk memahami teks Alkitab.
Jika pemamahan yang benar sudah didapatkan maka soal kita sekarang adalah mengenai bagaimana hal itu terlaksana. Pengertian enoiko sangat jelas tergambar bahwa harus ada pengaruh yang terlihat dari sebuah pehamaman terhadap perkataan Kristus tersebut. Sehingga terjemahan langsung dari Kolose 3:16 kira-kira berbunyi: "Hendaklah ajaran Kristus menentukan sikap hidupmu", atau "hendaklah ajaran-ajaran Kristus MEMENGARUHI SEPENUHNYA CARA DAN GAYA HIDUPMU" atau "MENENTUKAN sepenuhnya bagimana sikap seseorang".
Ketiga, "dengan segala kekayaannya". Ternyata perkataan Kristus bukan kata mati yang berhenti pada pemaknaan lalu titik. Firman Allah itu bukan saja sarat dengan informasi tentang Allah dan perbuatan-Nya tetapi firman itu adalah kehendak dan isi hati Allah sendiri. Lebih dari itu firman Allah juga tidak hanya mengantarkan kita pada kehendak-Nya yang kudus dan mulia tetapi juga mengandung kuasa. Dan kuasa inilah yang dipahami Paulus sebagai kekayaan dari perkataan Kristus. Dalam Ibrani 4:12 tertulis: "Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita". Firman Allah memiliki kekayaan yang tak terbatas untuk membawa manusia kepada kehendak-Nya. Sayang sekali jika orang hanya mengerti firman Allah tetapi tidak mengalami kuasa firman Allah.
Sekarang pertanyaan selanjutnya adalah "mengapa ada orang yang bergaul dengan firman Allah tetapi hidupnya tidak diubahkan?" Pertama, karena tidak sedikit orang yang bergaul dengan Firman Allah hanya sampai tahap mencari tahu dan bila sudah tahu maka ia berhenti. Kedua, mereka bergaul dengan firman Allah untuk mencari tahu, sudah tahu, lalu memberitakan dan berhenti. Kekeliruan ini sudah saatnya diakhiri dan tiba saatnya prinsip eoniko benar-benar terlaksana: yaitu mencari tahu, mengerti, memberitakan, dan melakukan Firman. Karena itu, jadilah pelaku perkataan Kristus, jangan berhenti pada mencari, mengerti dan memberitakannya saja. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN