Minggu, 09 Oktober 2022

Renungan hari ini: “MENJADI TELADAN DALAM BERBUAT BAIK” (Titus 2:7-8)

 Renungan hari ini:

 

“MENJADI TELADAN DALAM BERBUAT BAIK”


 

Titus 2:7-8 (TB) "Dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu, sehat dan tidak bercela dalam pemberitaanmu sehingga lawan menjadi malu, karena tidak ada hal-hal buruk yang dapat mereka sebarkan tentang kita"

 

Titus 2:7-8 (NET) "Showing yourself to be an example of good works in every way. In your teaching show integrity, dignity,

and a sound message that cannot be criticized, so that any opponent will be at a loss, because he has nothing evil to say about us"

 

Paulus ingin Titus menjadi teladan bagi orang lain, bukan dalam hal berbuat salah atau berbuat dosa, melainkan menjadi teladan dalam berbuat baik (ay. 7a). Teladan dalam berbuat baik merupakan panggilan Tuhan kepada kita juga sekarang ini. Dalam kehidupan yang tak jarang diwarnai oleh semangat kebencian dan kejahatan, kita mesti menyatakan teladan Injil yang penuh kasih dan damai sejahtera. Di mana pun kita berada dan dengan segala yang kita miliki, kita berbuat baik secara tulus sehingga nama Tuhan dipermuliakan.

 

Tak ada gunanya jika seseorang rajin beribadah, tetapi tak berbuat baik dalam hidup sehari-hari. Mereka yang rajin beribadah di gereja tetapi tak berbuat baik bagaikan “burung beo,” hanya berkata-kata, tanpa berbuat apa-apa. Jika kita berkata: saya rajin ke gereja, tetapi saya kemudian tidak mau bicara dengan orang tua, tidak mau membantu orang miskin, menengok orang sakit, itu tidak menunjukkan iman kita. Jadi percuma!

 

Dalam nas hari ini Rasul Paulus menasihatkan agar Titus berjuang menjadi teladan dalam berbuat baik. Walaupun masih muda, Titus diajak untuk percaya diri dan tetap mantap melangkah sebagai pemberita Injil Kristus. Yang paling penting dalam memberitakan Injil adalah menjadikan diri teladan dalam berbuat baik kepada semua orang. Bukan hanya pandai berkata-kata, murid Kristus pun seharusnya pandai mengerjakan kebaikan demi kemuliaan Allah.

 

Pertanyaan kita sekarang adalah apa saja perbuatan-perbuatan baik yang Paulus harapkan kepada Titus? Ada beberapa perbuatan baik yang diharapkan Paulus dari Titus, yakni:

 

Pertama, Paulus ingin agar Titus jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaran (ay. 7b). Pengajaran di sini menunjukkan pelayanan Titus ke dalam jemaat Tuhan. Titus sebagai salah seorang hamba Tuhan tentunya harus memberikan pengajaran yang baik kepada jemaat yang dilayaninya. Oleh karena itu Paulus ingin agar Titus menjadi teladan melalui pengajaran yang disampaikan. Pengajaran yang jujur, artinya adalah apa yang diajarkan oleh Titus pun harus juga dilakukan oleh Titus sendiri. Tidak mungkin seorang hamba Tuhan menyampaikan Firman “Jangan berbohong” sementara ia sendiri masih suka berbohong. Selain itu Titus juga diharapkan untuk menyampaikan pengajaran yang sungguh-sungguh. Dalam hal ini, sungguh-sungguh berarti serius dan tegas. Apa yang diajarkan kepada jemaat haruslah sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Jika memang masih ada dosa dalam jemaat, seorang hamba Tuhan yang baik harus berani menegur, dan bukannya membiarkan. Jemaat harus dibawa naik ke level pemahaman bahwa sudah saatnya mereka mengiring Tuhan dengan sungguh-sungguh dan tidak bermain-main lagi. 

 

Kedua, Paulus juga ingin agar Titus sehat dan tidak bercela dalam pemberitaannya (ay. 8a). Pemberitaan di sini menunjukkan pelayanan Titus ke luar jemaat, yaitu memberitakan Injil kepada orang-orang yang belum mengenal kasih Kristus. Pemberitaan yang dilakukan haruslah pemberitaan yang sehat, yaitu yang berdasarkan kepada kebenaran Firman Tuhan dan ajaran-ajaran yang benar. Fokus pemberitaan Injil harulah terletak pada Injil itu sendiri, kepada kasih Allah dan pengorbanan Kristus, dan bukan berfokus kepada sang pemberita Injil atau pada hal-hal lainnya. Selain itu, Paulus mengharapkan agar dalam memberitakan Injil, Titus tidak bercela dalam pemberitaan tersebut. Tidak bercela ini dapat berarti bahwa apa yang diberitakan oleh Titus memang benar-benar kebenaran dan tidak ada satu kata pun yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan. 

 

Dengan demikian, diharapkan Titus akan menjadi teladan, bukan hanya ke dalam yaitu kepada jemaat yang dilayani, tetapi juga keluar, yaitu kepada orang-orang luar yang belum mengenal Kristus. Seringkali gereja dan orang-orang percaya hanya berfokus pada menjadi teladan bagi jemaat, tetapi lupa bahwa di kehidupan di luar gereja, orang percaya pun perlu menjadi teladan dalam kehidupannya. Bagaimana mungkin orang yang belum mengenal Kristus mau percaya kepada Kristus ketika mereka melihat bahwa orang-orang yang mengaku orang Kristen justru hidupnya tidak benar? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Kristus ketika orang-orang Kristen justru menjadi preman, menjadi koruptor, menjadi bandar narkoba, dan perbuatan-perbuatan jahat lainnya? Tentunya hal ini akan menjadi celah bagi “lawan-lawan” kita yang akan mengatakan bahwa orang Kristen pun justru lebih buruk keadaanya daripada orang non Kristen (ay. 8b)

 

Memang sulit untuk menjadi teladan dan berdampak secara besar. Tetapi kita rindu masing-masing dari kita, mulai dari apa yang Tuhan percayakan, belajar menjadi teladan baik di dalam dan luar jemaat. Di dalam jemaat, belajar dari hal-hal kecil yang Tuhan percayakan bagi kita. Jika kita telah melayani, mari kita melayani dengan benar, datang tepat waktu dan mempersiapkan diri. Demikian juga dalam kehidupan kita di luar jemaat. Mungkin di keluarga kita masih ada anggota keluarga kita yang belum percaya, atau mungkin di sekolah, di kantor, di lingkungan tetangga kita juga ada orang-orang yang belum percaya. Karena itu, mari kita menjadi teladan dalam perkataan dan tingkah laku kita, sehingga orang lain yang melihat kita juga melihat kasih Allah dalam diri kita. (rsnh)

 

Selamat memulai karya dalam Minggu ini untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...