Senin, 24 Juni 2019

Renungan hari ini: KASIH

Renungan hari ini: 

KASIH



1 Korintus 13:4 (TB) "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong" 

1 Corinthians 13:4 (NET) "Love is patient, love is kind, it is not envious. Love does not brag, it is not puffed up” 

Definisi kasih ada banyak, namun mempraktikkan kasih tidak begitu banyak. Kasih bisa saja kaya akan definisi, tetapi miskin dalam tindakan. Kasih atau cinta adalah kata yang paling sering kita dengarkan dalam hidup sehari-hari. Orang tua mengatakan "aku menyayangimu" kepada anak-anak mereka; seorang pria mengatakan "aku mencintaimu" kepada wanita yang dikasihinya, dan sebaliknya. 

Saat seseorang dapat mengatakan "sayang" atau "cinta" tentunya ia sendiri perlu mengalami kasih itu terlebih dahulu. Ini seperti, bagaimanakah seseorang dapat meminjamkan uang kepada temannya, jika ia sendiri tidak memiliki jumlah yang lebih untuk dipinjamkan? Perumpamaan tersebut juga menggambarkan bahwa seseorang tidak dapat mengasihi orang lain jika ia sendiri tidak memiliki kasih di dalam dirinya. Permasalahannya adalah dimanakah dia dapat memperoleh kasih? Siapakah sumber kasih? Dan apakah arti sesungguhnya dari kasih?

Firman hari ini menjawab pertanyaan-pertanyaaan di atas. Dalam sebuah buku bagus mengenai kasih, pengarangnya melakukan percobaan kecil dengan ayat Firman Tuhan hari ini. Ia mengganti kata "kasih" yang terdapat pada ayat 1 Korintus 13:4-8 dengan namanya sendiri, dan kemudian ia menemukan bahwa hal tersebut menjadi sangat baik untuk kita. Kita juga dapat mengganti "kasih" pada ayat tersebut dengan nama orang yang kita kasihi atau nama kita sendiri. Misalnya "Kekasihku sabar, murah hati, tidak kasar, tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak mudah marah, dan tidak menyimpan kesalahan. Dia tidak berkesudahan.”

Kasih itu tulus hati, tidak akan memanipulasi sebuah hubungan atau menguasai orang lain. Kasih akan membuat orang yang dikasihinya memiliki kesempatan luas untuk berkembang dan menikmati hubungan dengan orang lain. Kasih juga akan membuat kita ikut bersuka cita ketika orang yang kita kasihi berhasil atau memperoleh promosi yang lebih tinggi.

Sangat tidak masuk akal jika ada orang yang berkata, bahwa ia mengasihi seseorang tetapi hatinya dibakar kecemburuan membara. Kecemburuan biasanya didorong oleh keinginan untuk menguasai atau mengendalikan orang ’dikasihinya’. Kecemburuan seperti ini bukanlah kasih.

Tapi bukankah Allah juga Allah yang pencemburu? Istilah Allah yang pencemburu adalah sebuah personifikasi tentang kesetiaan dan ketulusan kasih Allah kepada manusia. Dia tidak rela dan tidak bisa terima jika umat-Nya ’selingkuh’ dengan illah-illah yang lain. Dorongannya bukanlah keinginan untuk mengendalikan tetapi untuk menjaga komitmen kasih yang tak terbagi.

Kalau kita mengasihi seseorang, seharusnya kita tidak cemburu, iri atau dengki dengan keberhasilannya. Kita ikut senang ketika dia dipromosikan. Kita akan memberikan dukungan yang positif agar dia bisa bertumbuh dalam kemaksimalan.

Dalam kasih, kita tidak akan menjadikan orang lain sebagai saingan yang harus dihabisi. Mereka hanyalah ’lawan tanding’ kita sehingga kita akan akan bermain dengan jujur dan berintegritas.

Dalam kasih kita juga tidak akan menguasai orang yang kita kasihi. Kita akan memberikan kepadanya kesempatan untuk membangun relasi yang lebih luas, aktifitas yang lebih leluasa dan aktualisasi diri yang lebih kreatif. Tidak seharusnya kita menaruh orang yang kita kasihi dalam ’penjara’ yang kita bangun. 

Dalam kasih seharusnya masih ada ruang untuk bergerak bebas menjalin hubungan dengan orang yang lebih luas, masih ada kesempatan terbuka untuk menumbuh-kembangkan potensi dan kreatifitas, bahkan masih tersedia waktu untuk menyendiri dan berdiam diri bersama Tuhan. Karena itu, lakukanlah kasih itu bukan sebatas dipahami dan dimengerti. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...