Senin, 13 Agustus 2018

Renungan hari ini: MENYUCIKAN DIRI

Renungan hari ini: 

MENYUCIKAN DIRI



1 Petrus 1:22 (TB) "Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu" 

1 Peter 1:22 (NRSV) "Now that you have purified your souls by your obedience to the truth so that you have genuine mutual love, love one another deeply from the heart” 

Menyucikan diri harus punya tujuan yang baik. Jangan kita menyucikan diri untuk kepentingan dirikita sendiri. Penyucian diri yang baik dilakukan melalui ketaatan kita kepada kebenaran TUHAN. Ketika kita berjalan dalam kebenaran TUHAN maka kita akan mengalami penyucian dari TUHAN. Kata kerja “menyucikan” atau “membersihkan” berhubungan erat dengan kata suci dan kesucian, yang berhubungan kembali ke apa yang Petrus tuliskan pada beberapa ayat sebelumnya (1Ptr. 1:15). Melalui komitmennya kepada Yesus, dan melalui baptisannya (bnd. 1Ptr. 3:21, 22), orang Kristen telah menyucikan dirinya dengan menetapkan dirinya diasingkan untuk Tuhan, dan mereka melakukannya dengan menuruti kebenaran.

Berdasarkan nas hari ini ada dua pelajaran yang kita peroleh, yakni:

Pertama,ketika kita mengalami penyucian maka kita akan mampu mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas.Orang Kristen berbuat baik karena kasih persaudaraan. Kata Yunani yang digunakan dalam 1 Petrus 1:22, ketika ia berbicara tentang “kasih persaudaraan,”   adalah kata filadelfia, yang secara harfiah berarti “kasih kakak beradik.” Inilah kasih yang dimiliki keluarga satu sama lain.

Dalam bahasa Yunani, ada beberapa kata berbeda yang diterjemahkan “kasih”: Filia (persahabatan), eros (cinta kasih suami dan istri), agape (kasih yang murni yang berusaha mencari kebaikan pada orang lain). Kata yang Petrus  gunakan ketika dia menulis “hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi” (1Ptr. 1:22) berhubungan dengan agape—yang biasanya berarti kasih yang murni yang berusaha mencari kebaikan pada orang lain. Itulah sebabnya ia menambahkan frase saling mengasihi “dengan segenap hatimu” (1Ptr. 1:22). Kasih seperti ini hanya datang dari Allah; itu bukan hati yang egois, yang berpusat pada diri sendiri.

Kedua,ketika kita mengalami penyucian maka kita bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hati.Mengasihi dengan sungguh-sungguh merupakan perintah utama Yesus dalam Matius 22:39 yakni, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”. Paulus selalu menjaga hatinya untuk memberikan perhatiannya yang benar kepada orang-orang yang bersamanya maupun orang-orang yang belum mengerti kebenaran, dengan antusias Paulus senantiasa menyatakan kesaksian akan Kristus, karena Paulus mengasihi mereka. 

Paulus selalu menyarankan agar kita mengasihi dengan sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa (1Ptr. 4:8). Petrus menyatakan bahwa kasih sungguh-sungguh hanya terjadi setelah kita menyucikan hati dangan mentaati kebenaran Allah. Bila tidak, kasih kita akan tercampur dengan motivasi dan keinginan yang salah. Karena itu, mari sucikan diri kita melalui ketaatan kita kepada kebenaran TUHAN. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...