Renungan hari ini:
“HAMBA YANG BERKENAN”
Yesaya 42:1 (TB) "Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa"
Isaiah 42:1 (NET) “Here is my servant whom I support, my chosen one in whom I take pleasure. I have placed my spirit on him; he will make just decrees for the nations"
Siapakah yang dimaksudkan dengan “hamba” di sini? Tentu saja kita dapat mengatakan bahwa “hamba” itu adalah Yesus, namun sebenarnya itu bukan satu-satunya jawaban. Karena kita semua dibaptis ke dalam Kristus, maka setiap orang yang dipersatukan dengan Dia dalam iman dapat juga mengklaim bagi diri mereka gelar “hamba Tuhan”. Setiap kita adalah pilihan Allah, dan Ia merasa senang dengan kita masing-masing.
Kata-kata ini memang menghibur, namun juga mengandung suatu tantangan. “Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa” (Yes 42:6). Allah telah “memegang tangan kita”, tidak hanya demi kita sendiri namun juga demi dunia di sekeliling kita. Sebagaimana Dia memanggil Yesus, sekarang Dia juga memanggil kita untuk “menegakkan hukum di bumi” dan untuk menjadi “terang untuk bangsa-bangsa” (Yes 42:4,6).
Menegakkan hukum sejatinya adalah menegakkan keadilan. Bagaimana Allah dapat mengharapkan hal seperti ini dari kita? Kadang-kadang, kelihatannya suatu perjuangan besar walaupun sekadar menegakkan keadilan dalam hati kita sendiri, apalagi dalam kehidupan orang-orang di sekeliling kita. Akan tetapi, inilah sebabnya mengapa Tuhan Allah telah memberikan kepada kita Roh Kudus-Nya (Yes. 42:1). Dipenuhi dengan rasa percaya dan kekuatan ilahi, setiap anggota Tubuh Kristus dapat membuat suatu perbedaan.
Bagaimana tampaknya “keadilan” itu? Secara sederhana kita dapat mengatakan bahwa “keadilan” itu kelihatan seperti kehidupan Yesus sebagai manusia. Hal itu berarti memperlakukan para warga masyarakat yang terlantar dengan lemah-lembut dan respek (Yes. 42:3). Hal itu berarti mengunjungi penjara guna menyambut seorang tetangga yang baru dibebaskan dan membawanya jalan-jalan keliling kota dan mampir di warkop (Yes. 42:7). Hal itu berarti tidak membuat diri kita sebagai pusat perhatian orang banyak melainkan dengan tidak banyak bicara melakukan pekerjaan kita sehari-hari dengan jujur dan menolak untuk ikut serta dalam praktik-praktik yang tidak benar atau menyimpang (Yes. 42:2). Hal itu berarti berbicara membela hak-hak orang miskin, mereka yang belum lahir, mereka yang menjadi korban ketidakadilan. Hal itu berarti memberikan diri kita sepenuhnya kepada orang-orang miskin secara materiil, emosional dan spiritual, karena kita tahu dengan melakukan semua itu kita sebenarnya sedang meminyaki kaki Yesus (Yoh. 12:1-8). Akhirnya, hal itu berarti tidak mengharapkan untuk melihat hasil akhir dari kerja kita melainkan bekerja dengan sabar dan menantikan Tuhan untuk bertindak dalam waktu-Nya (Mzm. 27:14). Karena itu, hamba TUHAN yang berkenan itu adalah kita yang percaya kepada-Nya dan melakukan segala perintah dan Firman-Nya. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN