Selasa, 06 Agustus 2019

Renungan hari ini: PELAYANAN PETRUS DAN YOHANES

Renungan hari ini: 

PELAYANAN PETRUS DAN YOHANES



Kisah Para Rasul 3:1 (TB) "Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang, naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Allah" 

Acts 3:1 (NET) "Now Peter and John were going up to the temple at the time for prayer, at three o’clock in the afternoon 

Kisah pelayanan Petrus dan Yohanes dicatat dalam Kisah Para Rasul 3 ini. Kisah Para Rasul 3 dimulai dengan latar yang sangat biasa yaitu kebiasaan Petrus dan Yohanes beribadah di Bait Allah karena orang Yahudi memiliki waktu-waktu sembahyang yang khusus, itu adalah rutinitas keagamaan mereka. Namun pada suatu kali Petrus dan Yohanes pergi sembahyang, mereka bertemu orang yang lumpuh sejak lahirnya. Mereka bisa saja melewatkan kesempatan untuk memuliakan Allah dengan menyembuhkan orang lumpuh itu. Kita semua juga memiliki kebiasaan/aktivitas harian termasuk rutinitas keagamaan kita yaitu pergi ke Gereja, cool, dll. Jangan sampai rutinitas kita membuat kita melewatkan kesempatan-kesempatan untuk menyatakan kemuliaan-Nya. Oleh karena itu kita harus punya belas kasihan. Agama itu penting namun sia-sia jika tidak memiliki belas kasihan. Mari kita peka dengan lingkungan kita supaya kita bisa melihat kesempatan yang Tuhan berikan untuk memakai hidup kita menyatakan kemuliaan-Nya.  

Bagaimana caranya lewat hidup kita kemuliaan Tuhan dinyatakan kepada orang-orang di sekitar ktia?

Pertama, kita perlu belajar mengenali panggilan kita (ay. 1).  Panggilan kita juga berarti kesempatan-kesempatan yang Tuhan letakkan melalui kebutuhan-kebutuhan sederhana di sekitar kita. Ketika kita cenderung hanya menjalankan rutinitas, kita cenderung melewatkan hal-hal yang kita anggap tidak penting. Misalnya: ketika kita berangkat ke kantor setiap hari, kita sebenarnya bisa menemukan kesempatan memuliakan Tuhan dengan memperhatikan orang-orang yang membutuhkan yang kita lihat dalam perjalanan ke kantor itu. Karena kita anggap orang-orang membutuhkan itu tidak penting, kita melewati kesempatan-kesempatan yang Tuhan letakkan dan berusaha menghindari masalah. Buka mata kita dan kenali panggilan kita. Jangan menghindari masalah karena masalah adalah pintu masuk Tuhan untuk memperkenalkan diri-Nya. Banyak orang yang melalui masalah jadi mengenal Tuhan. Kita perhatikan masalah orang-orang di sekitar kita dan memperkenalkan mereka pada pengharapan akan Kristus. Petrus dan Yohanes mendekati orang lumpuh itu dan memperhatikan masalahnya sehingga dapat memenangkannya. 

Kedua, kita bersedia mengambil tanggung jawab akan masalah yang ada (ay. 4-5).  Tuhan bisa menggunakan hidup kita untuk mengubah hidup orang lain. Sebelum mengenal Tuhan Yesus secara pribadi, orang di sekitar kita hanya bisa melihat Yesus melalui hidup kita dipakai untuk menyatakan kebaikan Yesus. Oleh karena itu, kita perlu menyodorkan diri kita untuk menolong orang lain. Dengan mengambil tanggung jawab, kita memang sedang membuka diri kita terhadap masalah tetapi sebenarnya kita juga sedang membuka diri kita pada kasih karunia Tuhan. Petrus berkata "Lihatlah kepada kami." yang artinya ia mau menunjukkan Tuhan Yesus melalui hidupnya. 

Ketiga, kita memberikan solusi yang tepat (ay. 6).   Kita tidak harus memberikan apa yang orang harapkan seperti Petrus “Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" karena apa yang orang lain harapkan belum tentu yang mereka butuhkan. Orang lumpuh itu mengharapkan sedekah tetapi yang Petrus berikan adalah kesembuhan. Jika Petrus memberikan sedekah, orang lumpuh itu akan lapar lagi setelah makan dari sedekah itu tetapi dengan kesembuhan, orang lumpuh itu bisa bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri dan tidak mengemis lagi. Menolong orang lain harus dengan hikmat sehingga kita tidak hanya memberikan solusi sementara tetapi solusi tepat yang akan membuat orang itu benar-benar keluar dari masalah. Mudah bagi Tuhan menolong kita tetapi Ia mau cara hidup kita berubah.

Keempat, mengarahkan orang kepada Tuhan Yesus (ay. 9-10).  Semua usaha kita menolong orang lain harus mengarahkan mereka kepada Yesus. Bentuk penginjilan paling dahsyat adalah ketika kita dapat mengubah hidup orang secara nyata. 

Jadi, aktivitas keagaamaan kita penting namun tanpa belas kasihan itu semua sia-sia. Dengan berbelas kasihan, kita dapat memuliakan Tuhan. Melalui hidup kita Tuhan mau memperkanalkan dirin-Nya. Oleh karena itu, kita perlu belajar mengenali panggilan kita, bersedia mengambil tanggung jawab akan masalah yang ada, memberikan solusi yang tepat dan pada akhirnya kita mengarahkan orang kepada Tuhan Yesus. Dengan begitu, kita bukan hanya sekedar menolong orang lain tetapi membuat orang itu menerima keselamatan sejati dari Tuhan Yesus. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...