Renungan hari ini:
“JANGAN MENJADI SERUPA DENGAN DUNIA INI”
Roma 12:2 (TB) "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna"
Romans 12:2 (NET) "Do not be conformed to this present world, but be transformed by the renewing of your mind, so that you may test and approve what is the will of God – what is good and well-pleasing and perfect"
Menjadi serupa berarti dipadatkan ke dalam suatu cetakan, dibentuk sesuai dengan suatu gambar. Bahasa Yunaninya adalah suschematizo, yang adalah akar kata dari kata “skematik,” yaitu suatu denah atau gambaran atau perwakilan dari suatu objek. Ilah dunia ini mendesain skematik bagi sistem dunia yang jahat ini (Ef. 2:1-3). Dunia sangatlah agresif dan menarik. Ia mau membentuk hidup kita sesuai dengan standarnya, fashion-nya, entertainment-nya, prinsip-prinsipnya, filosofi-filosofinya, dan musiknya. Anak-anak Allah perlu berdiri teguh melawan tekanan kompromi dunia dalam setiap area hidupnya. Kita harus ingat bahwa dunia tidak mengasihi kita dan dunia tidak memiliki hikmat. Mengikuti jalan dunia adalah bodoh dan berpikiran pendek. Allah mengasihi kita dan Allah adalah hikmat, dan jalan-jalan-Nya adalah benar dan baik dan kekal.
Jadi serupa berarti “to be confirmed”, yang dapat juga dikatakan jangan sampai kita menyetujui gaya hidup dunia. Kebenaran tidak didasarkan pada berapa banyak orang yang menyetujui hal tersebut, tapi standar kebenaran kita hanya daripada Alkitab dan tidak bisa dikompromikan. Seringkali kita merasa hal yang disetujui banyak orang adalah hal yang benar, kita perlu kembali lagi kepada Alkitab untuk menilai hal tersebut. Kebenaran itu sesungguhnya adalah pribadi Yesus.
Kenapa kita jangan serupa dengan dunia ini? Karena kita harus menyadari bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat (1 Yoh. 5:19). Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia (1 Yoh. 2:15-16).
Dari nas hari ini kita akan belajar 4 aspek untuk tidak serupa dunia ini, yakni:
Pertama, melalui aspek kehidupan pribadi. Agar kita tidak serupa dengan dunia ini, kita perlu bersyukur atas segala yang Tuhan sudah berikan kepada kita terutama bersyukur kepada suami, istri, anak, orang tua yang Tuhan sudah berikan. Gaya hidup dunia adalah gaya hidup yang tidak pernah puas terhadap apapun, sehingga bersyukur dan memperkatakan hal yang baik adalah cara untuk menangkal keinginan daging. Kita harus mengerti dengan jelas, bahwa setiap kita berharga di mata Tuhan lebih daripada harta-harta yang ada di dunia ini sebanyak apapun jumlahnya.
Kedua, melalui aspek kehidupan keluarga. Kehidupan keluarga yang sesungguhnya adalah hubungan antara laki-laki dengan perempuan. Dengan jatuhnya manusia di dalam dosa, persoalan keluarga ini mengalami berbagai macam penyimpangan baik tingkah laku, sikap, maupun tindakan. Kita sebagai orang percaya harus tegas menyatakan kebenaran ini di kehidupan kita. Tidak sedikit juga godaan untuk berselingkuh di dalam hubungan suami dan istri. Kita harus waspada dan senantiasa menjaga jarak dengan lawan jenis apabila sudah memiliki pasangan hidup agar tidak jatuh di dalam dosa perselingkuhan. Dosa akan selalu menggoda kehidupan semua orang percaya, maka dari itu harus dilawan.
Ketiga, melalui aspek kehidupan pekerjaan. Ukuran kesuksesan karir di dunia sekarang seringkali didasari pada seberapa banyak materi yang dimiliki seseorang. Kita harus menyadari bahwa pekerjaan adalah mandat yang Tuhan berikan buat setiap kita, bukannya kita bekerja untuk bisa melanjutkan kehidupan. Apabila kita mengerjakan pekerjaan kita sebagai suatu kepercayaan dan pelayanan yang Tuhan berikan, sudah pasti berkat akan mengikuti kehidupan kita. Jangan sampai kita menaruh materi sebagai prioritas utama dalam pekerjaan kita.
Keempat, melalui aspek kehidupan Gereja. Kehidupan gereja saat ini harus kita sadari sudah jauh dari kehidupan yang sejatinya. Gereja sudah hampir serupa dengan dunia. Cara dan gaya kehidupan bergereja sudah lebih duniawi. Gereja bukan lagi diatur kehendak TUHAN, tetapi sudah diatur oleh kehendak dan nafsu manusia. Gereja telah kehilangan kuasa TUHAN, dan dikuasi oleh keinginan dan nafsu manusia yang haus kekuasaan. Umat yang mengaku percaya telah mengusir TUHAN dari kehidupan bergereja dan memasukkan kuasa-kuasa dunia dan manusia untuk mengatur Gereja. Kita harus terus menyadari bahwa kebenaran kita bukan menurut apa yang dikatakan orang lain, tapi hanya berdasar pada firman Tuhan saja. Karena itu, jika ingin hidup kita berbahagia janganlah menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN