Kamis, 23 Juni 2022

Renungan hari ini: “YESUS BUKAN MENDIAKAN, MELAINKAN MENGGENAPI HUKUM TAURAT” (Matius 5:17)

 Renungan hari ini:

 

“YESUS BUKAN MENDIAKAN, MELAINKAN MENGGENAPI HUKUM TAURAT”


 

Matius 5:17 (TB) "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya"

 

Matthew 5:17 (NET) “Do not think that I have come to abolish the law or the prophets. I have not come to abolish these things but to fulfill them"

 

Kedatangan Yesus ke dunia ini bukan hendak “meniadakan Hukum Taurat”, melainkan hendak “menggenapi Hukum Taurat” itu sendiri. Pernyataan ini sering diperdebatkan. Jika Yesus tidak “meniadakan” hukum Taurat, maka hukum Taurat masih mengikat. Dengan demikian, perintah seperti hari Sabat harus masih berlaku, bersama dengan banyak dasar lainnya dari Hukum Musa. Asumsi ini didasarkan pada kesalahpahaman kalimat dan maksud dari nas hari ini. 

 

Yesus Kristus tidak sedang menyatakan kalau sifat mengikat dari hukum Musa akan tetap berlaku selamanya. Pandangan seperti itu akan bertentangan dengan bagian lain di Perjanjian Baru (Rm. 10:4; Gal. 3:23-25; Ef. 2:15). Makna khusus dalam pembahasan ini adalah kata “meniadakan.” Kata ini diterjemahkan dari kata Yunani kataluo, yang secara harfiah berarti “menghancurkan.” Kata ini ditemukan tujuh belas kali di Perjanjian Baru. Kata ini digunakan, contohnya, pada penghancuran bait-bait suci Yahudi oleh orang Romawi (Mat. 26:61; 27:40; Kis. 6:14). Juga terkait penghancuran tubuh manusia ketika meninggal (2 Kor. 5:1).  Kata ini mempunyai arti luas dari “menjatuhkan,” yakni termasuk “membuat gagal, mencabut keberhasilan.” Dalam bahasa Yunani klasik, istilah ini dikaitkan dengan institusi, hukum, dll, untuk menyampaikan gagasan “menghapuskan.”

 

Sangat penting untuk diperhatikan bagaimana kata tersebut digunakan di Injil Matius 5:17. Dalam konteks ini, kata“meniadakan” menjadi lawan dari kata “menggenapi.” Kristus datang “… bukan untuk meniadakan, tetapi untuk menggenapi.” Yesus tidak datang ke dunia ini untuk tujuan menjadi lawan dari hukum Taurat. Tujuan-Nya bukanlah untuk menghalangi penggenapan hukum Taurat. Sebaliknya, Kristus menghormati, mencintai, mematuhi, dan melaksanakan hukum Taurat. Dia menggenapi kitab para nabi mengenai Diri-Nya (Luk. 24:44). Kristus menggenapi tuntutan-tuntutan Hukum Musa, yang menuntut kepatuhan sempurna di bawah ancaman “kutuk” (lih. Gal. 3:10, 13). Artinya, rancangan ilahi atas hukum Taurat akan selamanya memiliki pengaruh kekal. Tujuan yang ditentukan akan selalu digenapinya.

 

Namun, jika hukum Musa masih mengikat manusia saat ini, maka hukum itu tidaklah digenapi. Yesus malah gagal melakukan tujuan-Nya datang ke dunia. Di sisi lain, jika Tuhan menyelesaikan tujuan-Nya, maka hukum Taurat telah digenapi. Saat ini, bukan lagi menjadi penerapan hukum yang mengikat. Selanjutnya, jika hukum Musa tidak digenapi oleh Kristus – dan karena itu tetap menjadi sistem hukum yang mengikat sampai sekarang – maka hukum Taurat tidak hanya mengikat sebagian. Sebaliknya, ia adalah sistem yang benar-benar memaksakan segala sesuatu. Yesus dengan sederhana menjelaskan tidak ada satu “iota atau titik” pun (perwakilan tanda terkecil dari aksara Ibrani) yang akan dihilangkan sampai semuanya digenapi. Oleh karena itu, tidak ada bagian dari hukum Taurat yang ditiadakan sampai seluruhnya benar-benar digenapi tujuannya. Yesus telah menggenapi hukum Taurat. Yesus telah menggenapi seluruh hukum Taurat. Tidak bisa kita katakan bahwa Yesus hanya menggenapi soal sistem pengorbanan, tetapi belum menggenapi bagian lain dari hukum Taurat. Yesus menggenapi seluruh hukum Taurat, atau tidak sama sekali. Apa yang berarti dari kematian Yesus bagi sistem pengorbanan, juga berarti bagi aspek-aspek lain dari hukum Taurat.

 

Standar ukuran hukum Taurat sangatlah tinggi: “kudus, mengasihi, sempurna,” ini adalah cerminan dari karakter Allah sendiri. Orang mungkin bertanya-tanya apakah mungkin tuntutan hukum Taurat itu dapat dipenuhi. Bagaimana caranya kebenaran hukum Taurat ini dapat dijalankan dalam hidup kita? Jawaban dari pertanyaan tersebut ada dalam kebenaran ayat ini yaitu bahwa Yesus datang untuk menggenapi hukum Taurat.

 

Yesus menggenapi seluruh hukum Taurat dalam kehidupan-Nya selama di bumi ini. Ia menjadi teladan bagi kita. Selama hidup-Nya, dalam situasi apapun juga, Ia memperlihatkan kepada kita seperti apa hidup yang sesuai dengan standar ukuran Allah. Yesus berkata “Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya” (Yoh. 8:29).

 

Lebih jauh lagi, Ia menggenapi hukum Taurat dalam kematian-Nya, dengan menjadi korban penebus dosa kita. Hukum Taurat menuntut hukuman mati bagi segala pelanggaran. “Dan orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati” (Yeh. 18:4). “Sebab upah dosa ialah maut” (Rm. 6:23). Karena kasih-Nya kepada kita, Yesus rela mati untuk membayar tuntutan hukum Taurat atas dosa-dosa kita. “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Rm. 5:8).

 

Selain itu, Yesus juga ingin menggenapi hukum Taurat sekarang ini dalam kehidupan kita, yaitu dengan cara menjadi hidup kita. “Kristus, yang adalah hidup kita” (Kol. 4:4). Tuhan Yesus ingin hidup di dalam kita, dan hidup melalui kita, anak-anak-Nya, yaitu pada saat kita beriman kepada-Nya. “Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku”(Gal. 2:20). Karena itu, bersyukurlah Yesus telah menggenapi Hukum Taurat sehingga kita tidak terikat lagi dengan Hukum Taurat tetapi kita terikan dengan Hukum Kasih Yesus Kristus. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...