Minggu, 04 Maret 2018
Minggu ini kita memasuki Minggu Okuli (Mataku tetap terarah kepada Tuhan - Mazmur
25:15a). Dalam memasuki dan menjalani minggu ini kita akan
dikuatkan dan diarahkan Firman Tuhan dengan tema “Lupakanlah masa lalu,
pandanglah masa depan”. Masa
lalu memang merupakan suatu bagian dari kehidupan seseorang. Setiap orang
memiliki masa lalu entah buruk maupun baik. Masa lalu buruk seringkali
menghantui langkah kita untuk melangkah maju demi mencapai kehidupan yang lebih
baik. Hal yang harus dilakukan ialah ketika memiliki masa lalu buruk,
berusahalah untuk memiliki semangat tinggi meraih kehidupan masa depan yang
lebih baik. Jangan sampai masa lalu buruk terulang kembali. Justru hal tersebut
bisa menjadi cambukan agar lebih giat dan bersemangat dalam meraih masa depan
yang cemerlang.
Orang
yang hanya menyesali akan apa yang telah terjadi tidak akan mampu bangkit
mencapai kehidupan yang lebih baik. Setiap orang memiliki kesempatan untuk
berubah lebih baik dari sebelumnya. Mungkin memang tidak mudah saat melalui
fase perubahan diri dari buruk menjadi baik. Akan tetapi, demi mendapatkan masa
depan yang lebih baik, kamu tak perlu mencemaskan hal tersebut. Melangkahlah
dengan hati yang mantap. Tak perlu kamu perhatikan setiap orang yang
meremehkanmu karena suatu kesalahan yang telah kamu perbuat di masa lalu.
Hilangkan
penyesalan akan masa lalu. Jangan melihat masa lalu dengan penyesalan, jangan
pula melihat masa depan dengan ketakutan, tapi lihatlah sekitarmu dengan penuh
kesadaran. Rasa penyesalan yang berlebihan akan keadaan masa lalu buruk yang
pernah terjadi memberikan dampak negatif pada hidupkita. Sebaiknya, hilangkan
perasaan menyesal tersebut sehingga kita bisa berusaha mencapai masa depan yang
lebih cemerlang. Tugaskita ialah meraih masa depan dengan penuh kebahagiaan.
Tak perlu merasa takut untuk menggapainya karena dengan kegigihan dan
perjuangan, kita dapat mencapai apa yang ingin kita dapatkan.
Setiap
orang memiliki masa lalu. Tidak ada orang gagal yang tidak punya masa depan dan
tidak ada orang sukses yang tidak punya masa lalu. Setiap orang memiliki masa
lalu. Dari masa lalui itulah seseorang bisa bangkit meraih masa depan yang
sukses. Tanpa adanya keterpurukan pada posisi bawah di masa lalu, seseorang
tidak akan mengerti bagaimana rasanya berjuang. Perjuangan dari titik nol
sangat indah apabila dinikmati setiap prosesnya. Bahkan, ketika mencapai titik
kejayaan, akan ada sesuatu yang sangat istimewa yang bisa kamu dapatkan.
Jadikan masa lalu menjadi penyemangat untuk mencapai kehidupan yang lebih
istimewa.
Secara
garis besar nas kotbah minggu ini menyatakan bahwa kasih Allah terhadap umat-Nya
adalah kekal, bahwa akan ada kelepasan umat yang telah lama menderita di
pembungan di Babel. Tuhan akan membuka pengampunan kepada umat-Nya yang menjadi
menderita akibat dosa mereka. Dalam nas ini dinubuatkan bahwa Tuhan akan
membuka kehidupan yang baru kepada umat-Nya dan Tuhan akan dimasyurkan atas
perbuatan kasih-Nya.
Bagaimanapun
pergolakan politik antar bangsa ketika itu, Tuhan memiliki kedaulatan penuh
atas kehidupan ini. Sehingga nubuat ini sekaligus memberikan penghiburan kepada
umat-Nya untuk tidak berputus asa dan tetap berpengharapan bahwa Tuhan akan
memberikan kelepasan atas umat-Nya.
Apa yang
mau kita renungkan dari kotbah Minggu ini?
Pertama, lupakanlah masa
lalu (ay. 16-18). Perjalanan hidup
umat TUHAN pasti terisi dengan pengalaman-pengalaman hidup yang menyenangkan
dan yang mengerikan; yang manis dan yang pahit. Bersama TUHAN tidak membuat
hidup umat-Nya sangat mulus tanpa masalah, tetapi justru sering sebaliknya
sangat tertimpa berbagai masalah. Pertanyaannya adalah perlukah itu
diingat-ingat dan diperhatikan? Atau lebih baik mematuhi ajakan nabi yang
dikatakan di sini? Tentu perlu! Semua catatan pengalaman manusia yang tertulis
dalam Alkitab, merupakan usaha mengingat semua perjuangan, kebahagiaan dan
derita membawa nikmat yang dialami umat TUHAN (Yesus Kristus).
Jadi
bagaimana memaknai seruan nabi di Yes. 43:18? Kata Ibrani zakar (mengingat) mengajak agar membuat
sesuatu itu selalu paling menentukan. Kata Ibrani byn (memperhatikan) mengajak agar membuat sesuatu itu sebagai bahan
pendidikan. Jangan mengingat bukan berarti melupakan. Jangan
memperhatikan bukan berarti membuang. Bercokol-cokol di hal-hal yang
lalu, bisa saja membuat umat TUHAN selalu ingin kembali menikmati hal-hal yang
lalu itu (seperti orang Israel yang sudah berada di Padang Gurun dipimpin oleh
Musa, merindukan kembali menikmati kehidupan di Mesir bersama Firaun).
Lihatlah
bahayanya kehidupan sekarang ini, karena ada kelompok radikal atas nama agama
membuat pengikutnya harus hidup seperti di zaman rasul mereka atau kembali
hidup seperti di zaman primitif; dan kemajuan yang dipelopori ilmu pengetahuan
di Amerika/Eropah/ Jepang/Cina tidak boleh dinikmati oleh para pengikutnya
(Misalnya: Boko Haram). Mencegah agar tidak terjadi hal sedemikian dalam hidup
bangsa Israel, maka nabi menyerukan ayat 18 tersebut.
Dari
pengalaman masa lalu, yang sangat perlu dipegang adalah “siapa TUHAN yang
bekerja di pengalaman masa lalu tersebut”. Itu perlu untuk masa depan. Hal-hal
yang menyenangkan dan yang menyakitkan atau penderitaan, bisa saja sangat
mengganggu dalam kehidupan masa kini, kalau sempat hal-hal masa lalu itu yang
perlu diulangi di masa kini. Yang terbaik perlu disadari bahwa masa kini selalu
merupakan masa membuat yang baru. Kalau bersama TUHAN hal-hal yang baru
itu dialami, itulah hidup yang paling indah.
Kedua, pandanglah masa
depan (ay.
18-21). Tuhan hendak melakukan sesuatu yang baru di tengah-tengah
kehidupan umat-Nya, supaya jangan lagi mereka mengingat hal-hal yang dahulu.
Artinya, bahwa Tuhan akan berbuat atas umat-Nya jauh lebih besar dari apa yang
telah di perbuat oleh Tuhan sebelumnya. Peristiwa keluaran dari Mesir tidak
seberapa besarnya dibandingkan dengan apa yang akan dilakukan oleh Tuhan.
Tuhan akan
membuat sesuatu yang baru, “Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan
sungai-sungai di padang belantara”. Tuhan mengungkapkan bagaimana kedaulatanNya
atas kehidupan ini untuk memberi kehidupan bagi umat-Nya.
Tidak ada
yang mustahil bagi Tuhan, sebab Dia dapat berbuat apapun untuk melepaskan
umatNya dari pembuangan di Babel. Jika mereka jatuh dalam pembuangan di Babel
adalah karena dosa pemberontakan mereka kepada Tuhan, bukan artinya Tuhan
melupakan mereka tetapi itu adalah bentuk kasih Tuhan atas umatNya supaya
semakin mendewasakan iman mereka kepada Tuhan. Namun yang pasti, bahwa kasih Tuhan
atas umat-Nya adalah kekal.
Tuhan telah
merancankan sesuatu yang besar atas kita umat-Nya, yaitu keselamatan yang
belum pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan
yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia (1Kor. 2:9). Keselamatan
yang akan membawa kita pada persekutuan yang baru kepada Tuhan,
yaitu “umat Allah pembawa kabar baik”. Umat yang akan di bentuk oleh
Tuhan itu bukan lagi hanya umat yang menerima tetapi juga umat yang membawa dan
memberitakan keselamatan.
Keselamatan
yang hendak dilakukan oleh Tuhan kepada umat-Nya tidak hanya sebatas kelepasan
dari penderitaan jasmaniah dari pembuangan saja, tetapi jauh lebih besar dari
situ bahwa keselamatan itu akan berdampak pada keselamatan bagi seluruh
bangsa. Jalan yang akan di buat oleh Tuhan di padang gurun itu bukan hanya
untuk umat-Nya, tetapi bangsa-bangsa yang lain juga akan ikut berjalan disitu.
Sungai-sungai yang dibuat oleh Tuhan di padang belantara tidak hanya berguna
bagi umat Israel tetapi seluruh bangsa akan ikut menikmati air kehidupan yang
buat oleh Tuhan.
Itulah
bangsa yang dijadikan oleh Tuhan, bangsa yang merasakan dan juga yang
memberitakan kemasyuran nama Tuhan. Bangsa yag berjalan di jalan yang di buat
oleh Tuhan, bangsa yang menerima air kehidupan dari Tuhan.
Tuhan
memiliki rancangan tersendiri atas kehidupan ini, Ia pasti bertindak walaupun
manusia menimbang-nimbang kemustahilan. Nubuat ini adalah pengharapan akan
datangNya Mesias untuk memberi kelepasan kepada umatNya. Hal inilah yang dapat
kita lihat di dalam Yesus Kristus, bahwa Ia telah menggenapi nubuatan ini.
Kehidupan baru itu telah dinyatakan, bukan hanya kelepasan kepada umat Israel
tetapi juga kepada seluruh bangsa-bangsa ikut merasakan kasih karunia Tuhan.
Anugerah Tuhan yang memanggil seluruh bangsa dari kegelapan dosa penderitaan,
kesusahan dan juga kepada berkat penyertaan Tuhan.
Firman
Tuhan saat ini ingin menyatakan kepada kita bahwa kuasa dan kasih-Nya tidak
pernah berubah dari dahulu, sekarang sampai selamanya. Dia tetaplah Allah yang
sama yang berkuasa penuh atas kehidupan ini.
Namun, kita
tidak akan pernah mengetahui bagaimana Tuhan bekerja dan berbuat sesuatu dalam
kehidupan ini tetapi yang pasti bahwa Tuhan punya banyak jalan dan cara
menyelelamatkan kita, sebab Dia berdaulat atas kehidupan ini. Tuhan ada dan
bekerja dalam kehidupan ini untuk menyatakan keadilan-Nya yang penuh dengan
pengampunan dan kasih setia.
Maka
seperti apapun pergumulan hidup yang kita hadapi saat ini, Firman Tuhan ingin
memberikan kita peneguhan untuk tetap yakin akan keselamatan Tuhan dalam
menjalani hidup ke depan, sebagaimana yang dituliskan oleh Paulus: “Dan
pengharapan tidak mengecewakan” (Rm. 5:5). Berhentilah melihat kebelakang
atas air mata yang telah tumpah dan keluh kesah kita selama ini, tetapi
lihatlah ke depan Tuhan akan menyediakan jalan keselamatan bagi kita. (rsnh)
Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN