Kamis, 14 Juni 2018

Renungan hari ini: AIR SEJUK SECANGKIR

Renungan hari ini: 

AIR SEJUK SECANGKIR



Matius 10:42 (TB) "Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya" 

Matthew 10:42 (NRSV) “And whoever gives even a cup of cold water to one of these little ones in the name of a disciple--truly I tell you, none of these will lose their reward” 

Air sejuk secangkir sangatlah bermanfaat bagi orang yang haus. Air putih biasa adalah sesuatu yang sangat kecil, tetapi Tuhan tidak lupa apa yang kita lakukan buat Dia.  Meskipun yang kita lakukan adalah sangat kecil dan sepertinya tidak berarti apa apa.  Tetapi Tuhan tahu dan Tuhan tidak lupa semua yang baik yang telah kita lakukan bagi Dia. Ibrani 6:10 berkata, "Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang".  Meskipun apa yang kita lakukan sepertinya terlalu kecil bagi manusia tetapi Tuhan menghargai sekecil apapun yang kita lakukan bagi Dia.  Tuhan sudah menjanjikan upah yang luar biasa. Karena Tuhan suka dengan apa yang saudara lakukan bagi Dia.

Secangkir air sejuk adalah yang sangat dibutukan oleh orang yang haus. Dan itulah yang terbaik baginya saat itu. Allah mau kita memberi yang terbaik bagi setiap orang yang membutuhkan. Apakah maksudnya memberi yang terbaik? Artinya, memberi yang terbaik tidak selalu berarti memberi yang terbesar. Dalam Markus 12:41-44 menjelaskan, pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar.  Datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak daripada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.” Peser = setengah duit, 1 duit = 2 peser; mata uang Yahudi dari tembaga, satuan terkecil (kalau di Indonesia sekarang uang logam 50 rupiah atau 100 rupiah). Janda ini memberi dengan nominal yang sangat kecil di hadapan manusia tetapi Tuhan Yesus sendiri mengatakan bahwa janda ini memberi yang terbanyak.

Di dalam kisah yang lain yaitu di dalam kitab Kisah Para Rasul 5:1-11 tentang Ananias dan Safira. Mereka menjual tanah, yang pasti bukan tanah sepetak. Konteks zaman itu kekayaaan di nilai dari jumlah tanah dan ternak. Sekalipun hasil penjualan tanah itu ditahan sebagian,  jumlah uangnya pasti masih tetap banyak. Masalah mereka adalah motivasinya dalam memberi. Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul. Ananias dan Safira memberi bukan karena kasih kepada Tuhan dan kepada saudara-saudara yang membutuhkan. Motivasi mereka yaitu supaya mereka terpandang di antara jemaat Tuhan. Hal ini sama seperti motivasi pembangunan menara Babel di dalam kitab Kejadian padal 11, yaitu untuk mencari nama.

Ajaran Tuhan Yesus kalau tangan kanan memberi, tangan kiri tidak usah tahu. Ini adalah ajaran agar kita berhati hati dengan motivasi kita dalam hal memberi. Dalam kasus Ananias dan Safira, Tuhan menghukum mereka dengan keras. Jadi tidak selamanya memberi itu mendatangkan berkat. Memberi dengan motivasi yang salah justru bisa mendatangkan penghukuman.

Kita mungkin berjasa besar kepada gereja, tetapi kalau kita bersaksi terus tentang betapa besarnya jasa kita bagi gereja, maka kita sudah menerima upahnya yaitu penghargaan manusia. Tapi kita tidak akan terima lagi upah di sorga. Tuhan akan merendahkan orang yang sombong dan akan meninggikan orang yang rendah hati. Berhati hatilah dengan motivasi dalam memberi. Memberi yang terbaik berbicara tentang kerelaan memberi dan motivasi memberi. Memberi yang terbaik adalah memberi yang berdasarkan kerelaan hati dan didasarkan kepada motivasi untuk mengasihi Tuhan, dan bukan meninggikan diri.

Jika demikian bagaimana? Apakah itu berarti kita hanya memberi sedikit? Yang penting kerelaan kita dan motivasi benar. Perhatikan dan hayati benar isi Firman Tuhan dalam Matius 10:42, jika kasih air saja Tuhan tidak lupa apa lagi jika kita memberi yang besar dengan rela dan motivasi yang benar. Bayangkan apa yang Tuhan akan lakukan buat kita? Perlakukan semua Hamba Tuhan sebagimana mestinya, tidak kurang tidak lebih. Nabi sebagai nabi, bukan perlakukan nabi sebagai pelayan. Nabi sebagai nabi, bukan perlakukan nabi sebagai raja. Perlakukan hamba Tuhan secara pas. Untuk menerima berkat-berkat gembala tidak harus menjadi gembala. Cukup perlakukan gembala sebagai gembala dan kita akan menerima berkat dan upah sebagai gembala. Karena itu, mari memberi dengan benar dan bersiap-siaplah untuk menerima berkat yang berkelimpahan. (rsnh)


Selamat Hari Raya Idul Fitri 1439 H bagi yang merayakannya

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...