Minggu, 24 Desember 2023

KOTBAH NATAL 1 Senin, 25 Desember 2023 “SEGALA BANGSA MEMUJI DAN MEMULIAKAN ALLAH” ( Lukas 2:15-20)

KOTBAH NATAL 1 Senin, 25 Desember 2023

 

SEGALA BANGSA MEMUJI DAN MEMULIAKAN ALLAH

Kotbah: Lukas 2:15-20  Bacaan: Mazmur 148:1-14


 

 

Selamat Hari Raya Natal bagi kita semua!

 

Hari ini kita merayakan Hari Lahir Tuhan Yesus di kota Betlehem. Kelahiran Yesus membawa sukacita besar bagi para malaikat, gembala, orang majus dan kita semua pengikut-Nya. Pada ibadah dan perayaan Natal ini kita akan diterangi tema “Segala Bangsa Memuji dan Memuliakan Allah”.  Tema ini hendak menjelaskan bagi kita bahwa kelahiran Yesus ke dunia ini memobilisasi semua umat manusia untuk memuliakan Allah. Pesan ini menunjukkan bahwa kelahiran Yesus bukanlah suatu berita yang terbatas pada kelompok atau bangsa tertentu, tetapi untuk semua orang. Kabar baik ini bersifat universal dan relevan bagi setiap individu, tanpa memandang latar belakang atau kebangsaan.

 

Misalnya saja, berita kelaharan Yesus pertama kali diberitakan malaikat TUHAN adalah kepada para gembala di ladang. Gembala-gembala, yang dianggap sebagai kelompok yang sederhana dan rendah, merespons kabar baik ini dengan sukacita dan kegembiraan. Mereka tidak hanya merayakannya sendiri, tetapi juga mengajak orang lain untuk turut serta merasakannya. Ini menunjukkan bahwa kegembiraan dan pujian kepada Allah bersifat bersama-sama dan dapat dibagikan dengan orang lain.

Dengan demikian, makna "Segala Bangsa Memuji dan Memuliakan Allah" adalah bahwa kabar baik tentang kelahiran Yesus adalah kabar baik universal yang mengundang semua orang untuk bersama-sama merayakannya, mengakui kasih dan kemuliaan Allah yang melibatkan semua orang, dan menemukan kegembiraan di dalamnya.

 

Pertanyaan kita adalah bagaimanakah cara gembala memuji dan memuliakan Allah? Kitab Lukas 2:15-20 mencatat cara para gembala memuji dan memuliakan Allah setelah mereka melihat dan mengalami keajaiban kelahiran Yesus di Betlehem. Berikut adalah cara para gembala tersebut memuji dan memuliakan Allah, seperti yang terdapat dalam teks tersebut:

 

Pertama, para gembala berperilaku positif (ay. 15). Setelah menerima kabar dari malaikat tentang kelahiran Mesias, gembala-gembala langsung merespons secara positif. Mereka pergi dengan segera untuk melihat apa yang telah diumumkan kepada mereka (ay. 15). Respons positif ini mencerminkan ketaatan mereka terhadap pesan ilahi.

 

Pernyataan "para gembala berperilaku positif" berdasarkan Kitab Lukas 2:15 merujuk pada tindakan dan respons positif para gembala terhadap kabar baik yang diberikan oleh malaikat tentang kelahiran Mesias. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai perilaku positif para gembala berdasarkan ayat tersebut:

Ø  Ketaatan Terhadap Pesan Ilahi: Para gembala menunjukkan ketaatan terhadap pesan ilahi yang disampaikan oleh malaikat. Mereka tidak ragu atau menunda, melainkan merespons dengan segera. Ketaatan ini menunjukkan kepercayaan dan kesediaan untuk mengikuti petunjuk Tuhan.

Ø  Tindakan Cepat dan Antusias: Ayat menyatakan bahwa gembala-gembala itu "berkata seorang kepada yang lain: Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat perkara yang telah terjadi, yang telah diberitahukan oleh Tuhan kepada kita" (Lukas 2:15). Tindakan mereka sangat cepat dan penuh antusiasme. Mereka tidak hanya mendengar kabar baik, tetapi juga bertindak segera untuk melihatnya dengan mata kepala mereka sendiri.

 

Kedua, para gembala menemui Yesus (ay. 16). Gembala-gembala menemukan Yesus, Maryam, dan Yosef sesuai dengan apa yang telah diumumkan oleh malaikat. Kehadiran mereka di depan bayi Yesus menunjukkan kerendahan hati dan pengakuan akan kebesaran Allah yang telah memenuhi janji-Nya.

 

Makna dari pernyataan "para gembala menemui Yesus" berdasarkan Kitab Lukas 2:16 adalah bahwa gembala-gembala itu secara fisik mendatangi tempat di mana Yesus dilahirkan, yang diidentifikasi sebagai palungan, dan mereka bertemu langsung dengan-Nya. Beberapa aspek makna ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

Ø  Tindakan Konkret: Pernyataan ini menunjukkan bahwa gembala-gembala tidak hanya mendengar kabar baik tetapi bertindak secara nyata dan langsung. Mereka pergi ke tempat yang telah diindikasikan oleh malaikat, yaitu Betlehem, dan menemui Yesus secara fisik.

Ø  Keintiman dengan Keluarga Kudus: Gembala-gembala itu menemui Maria, Yusuf, dan bayi Yesus dalam situasi yang intim dan sederhana, di dalam suatu tempat yang disebut sebagai palungan. Ini mencerminkan kehadiran mereka di tempat-tempat yang sederhana dan keintiman dengan keluarga Kudus.

Ø  Realitas Kelahiran Mesias: Menemui Yesus di dalam palungan menekankan realitas kelahiran Mesias. Bukan di dalam istana megah atau tempat yang mencolok, tetapi dalam keadaan kerendahan dan kesederhanaan, sesuai dengan gambaran bahwa Mesias datang sebagai Anak Allah yang rendah hati.

Ø  Verifikasi dan Kesaksian Langsung: Gembala-gembala itu memberikan kesaksian langsung terhadap kebenaran kabar baik yang mereka terima dari malaikat. Dengan menemui Yesus secara langsung, mereka memverifikasi bahwa apa yang telah diumumkan oleh malaikat adalah kenyataan.

 

Ketiga, para gembala berbagi Kabar Baik (ay 17).  Setelah melihat dan mengenal Yesus, gembala-gembala tidak menyimpan kabar baik tersebut untuk diri mereka sendiri. Sebaliknya, mereka berbagi kabar itu dengan orang lain, termasuk orang tua Yesus dan semua orang yang mendengar berita yang mereka sampaikan (Lukas 2:17). Tindakan ini menunjukkan keinginan mereka untuk menyebarkan kegembiraan yang mereka alami kepada orang lain.

 

Keempat, para gembala memuji dan memuliakan Allah (ay. 20). Lukas 2:20 mencatat bahwa setelah kembali dari mengunjungi Yesus, para gembala "kembali, sambil memuji dan memuliakan Allah untuk segala sesuatu yang telah mereka lihat dan dengar." Pujian dan kemuliaan ini merupakan respons alami terhadap keajaiban yang mereka saksikan. Mereka merayakan kehadiran Mesias dengan memberikan hormat dan pujian kepada Allah.

 

RENUNGAN

 

Apa yang hendak kita renungkan pada Perayaan Natal 1 ini? Dari pernyataan penulis Kitab Lukas 2:15-20 yang membahas tema "SEGALA BANGSA MEMUJI DAN MEMULIAKAN ALLAH," terdapat beberapa pokok pikiran yang dapat direnungkan:

 

Pertama, kita harus terbuka untuk semua Bangsa. Pernyataan ini mencerminkan prinsip keterbukaan dan universalitas pesan kegembiraan yang dibawa oleh kelahiran Yesus. Kabar baik ini tidak dikhususkan untuk kelompok tertentu, melainkan ditujukan bagi "segala bangsa." Ini menyoroti inklusivitas pesan Kristen, bahwa kasih dan keselamatan Allah terbuka untuk semua orang tanpa memandang suku, bangsa, atau latar belakang.

 

Kedua, kita harus memberi respons positif terhadap pesan Ilahi. Gembala-gembala memberikan teladan dalam merespons pesan ilahi. Mereka tidak hanya mendengarkan, tetapi juga bertindak dengan segera dan bersemangat. Sikap responsif ini merupakan teladan bagaimana umat harus merespons panggilan atau kabar baik yang diterima dari Allah.

 

Ketiga, kita harus memuliakan Kebesaran Allah dan Kehadiran Mesias. Pujian dan kemuliaan yang diberikan oleh para gembala menunjukkan pengakuan akan kebesaran Allah dan keajaiban kelahiran Mesias. Ini mengajarkan kita untuk selalu menghormati dan memuliakan Allah dalam setiap aspek hidup kita, terutama saat kita menyaksikan tanda-tanda kebesaran-Nya.

 

Keempat, kita harus mau berbagi Kebahagiaan dengan orang lain. Gembala-gembala tidak menyimpan kebahagiaan mereka sendiri; sebaliknya, mereka berbagi kabar baik tersebut dengan orang lain. Ini mengingatkan kita untuk tidak hanya menikmati berkat pribadi, tetapi juga berbagi kasih Allah dengan sesama. Kebahagiaan sejati dapat ditemukan dalam pelayanan dan berbagi dengan orang lain. Karena itu, melalui kotbah ini, kita dapat diinspirasi untuk membuka hati dan pikiran kita untuk menerima pesan kasih dan kebaikan Allah, merespons dengan kepatuhan dan sukacita, serta berbagi kebahagiaan tersebut dengan semua orang di sekitar kita. (rsnh)

 

Selamat Merayakan Hari Natal 25 Desember 2023 bagi kita semua!

KOTBAH MALAM NATAL Minggu, 24 Desember 2023 “ALLAH MENYERTAI KITA” (Matius 1:18-23)

 KOTBAH MALAM NATAL  Minggu, 24 Desember 2023 

ALLAH MENYERTAI KITA

Kotbah: Matius 1:18-23             Bacaan: Yesaya 7:10-17

Malam ini kita merayakan Malam Natal tat kala Yesus lahir di kandang domba di Betlehem. Ada banyak kenangan dan inspirasi atas peristiwa ini bagi kita sekarang. Peringatan ini tidak berlalu begitu saja tetapi harus membawa makna bagi kita sekarang. Dalam Malam Natal ini akan membahas tema “ALLAH MENYERTAI KITA”. Ungkapan "Allah menyertai kita" dapat dipahami sebagai ekspresi dari kehadiran aktif dan kasih Allah yang termanifestasi dalam peristiwa kelahiran Yesus Kristus.

Ungkapan “Allah Menyertai Kita” memiliki beberapa aspek makna, yakni: 

Pertama, Allah hadir secara Ilahi dalam bayi Yesus. Ungkapan "Allah menyertai kita" menyoroti kehadiran langsung Allah dalam dunia manusia. Kelahiran Yesus Kristus adalah bukti konkrit bahwa Allah tidak hanya menciptakan dunia ini, tetapi juga memasuki dunia sebagai seorang manusia untuk berbagi dalam pengalaman hidup kita. 

Kedua, keintiman kasih dan kepedulian Allah. Allah yang Mahakuasa dan Mahaagung memilih untuk menyertai kita dengan cara yang intim dan penuh kasih. Melalui kelahiran Yesus, Allah menunjukkan kepedulian-Nya terhadap kondisi manusia, keterbatasan, dan kebutuhan keselamatan mereka.

Ketiga, Allah memenuhi janji-janji-Nya. Ungkapan ini mengacu pada pemenuhan nubuat-nubuat Perjanjian Lama, khususnya nubuat dalam Yesaya 7:14. Nama "Immanuel" yang berarti "Allah menyertai kita" menunjukkan bahwa kelahiran Yesus bukanlah suatu kebetulan, melainkan bagian dari rencana ilahi yang telah dijanjikan oleh Allah. 

Pertanyaan kita sekarang adalah bagaimanakah cara Allah menyertai kita? Berdasarkan Kitab Matius 1:18-23, cara Allah menyertai kita terutama termanifestasi dalam peristiwa kelahiran Yesus Kristus. Mari kita lihat beberapa aspek kunci yang menunjukkan cara Allah menyertai kita berdasarkan pasal ini:

Pertama, Yesus lahir dari Roh Kudus (ay. 18). Maria, ibu Yesus, mengandung dari Roh Kudus. Inilah suatu tanda kehadiran langsung dan karya Roh Kudus dalam proses kelahiran Yesus. Allah secara ajaib terlibat dalam peristiwa ini, menunjukkan bahwa kelahiran Yesus adalah suatu kehendak ilahi.

Beberapa poin penting dalam pemahaman ini termasuk:

Ø  Kelahiran Ajaib: Ungkapan "Maria didapati mengandung dari Roh Kudus" menyoroti aspek ajaib dan keajaiban dari kelahiran Yesus. Ini menekankan bahwa kehamilan Maria bukanlah hasil dari hubungan manusiawi biasa, tetapi merupakan tindakan luar biasa dan campur tangan ilahi.

Ø  Karya Roh Kudus: Penggunaan frasa "didapati mengandung dari Roh Kudus" menegaskan bahwa Roh Kudus memiliki peran kunci dalam proses kelahiran Yesus. Ini menunjukkan bahwa kehamilan Maria adalah suatu karya ilahi yang melibatkan pekerjaan Roh Kudus.

Ø  Pemisahan dari Hubungan Manusia Biasa: Ungkapan ini menekankan bahwa kelahiran Yesus Kristus tidak dapat dijelaskan atau dimengerti dengan parameter hubungan manusia biasa. Kelahiran ini adalah suatu kejadian supernatural yang melibatkan campur tangan langsung dari Allah melalui Roh Kudus.

Kedua, hehadiran Malaikat Tuhan untuk menguatkan Yusuf (ay. 20). Yusuf, tunangan Maria, bermaksud menceraikannya karena mengira Maria hamil bukan dari hubungan pernikahan mereka. Namun, malaikat Tuhan menyatakan diri kepadanya dalam mimpi, memberitahukan bahwa anak yang dikandung oleh Maria adalah dari Roh Kudus. Malaikat memberikan instruksi kepada Yusuf untuk tetap bersama Maria. Hal ini menunjukkan bahwa ada peran penting Malaikat TUHAN untuk menguatkan Yusuf. Berikut adalah poin-poin kunci mengenai peran Malaikat TUHAN dalam konteks ini:

Ø  Memberikan Pengertian Ilahi: Malaikat Tuhan memberikan penjelasan ilahi kepada Yusuf mengenai kehamilan Maria. Malaikat menjelaskan bahwa anak yang dikandung oleh Maria adalah dari Roh Kudus, bukan dari hubungan manusiawi biasa. Ini memberikan Yusuf pengertian yang diperlukan tentang asal usul anak yang dikandung oleh Maria.

Ø  Menguatkan dan Mendorong: Pada saat Yusuf mungkin merasa bingung, cemas, atau bahkan terluka karena situasi ini, malaikat Tuhan muncul untuk memberikan dukungan dan keberanian. Malaikat mendorong Yusuf untuk tidak menceraikan Maria, melainkan untuk tetap bersamanya.

Ø  Menyampaikan Pesan Ilahi: Malaikat Tuhan menyampaikan pesan langsung dari Allah. Dalam mimpi, malaikat memberitahu Yusuf bahwa anak yang dikandung oleh Maria adalah bagian dari rencana ilahi dan akan menjadi penyelamat umat-Nya.

Ø  Mengarahkan untuk Menamai Anak: Malaikat juga memberitahu Yusuf tentang nama yang harus diberikan kepada anak itu: Yesus, yang berarti "Dia yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."

Ketiga, menggenapi Nubuat para Nabi (ay. 22-23). Matius menekankan bahwa kelahiran Yesus memenuhi nubuat-nubuat Perjanjian Lama, khususnya nubuat dalam Yesaya 7:14. Nama "Immanuel" yang berarti "Allah menyertai kita" menunjukkan esensi kehadiran ilahi dalam pribadi Yesus Kristus. Melalui kelahiran Yesus, Allah secara harfiah hadir di tengah-tengah umat manusia.

Keempat, membebaskan manusia dari dosa (ay. 21). Dalam konteks Injil Matius, pernyataan "Ia akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka" (ay. 21) menyoroti peran Yesus sebagai Juruselamat yang datang untuk memberikan pembebasan dan pengampunan dosa. Dengan demikian, kehadiran Allah dalam Yesus membawa keselamatan spiritual bagi umat manusia.

RENUNGAN 

Apa yang hendak kita renungkan pada Malam Natal ini? Perenungan dari pernyataan penulis Kitab Matius 1:18-23, yang membahas tema "ALLAH MENYERTAI KITA," dapat melibatkan pemahaman mendalam tentang kehadiran ilahi, kasih Allah, dan arti keselamatan dalam konteks kelahiran Yesus Kristus. Berikut adalah beberapa perenungan yang mungkin muncul:

Pertama, kehadiran Ilahi yang Ajaib. Pemahaman bahwa Yesus lahir dari seorang perawan melalui perbuatan Roh Kudus menegaskan keajaiban kehadiran ilahi. Peristiwa ini memperlihatkan bahwa rencana Allah seringkali melibatkan elemen-elemen yang luar biasa dan di luar nalar manusia.

Kedua, Kasih dan Kepedulian Allah akan umat manusia. Kelahiran Yesus menunjukkan kasih dan kepedulian Allah terhadap umat manusia. Allah tidak hanya menciptakan dunia ini, tetapi juga memilih untuk memasuki kehidupan manusia dengan cara yang sangat pribadi melalui kelahiran sebagai seorang bayi.

Ketiga, pemenuhan Janji Allah. Pemenuhan nubuat-nubuat Perjanjian Lama dalam kelahiran Yesus menyoroti keandalan janji-janji Allah. Ini menjadi dorongan untuk mempercayai bahwa Allah setia dalam memenuhi rencana-Nya dan bahwa kita dapat mengandalkan janji-janji-Nya. 

Keempat, kelahiran Yesus hendak membebasan manusia dari dosa. Pernyataan bahwa Yesus akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa membawa perenungan mengenai makna keselamatan. Kelahiran Yesus Kristus bukan hanya peristiwa sejarah, tetapi juga langkah penting dalam rencana Allah untuk memberikan pembebasan dari dosa dan memulihkan hubungan manusia dengan-Nya.

Perenungan atas teks ini dapat memperdalam pengalaman spiritual, menguatkan iman, dan membawa pengertian tentang betapa besar kasih dan kehadiran Allah dalam hidup kita. Karena itu, kotbah ini menjadi panggilan untuk meresapi dan merayakan makna Natal sebagai peristiwa kelahiran Sang Juruselamat, yang membawa damai dan keselamatan kepada umat manusia. (rsnh)

Selamat Malam Natal 24 Desember 2022 bagi kita semua!

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...