Sabtu, 18 Mei 2019

KOTBAH MINGGU KANTATE Minggu, 17 Mei 2019 “BERIBADAHLAH KEPADA TUHAN DENGAN SETIA”

Minggu, 17 Mei 2019

Kotbah: Ezra 6:13-18  Bacaan: 2Timotius 2:1-7



Minggu ini kita akan memasuki Minggu Kantate,artinya nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan (Mzm. 98:1). Dalam Minggu ini kita akan membahas tema “Beribadahlah kepada TUHAN dengan setia”.Beribadah kepada TUHAN bisa diartikan sebagai “melayani, berbakti, dan mengabdi kepada Tuhan”. Ibadah dalam konsep Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru mempunyai arti “pelayanan”. Kata Ibrani untuk ibadah adalah “avoda”sedangkan kata Yunani yang dipakai adalah “latreia”.Kata “avoda” dan “latreia” pada mulanya menyatakan pekerjaan budak atau hamba upahan. Dan dalam rangka mempersembahkan “ibadat” ini kepada Allah, maka para hamba-Nya harus meniarap dan dengan demikian mengungkapkan rasa takut penuh hormat, kekaguman dan ketakjuban penuh puja.

Dalam situasi apapun yang kita alami kita harus tetap beribadah kepada TUHAN. Sama seperti pengalaman hidup Ezra. Ezra hidup dalam situasi yang sangat sulit. Ia dan sebagian besar orang sebangsanya hidup di dalam pembuangan. Semua itu terjadi oleh karena umat Isreal telah berbuat dosa dan tidak setia kepada TUHAN Allah. Namun demikian, menjadi orang buangan tidak selamanya tanpa harapan. Ada saatnya Tuhan mengangkat dan memulihkannya. Itulah yang dialami oleh Ezra.
Jika kita setia beribadah kepada TUHAN, maka Ia akan menyertai, menolong, dan juga memberkati kita. Itulah yang dialami Ezra kala itu (ay. 6, 9). Karena Ezra setia kepada Tuhan maka ia mengalami perlindungan Tuhan.

Kesetiaan Ezra kepada Tuhan dinyatakannya dengan kesungguhan dirinya dalam mempercayai dan menaati firman Tuhan. Ezra menunjukkan akan tekadnya untuk meneliti hukum-hukum Tuhan serta melakukannya. Ia pun mengajarkan ketetapan dan peraturan firman Tuhan tersebut di antara orang Israel dengan benar. Apa yang firman Allah ajarkan, Ezra terapkan dalam hidupnya (ay. 10). Itulah yang membawanya mengalami pertolongan Tuhan saat ia pulang dari Babel dan tiba di Yerusalem (ayat 1-9). Raja tempat ia dibuang menunjukkan kebaikannya kepada Ezra. Raja memberi dia segala yang diingininya. Kesetiaan dan ketaatannya kepada Tuhan telah membuat raja memberi kuasa kepadanya untuk mengatur kebaktian di dalam rumah Allah. Bahkan, seluruh keperluannya didukung oleh perbendaharaan kerajaan (ay. 15-26).

Sungguh luar biasa apa yang dialami oleh Ezra, seorang yang hidup dalam pembuangan, namun tetap taat dan setia kepada Tuhan. Dari bagian ini, marilah kita belajar untuk hidup memelihara kesetiaan dan ketaatan kita kepada Tuhan. Apapun situasi dan kondisi yang kita sedang hadapi atau alami, marilah kita untuk tetap belajar percaya dan taat kepada firman-Nya. Ingatlah bahwa pertolongan Tuhan akan nyata menyertai umat-Nya yang menunjukkan ketaatan dan kesetiaannya kepada-Nya. 

Bagi Ezra beribadah kepada TUHAN dengan setia itu sangat penting bagi dirinya. Mengapa beribadah kepada TUHAN menjadi sesuatu yang sangat penting bagi kita sekarang?

Pertama,karena dengan akan membuat dirikita takut akan TUHAN.Orang yang beribadah belum tentu takut akan Tuhan, tetapi orang yang takut akan Tuhan pasti beribadah, bagaimanapun situasi dan kondisinya. Contohnya: Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego adalah orang yang takut akan Tuhan dan tetap beribadah kepada Tuhan walaupun bahaya menanti dan rintangan menghadang mereka. 

Kedua, karena beribadah membuat kita memiliki hati yang tulus iklas.Kata tulus iklas dapat diartikan sebagai: rela, sungguh-sungguh, dan penuh penyerahan. Ketulusan kita berbakti kepada Tuhan terlihat dari sikap dan tindakan-tindakan kita. Contoh: Ketika kita meminta anakkita mengambilkan secangkir air minum atau mengambil sesuatu untuk kita, maka kita akan tahu dengan segera apakah ia melakukannya dengan tulus atau tidak, reaksinya terlihat atau tergambar dari raut mukanya dan tindakannya. 

Ketiga,karena beribadah membuat kita semakin setia kepada TUHAN.Beribadah dengan setia kita bisa pahami dalam tiga pengertian, yaitu: Ibadah dengan komitmen, ibadah dengan tekun atau terus menerus, dan ibadah yang menjadi gaya hidup kita. Kesetiaan diawali dari sebuah komitmen (keputusan) yang kuat. Komitmen adalah sebuah penyerahan yang total. Komitmen yang setengah-setengah tidak dapat disebut komitmen. (contoh raja Saul). Komitmen dimulai dari sikap hati. Selanjutnya komitmen itu harus dilakukan, sebab sebuah komitmen tidak dapat disebut komitmen jika tidak dilakukan. Dan ibadah ini akhirnya harus menjadi gaya hidup yang dilaksanakan tanpa paksaan tetapi dengan sukacita dan karena kasih kepada Tuhan. Karena itu, janganlah kendor semangat kita untuk bribadah kepada TUHAN, melainkan bangunlah semangat yang terus-menerus dan setia untuk beribadah kepada-Nya. (rsnh)

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...