Selasa, 27 Oktober 2020

Renungan hari ini: MENGAPA KAMU BERDUA BERSEPAKAT? (Kisah Para Rasul 5:9a)

 Renungan hari ini:

 

MENGAPA KAMU BERDUA BERSEPAKAT?




 

Kisah Para Rasul 5:9a (TB)  Kata Petrus: "Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan?"

 

Acts 5:9a (NET)  Peter then told her, “Why have you agreed together to test the Spirit of the Lord?”

 

Sejatinya memang pasangan suami-istri (pasutri) itu harus sepakat. Tetapi kesepakatannya harus jelas. Kalau sepakat untuk memuliakan TUHAN itu sangat bagus. Pasangan suami-istri itu setia memuji dan memuliakan TUHAN. Tetapi kalau sepakat untuk mendustai TUHAN, itu akan membawa celaka dan musibah. Pasutri yang tidak mau mendengar suara TUHAN akan membuat perjalanan rumah tangganya berakhir tragis. Hal ini terlihat dari pasutri Ananias dan Safira.

 

Dari kisah Safira ini, ada beberapa hal yang bisa kita pelajari :

 

Pertama, sebagai isteri seharusnya tidak usah sepakat dengan dosa suami. Meskipun Tuhan menginginkan kita tunduk kepada suami, sehati dan juga sepikir, tapi tidak dengan dosa. Kalau ada yang menyimpang, maka suami/isteri harus ingat bahwa kita nggak harus sepakat dengan hal itu. Melainkan mengingatkan suami kita untuk tidak melakukannya, bukan? Atau menolong/merangkul mereka untuk mengerti tentang kebenaran.

 

Kedua, pentingnya memberikan pengaruh yang positif untuk suami. Jangan seperti Safira yang malah bekerjasama dengan suaminya. Sudah tahu salah, malah mendiamkannya. Nah, sebagai isteri kita harus mau dan mampu mempengaruhi suami kita untuk melakukan yang benar, bukan malah menyetujui apapun yang dia katakan ya.

 

Sekarang, coba tanya dan lihat dirimu sendiri, pengaruh apa yang sudah kamu berikan kepada suami/isteri kamu? Jangan-jangan, kita masih seperti Safira zaman now yang mendiamkan suami kita ketika melakukan dosa dan mencobai  Roh Tuhan. Memang Alkitab tidak menuliskan siapa yang duluan memiliki ide untuk menyimpan sebagian hasil jual tanah tersebut, tapi lihat bahwa akibat dosa itu ditanggung oleh mereka bersama. Mereka berdua akhirnya mati.

 

Ketika kita menikah, itu artinya kita sudah menjadi satu daging dan tak terpisahkan kecuali maut. Sehingga ketika satu yang berbohong maka keduanya akan terkena akibat apalagi jika kebohongan dan dosa itu kita setujui. Melakukan dosa di hadapan TUHAN akan menerima akibat yang mematikan keluarga kita. Seandainya Safira mempengaruhi suaminya untuk melakukan apa yang benar, mungkin hal ini tidak akan terjadi kematian mereka berdua.

 

Jadi, inilah poin pentingnya yang harus kita ingat isteri jangan sampai gagal menggunakan pengaruh positif untuk suami bahkan orang disekitarmu. Hal kedua yang perlu kita perhatikan bahwa mengubah suami dan mempengaruhi seorang suami adalah hal yang berbeda. Mengubah suami artinya merubah suami dengan keinginan dan motivasi kita sendiri tanpa peduli apakah dia suka atau tidak. Hal ini sama dengan menuntut suami. Sementara mempengaruhi suami adalah, mengubah diri kita sendiri lebih dulu, dan berharap suami termotivasi dengan perubahan kita dan melakukan hal yang serupa bahkan menjadi jauh lebih baik. Karena itu, jadilah pasangan suami-istri yang takut akan TUHAN agar rumah tangga kita selalu diberkati-Nya. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...