Sabtu, 04 September 2021

KOTBAH MINGGU XIV SETELAH TRINITATIS Minggu, 05 September 2021 “KUATKANLAH HATIMU, JANGAN TAKUT” (Yesaya 35:4-10 )

 KOTBAH MINGGU XIV SETELAH TRINITATIS

Minggu, 05 September 2021

 

“KUATKANLAH HATIMU, JANGAN TAKUT”

Kotbah: Yesaya 35:4-10       Bacaan: Yakobus 2:5-15




 

Minggu ini kita memasuki Minggu Keempatbelas Setelah Trinitatis. Tema yang akan kita renungkan adalah “Kuatkanlah Hatimu, Jangan Takut”. Menghadapi pandemi Covid 19 perlu sebuah trik yang ampuh yakni, jangan takut. Ketika kita dengan tenang mengahadapinya maka tubuh kita akan mengeluarkan imun tubuh yang memampukan kita kuat melawan virus itu. Ketakutan akan menurunkan imun tubuh, tetapi ketenangan akan meningkatkan imun tubuh.

 

Pelajaran ini sudah lama kita saksikan dalam narasi Kitab Suci. Dalam perikope kotbah Minggu ini kita melihat sebuah cerita yang menggambarkan adanya perubahan situasi dari hal yang menakutkan menjadi sukacita melalui kehadiran Tuhan. Sukacita karena Allah sendiri akan membuat suatu perubahan yang sangat sulit dikerjakan oleh manusia. Perubahan ini semakin dinyatakan melalui ayat 5-6a: “Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka. Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai”. Sukacita karena Allah akan membuat alam menjadi sumber kehidupan dan kesegaran. Pekerjaan dan karya Allah semakin kita pahami melalui ayat 6b-7: “sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara; tanah pasir yang hangat akan menjadi kolam, dan tanah kersang menjadi sumber-sumber air; di tempat serigala berbaring akan tumbuh tebu dan pandan”. Hal ini menyatakan adanya pembaruan ajaib yang jauh melebihi kuasa siapa pun dan sanggup memberikan sukacita yang sangat luar biasa.

 

Rasa takut adalah salah satu pergumulan yang pada umumnya dialami oleh umat manusia. Rasa takut dapat menghinggapi siapa saja, termasuk orang yang beriman. Dalam menghadapi situasi kehidupan saat sulit, seringkali kita menjadi takut bahkan cenderung menjadi putus asa dan apatis, mungkin karena kondisi ekonomi yang sulit, rumah tangga yang hancur, pekerjaan yang tak menentu, jodoh yang tak kunjung datang, sakit penyakit yang tak sembuh, kehilangan orang-orang yang dikasihi, perasaan tertolak, kekecewaan, dll. Namun dalam kondisi demikian firman Tuhan mengingatkan kita: “Jangan takut, kuatkan hatimu”, sebab kita memiliki Tuhan yang baik dan sanggup menyelamatkan kita dari segala macam masalah ketakutan dan pergumulan hidup. Segala perkara pasti dapat kita tanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan (Flp. 4:13). Janganlah takut menghadapi aneka macam masalah, tantangan dan hambatan dalam hidup kita. 

 

Dalam kesusahan setiap orang membutuhkan jalan keluar (solusi). Pertolongan hanya ada pada Yesus, Dia sanggup menyelamatkan dan memberikan sukacita yang sesungguhnya. Andalkan Tuhan dalam pergumulan dan kesusahan dan jangan mengandalkan diri sendiri, teman, keluarga, harta dan pangkat (Ams. 3:5). Jika kita mengandalkan Tuhan akan terjadi perubahan, kita akan menjadi pemenang dalam iman dan memiliki pengharapan bahwa hari esok lebih baik. 

 

Tuhan datang menyelamatkan kita. Keselamatan yang dari Allah akan membawa pemulihan, mencelikkan mata rohani yang buta, membuka telinga yang tuli, menggerakkan kaki lumpuh kita untuk pergi dan datang kembali menyembah Tuhan dan membuat mulut kita mampu menyuarakan kebenaran dan mewartakan perbuatan besar Tuhan. Allah tidak pernah meninggalkan dan melupakan umatNya. Tuhan kita adalah Penolong yang setia. Marilah kita menaruh pengharapan kita senantiasa kepada Tuhan, jangan takut dan tawar hati akan situasi hidup kita hari ini dan hari esok.

 

Pertanyaan kita sekarang adalah apa respons TUHAN jika kita telah mampu hidup tanpa ketakutan? Jika kita melakukan hal tersebut maka Tuhan akan datang untuk menyelamatkan kita. ... Allahmu akan datang dengan pembalasan... Ia sendiri datang menyelamatkan kamu! (ay. 4). Allah meyelamatkan menyatakan sesuatu perubahan nyata antara lain: 

 

Pertama, TUHAN akan memberikan kesembuhan secara fisik/jasmani (ay. 5-6). TUHAN akan mencelikkan mata  orang buta, orang bisu akan bersorak sorai, orang lumpuh akan melompat seperti rusa.

 

Kedua, TUHAN akan memberikan alam yang indah (ay. 6b-7). TUHAN akan menjadikan tanah gersang menjadi berumput hijau, tanah yang kering menjadi kolam/ada air, bahkan di tempat serigala berbaring (tempat ketakutan) akan tumbuh tebu dan pandan (jadi lahan pertanian – tempat kedamaian).

Ketiga, TUHAN akan memberikan jalan raya yang disebut jalan kudus (ay. 8-9). Yang dimaksud di sini tentunya bukan jalan raya umum tetapi menunjuk kepada jalan untuk orang-orang khusus yang melintasinya yaitu: Orang-orang suci bukan orang-orang najis/tidak tahir/orang pandir. Ketika orang kudus berjalan tidak akan ada lagi singa yang menghalanginya. Jalannya penuh dengan kebahagiaan.

 

Keempat, TUHAN akan memberikan pembebasan (ay. 10). Orang-orang yang dibebaskan Tuhan akan pulang dan masuk ke sion (ibukota Jerusalem). Kegirangan dan sukacita memenuhi mereka, kedukaan dan keluh kesah akan menjauh. Ini khabar sukacita tentang pembebasan dan keselamatan

 

RENUNGAN

 

Pada Minggu Keempat belas setelah Trinitatis ini kita hendak merefleksikan Firman TUHAN ini dalam kehidupan kita sehari-hari.

 

Pertama, Allah akan terus menguatkan orang yang lemah lesu (ay. 3-4). Kehadiran Allah dalam hidup kita akan memberikan kekuatan baru bagi orang yang letih lesu dalam menghadapi pergumulan dan persoalan hidupnya, khususnya dalam menghadapi pandemi Covid 19. Allah memberikan kekuatan bagi orang yang lututnya hampir goyah, dan bagi orang yang tawar hati. Allah  akan memberikan keberanian dan kekuatan bagi orang yang mengalami ketakutan dalam hidupnya.

 

Kedua, kehadiran Allah dalam hidup kita akan menyembuhkan segala penyakit (ay. 5-6). Kehadiran Allah tidak hanya memulihkan keadaan alam, namun juga memulihkan segala penyakit dalam tubuh kita termasuk menyembuhkan dan memulihkan kita dari Cavid 19. Orang buta diberikan kesempatan melihat, orang lumpuh bisa berjalan dengan baik, orang yang tuna rungu dan tuna wicara bisa berkata-kata, dan telinga orang yang tuli dibuka sehingga bisa mendengarkan. Kehadiran Allah memulihkan kesehatan kita secara jasmani.

 

Ketiga, kehadiran Allah dalam hidup kita akan membawa kerukunan dan kedamaian (ay. 9-10). Kehadiran Allah akan membawa keharmonisan dan kedamaian. Semua pertikaian diselesaikan dengan caranya Allah. Kelompok orang yang bermusuhan bisa duduk bersama bagaikan singa tidak akan ada lagi yang mengganggu kehidupan mereka. Bahkan orang yang bersama Tuhan dibiarkan bersorak-sorai. Karena itu, usahakanlah hidup kita menghindari ketakutan dan mulai berpikir dan bertindak tenang bersama TUHAN. (rsnh)

 

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...