Jumat, 16 Desember 2022

Renungan hari ini: “PERTOBATAN NEBUKADNEZAR” (Daniel 4:37)

 Renungan hari ini:

 

“PERTOBATAN NEBUKADNEZAR”


 

Daniel 4:37 (TB) "Jadi sekarang aku, Nebukadnezar, memuji, meninggikan dan memuliakan Raja Sorga, yang segala perbuatan-Nya adalah benar dan jalan-jalan-Nya adalah adil, dan yang sanggup merendahkan mereka yang berlaku congkak"

 

Daniel 4:37 (NET) "Now I, Nebuchadnezzar, praise and exalt and glorify the King of heaven, for all his deeds are right and his ways are just. He is able to bring down those who live in pride"

 

Nas hari ini menjelaskan bagi kita bahwa seorang raja yang suka meninggikan dirinya mengalami pertobatan. Pertobatan ini adalah karya TUHAN atas diri Nebukadnezar. Ketika Nebukadnezar meninggikan dirinya sendiri, ia menjadi contoh dari penolakan Allah terhadap kesombongan. “Bukankah itu Babel yang besar itu, yang dengan kekuatan kuasaku dan untuk kemuliaan kebesaranku telah kubangun menjadi kota kerajaan?" Raja belum habis bicara, ketika suatu suara terdengar dari langit: "Kepadamu dinyatakan, ya raja Nebukadnezar, bahwa kerajaan telah beralih dari padamu” (Dan. 4:30-31). Ketika ia merendahkan dirinya sendiri, ia menjadi contoh dari kasih karunia Allah terhadap sikap rendah hati. “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati” (1 Ptr. 5:5).

 

Nebukadnezar digiring ke padang rumput untuk hidup seperti binatang. “Pada saat itu juga terlaksanalah perkataan itu atas Nebukadnezar, dan ia dihalau dari antara manusia dan makan rumput seperti lembu, dan tubuhnya basah oleh embun dari langit, sampai rambutnya menjadi panjang seperti bulu burung rajawali dan kukunya seperti kuku burung” (Dan. 4:33). Waktu di mana penolakan Allah terhadap kesombongan Nebukadnezar berhenti ketika ia memandang kepada Allah. “Tetapi setelah lewat waktu yang ditentukan, aku, Nebukadnezar, menengadah ke langit, dan akal budiku kembali lagi kepadaku.” Sekarang, dengan akal yang mampu berpikir dengan benar, ia mulai memberikan pujian dan penghormatan kepada Allah yang Mahatinggi. “Lalu aku memuji Yang Mahatinggi dan membesarkan dan memuliakan Yang Hidup kekal itu.”

 

Kejadian ini memperlihatkan sebuah perubahan yang terjadi kepada raja Nebukadnezar. Sebelumnya, ia meninggikan dirinya sendiri. Sekarang, ia meninggikan Allah. Sebelumnya, ia mengira bahwa ia sendirilah yang mengangkat dirinya ke atas tahta. Sekarang, ia melihat kehendak Allah dibalik kenaikannya menjadi raja. “Ia berbuat menurut kehendak-Nya terhadap bala tentara langit dan penduduk bumi.” Tuhan kemudian menganugerahkan kasih karunia kepada raja yang merendahkan dirinya ini, yang sebelumnya berjalan dalam keangkuhan. “Pada waktu akal budiku kembali kepadaku… aku dikembalikan kepada kerajaanku.” Setelah kembali duduk di atas tahta, ia memberikan penghormatan kepada Raja sorga. “Jadi sekarang aku, Nebukadnezar, memuji, meninggikan dan memuliakan Raja Sorga.” Lalu, ia menambahkan sebuah pernyataan yang memperlihatkan sebuah kepercayaan yang baru yang ia temukan ketika ia direndahkan. “Dan yang sanggup merendahkan mereka yang berlaku congkak”

 

Apa yang dialami Nebukadnezar memberikan sebuah pembelajaran bagi kita. Ketika keajaiban dan mujizat Tuhan nyatakan, ketika pencapaian demi pencapaian kita dapatkan, ketika Tuhan bawa kita kepada kemuliaan yang lebih besar dari sebelumnya, kita rentan terkena penyakit hati yang disebut kesombongan. Suatu pikiran yang mengatakan semua adalah karena kehebatan kita, atau ketika kita membanggakan pencapaian yang sudah kita dapatkan. Kita perlu menyadari bahwa Tuhan bisa begitu saja, dengan mudah mengambil kembali apa yang telah diberikan-Nya pada kita. Tapi kabar baiknya, sama seperti yang Tuhan perbuat kepada Nebukadnezar. Ketika ada pertobatan dan perubahan, TUHAN pasti akan memulihkan. Ketika Nebukadnezar menyadari kesalahannya dan mengakui semua asalnya dari Tuhan, oleh Tuhan dan bagi Tuhan, maka Tuhan pun berkenan memulihkannya, mengembalikan kemuliaannya bahkan lebih dari sebelumnya. Karena itu, apapun yang sedang kita alami saat ini. Sadarilah bahwa hati adalah pusat kehidupan kita (Ams. 4:23). Tetaplah jaga hati dari segala yang tidak berkenan dihadapan-Nya, termasuk kesombongan. Mari minta Tuhan untuk terus memurnikan hati kita. Milikilah kerendahan hati untuk terus dikoreksi supaya perkenanan-Nya tetap ada dan kemuliaan-Nya semakin nyata dalam hidup kita. (rsnh)

 

Selamat berakhir pekan dan besok kita beribadah kepada TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...