Selasa, 11 September 2018

Renungan hari ini: MENOLAK ALLAH SEBAGAI RAJA

Renungan hari ini: 

MENOLAK ALLAH SEBAGAI RAJA



1 Samuel 8:7 (TB) TUHAN berfirman kepada Samuel: "Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka" 

1 Samuel 8:7 (NET) The Lord said to Samuel, “Do everything the people request of you. For it is not you that they have rejected, but it is me that they have rejected as their king” 

Bangsa Israel memohon kepada TUHAN agar mereka diberikan seorang raja yang akan memimpin mereka. Permintaan mereka itu sudah dan sedang dikerjakan oleh TUHAN dan untuk sementara waktu sebelum raja itu ada maka TUHAN-lah yang bertindak sebagai raja atas mereka. Namun, umat Israel menolak rencana Allah itu dan lebih memilih menentukan masa depan mereka menurut ukuran mereka dan bukan menurut ukuran Tuhan. Mereka tidak mau dipimpin oleh anak-anak Samuel yang hanya mengutamakan laba, melakukan suap dan memutarbalikkan keadilan. Perilaku anak-anak Samuel mereka jadikan alasan untuk mewujudkan keinginan mereka, yaitu adanya seorang raja yang memimpin mereka, sama seperti bangsa-bangsa di sekitar mereka. Karena itu mereka mendesak Samuel memilih seorang raja bagi mereka.

Umat Israel mengira dengan memiliki seorang raja, kehidupan mereka kemudian akan jauh lebih baik. Masa depan mereka akan lebih terjamin. Mereka lupa bahwa yang menjamin mereka selama ini adalah Tuhan. Ketika mereka kecewa terhadap kepemimpinan anak-anak Samuel, mereka mencari jalan keluar menurut apa yang mereka pikirkan. Sikap umat Israel yang mendesak Samuel, mencerminkan betapa mereka telah mengabaikan pertimbangan Tuhan dalam hidup mereka. Mereka tidak belajar dari pengalaman sebelumnya, ketika Tuhan diabaikan, maka hidup mereka selalu diwarnai tragedi.

Samuel mengeluhkan sikap Israel kepada Tuhan. Tapi Tuhan cukup bijaksana. Ia berkata bahwa bukanlah Samuel yang mereka tolak, tapi Dialah yang ditolak oleh umat Israel. Lalu Tuhan menyampaikan konsekuensi dari permintaan mereka (ay. 11-16).  Kalau kita baca kewajiban Israel sebagai konsekuensi adanya raja, sebenarnya cukup berat bagi mereka. Mereka harus korbankan anak-anak mereka dan penghasilan mereka. Tapi demi keinginan mereka, mereka rela korbankan semua itu. Inilah akibat dari pemaksaan kehendak: tidak peduli apakah orang lain (jemaat, keluarga, anak-anak) dirugikan atau tidak. Yang penting keinginan tercapai.

Kalau memang meminta raja bukan suatu hal yang salah, lalu kesalahan apa yang dilakukan bangsa Israel?

Pertama,mereka minta seorang raja karena mereka tidak mau Tuhan yang jadi Raja. Memang suatu saat Tuhan akan pilih raja untuk mewakili-Nya. Tetapi sekarang belum waktunya, dan kalaupun ada raja, tetap raja itu harus ada di bawah pimpinan Tuhan.Maka Tuhan tidak banyak debat. Tuhan menjawab permintaan mereka, dengan memberi beberapa peringatan serius: Raja itu akan pungut pajak dari kamu, bikin kamu jadi budak, dan sebagainya. Lalu Tuhan memberi mereka raja dari suku Benyamin.

Kedua,mereka minta raja karena melihat bangsa-bangsa di sekeliling mereka. Ini motivasi yang jelek. Minta sesuatu karena iri pada yang lain. Yang lain bisa begitu kok saya tidak? Tidak usah iri pun sebenarnya Tuhan sudah siapkan raja bagi mereka dari suku Yehuda. Tetapi bangsa Israel merasa kurang gregetkalau tidak ada raja.Bangsa Israel punya kecenderungan untuk ingin melihat secara fisik penyertaan Tuhan. Waktu mereka keluar dari Mesir, mereka membuat patung lembu emas untuk mewakili Allah yang tidak kelihatan. Kali ini mereka berbuat hal yang serupa lagi, menginginkan raja sebagai ganti Allah yang tidak kelihatan.

Penolakan Israel terhadap peranan Tuhan secara langsung, ternyata juga menjadi sikap manusia sampai sekarang ini. Manusia lebih mengandalkan kekuasaan dan kebesaran manusia daripada mengandalkan Tuhan. Mereka berpikir bahwa kekuasaan manusia lebih menjamin hidup mereka. Jaminan hidup sejati bukan datang dari manusia, tapi datang dari Tuhan. Karena itu pemazmur berkata: “Janganlah percaya kepada para bangsawan, kepada anak manusia yang tidak dapat memberikan keselamatan” (Mzm. 146:3). Karena itu, manusia diberi kebebasan untuk memilih, termasuk memilih kehidupan yang mengandalkan Tuhan atau menolak-Nya. Terserah, kita mau pilih yang mana. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...