Kamis, 30 Desember 2021

*KOTBAH AKHIR TAHUN* Jumat, 31 Desember 2021 *RANCANGAN DAMAI SEJAHTERA*: *Yeremia 29:10-14*

 *KOTBAH AKHIR TAHUN*

Jumat, 31 Desember 2021

 

*RANCANGAN DAMAI SEJAHTERA*

Kotbah: *Yeremia 29:10-14* Bacaan: Efesus 5:13-16




 

Hari ini kita akan mengakhiri peziarahan kita di tahun 2021. Kita telah melewati 365 hari dan beberapa jam lagi kita akan melewati 2021 dan menyongsong memasuki Tahun Baru 2022. Dalam Ibadah Akhir Tahun ini tema yang akan kita bahas adalah *Rancangan Damai Sejahtera*. Tentu kita semua menyadari bahwa TUHAN punya rancangan bagi kita sejak memasuki 2021 hingga mengakhirinya hari ini. Rancangan TUHAN itu bukan rancangan kecelakaan tetapi damai sejahtera.

 

Kata *rancangan* yang acap dimaknai sebagai “rencana” sudah amat sering digunakan dalam percakapan  sehari-hari. Orang sering  bertanya “apa rencana kita tour ke Bali jadi?” “Apakah rencana rapat hari ini tetap dilakukan karena ada rekan kita yang meninggal?” Kata rancangan acap dimaknai juga sebagai *draf* sebuah dokumen untuk dibahas yang kemudian disahkan.

 

Di lingkungan sekretariat jenderal MPR dikenal Rancangan Keputusan (Rantus) dan Rancangan Ketetapan (Rantap). Rancangan Keputusan adalah draf dokumen keputusan yang berhubungan dengan kepentingan internal yang akan dibahas. Sedangkan Rancangan Ketetapan adalah draf dokumen yang berhubungan dengan kepentingan bangsa yang akan dibahas sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

 

 

Rencana, rancangan, *plan* memang merupakan *sesuatu yang amat penting dan fundamental dalam pelaksanaan sebuah program.* Setiap program, kegiatan, aktivitas, pada level apapun dan di bidang apapun pasti membutuhkan program. Di zaman modern sekarang ini tidak saja pesta pernikahan yang mesti dirancang, diprogram, bahkan kematian pun mesti “diprogram”, Dalam pernikahan, orang merancang banyak hal: mau indoor atau outdoor, pakai EO atau tidak, honey moonnya ke mana. Dalam konteks kematian, orang merancang: mau dimakamkan atau kremasi, mau dimakamkan di tempat mewah atau di TPU biasa. Semuanya serba dirancang, direncanakan agar program berjalan baik dan teratur. Orang bijak berkata “perencanaan yang baik akan mensukseskan pelaksanaan program”.

 

Akan sangat signifikan bedanya antara sebuah kegiatan yang direncanakan dengan baik dengan sebuah kegiatan yang tidak dirancang dengan baik, kegiatan dadakan, kegiatan ujug-ujug yang improvisasi. Kehidupan juga memerlukan perencanaan, tak bisa mengalir begitu saja, tak bisa “bagaimana nanti saja”, tak bisa improvisasi.

 

Menarik sekali bunyi Yeremia 29:11 yang didalamnya menegaskan bahwa *rancangan Tuhan bagi umat-Nya itu adalah rancangan damai sejahtera, dan bukan rancangan kecelakaan.* Di tengah kondisi umat yang mengalami pergumulan hebat khsusnya Covid 19, Allah menyapa kita dengan penuh kasih sayang. Allah mendengar keluh kesah kita, Allah peduli terhadap kondisi umat yang berada dalam depresi berat dan berada di titik nadir terakhir. Allah Perjanjian Lama bukan Allah yang stagnan, yang ignore, yang kejam, yang apatis; tetapi Allah yang dinamik, bergerak, yang peduli dan bertindak, Allah yang membebaskan, yang mengangkat umat dari keterbelengguannya dan menempatkannya dalam perspektif keselamatan-Nya.

 

Kata *rancangan* yang digunakan di sini memberikan gambaran yang amat jelas bahwa *sejak awal Allah telah memiliki “skenario” bahwa umat-Nya harus diselamatkan, harus menikmati keselamatan-Nya.Rancangan-Nya adalah rancangan keselamatan bukan rancangan kecelakaan. Rancangan Allah itu definitif dan pasti, kukuh dan kuat. Rancangan Allah berbeda dari rancangan dan jalan manusia (Yes. 55:8)

 

Pesan Yeremia ini dia sampaikan tat kala Yeremia melayani di Kerajaan Yehuda yang sudah berada dalam kekuasaan Asyur dan harus membayar upeti sebagai kerajaan taklukan. Sementara Israel diremukkan oleh Asyur. Realita rapuhnya karajaan umat pilihan ini, yang hanya bersatu adan kuat di tiga periode raja, yaitu; Saul, Daud, dan Salomo (dari 40 raja Israel).

 

Selanjutnya gonta ganti perang, bertahan dan dikuasasi. Jadi situasi umum kerajaan dalah keadaan tidak sejahtera sepenuhnya. Dan, ada banyak raja yang membawa umat kepada penyembahan berhala. Ironis! Apanya yang dimaksud rancangan damai sejahtera?

 

Ketika nabi Yeremia menyampaikan Firman Tuhan, bahwa rancangan Tuhan adalah damai sejahtera, Yehuda sudah dalam pembuangan di Babel (Yer. 29:1). Di penghujung kerajaan Asyur melemah, dan dikalahkan oleh Mesir. Tapi tak lama, Mesir kemudian dikalahkan oleh Babilonia, yang membawa Yehuda sebagai orang buangan ke Babel. Jadi *memang sulit memahami apa maksudnya rancangan damai sejahtera tapi statusnya orang buangan, bait Allah di Yerusalem dirusak dan dijarah habis.* Tak ada kebanggan yang tersisa di Yehuda, sebagai kerajaan umat pilihan. Mereka takluk di tangan kerajaan kafir. Betapa besarnya misteri pemeliharaan Allah, yang seringkali digampangkan oleh banyak orang. Jadi apa maksudnya rancangan sejahtera.

 

*Sejahtera tidak sama dengan memiliki semua yang diingingkan.* Ada banyak janda di Israel, tapi janda miskin di Sarfat yang merasakan sejahteranya pemeliharaan Tuhan lewat nabi Elia. Sepanjang hidupnya dia tetap miskin, tapi hidup sejahtera karena penyertaan Tuhan. Begitu pula dengan janda miskin di PB, yang hidup adalah kesejahteraan, sehingga mampu memberi persembahan dalam rasa syukur yang penuh atas hidupnya. Sejahtera adalah buah Roh yang Tuhan beri pada orang percaya, sehingga orang percaya memiliki damai sejahtera dalam hidupnya. Damai sejahtera itu dari dalam keluar, bukan dari luar kedalam. Jadi, sejahtera tidak ditentukan oleh situasi disekitar diri, melainkan relasi dengan Tuhan.

 

*Yehuda memang dibuang ke Babel, tapi jangan lupa Yehuda dikalahakan Babel adalah bentuk penghukuman Tuhan atas kebebalan Yehuda (baca juga kita Yesaya, Habakuk).* Tuhan bisa memakai apa saja atau siapa saja untuk membentuk umat-Nya. Tujuh puluh tahun akan terbuang, sudah dinubuatkan oleh nabi sebelum peristiwa itu terjadi, dan Yehuda masih berdiri. Namun, saat bersamaan Tuhan juga berjanji  akan membebaskan Yehuda dari pembuangan, dengan memakai kerajaan Koresh, yaitu Persia (Yes. 45:1).

 

Semua urutan peristiwa ini sangat jelas dalam kitab Yesaya dan Yeremia, yang dipakai Tuhan memberitakan pembuangan oleh Babel, hidup di pembuangan dan pembebasan oleh Persia. Tuhan penguasa bumi, menguasai sejarah, politik, dan setiap detail kehidupan manusia. Peristiwa ini justru mengajar umat agar mengerti siapa yang berkuasa yang patut disembah dan setia kepada-Nya. Jadi kekalahan, pembuangan, bukanlah ketidakberdayaan Allah, melainkan sebaliknya kemahakuasaan-Nya.   Jadi, *rancangan damai sejahtera sangat jelas, tidak sama dengan hidup tenang, melainkan dibadai hidup Tuhan tidak pernah meninggalkan umat pilihan-Nya.* Tapi harus juga diingat bahwa tidak semua Israel umat pilihan. Seleksi itu sudan dimulai dan nyata sejak perjalanan di gurun, dari Mesir menuju tanah perjanjian. Tidak sedikit yang ditulahi kematian oleh Tuhan sendiri.

 

Pertanyaan kita sekarang adalah apa yang harus dilakukan untuk meraih janji rancangan damai sejahtera dan meraih masa depan yang penuh harapan tersebut?

 

*Pertama, berseru dan berdoa.* “Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu” (Yer. 29:12). Mungkin kita harus mencoba bertanya kepada diri kita sendiri: “Kapan terakhir kali kita berdoa?” “Seberapa banyak kita berdoa dalam satu hari?” Berdoa bukanlah merupakan suatu hal yang sulit untuk dilakukan. Doa merupakan komunikasi dua arah yang kita lakukan kepada Tuhan. Oleh karena Dia adalah Bapa kita, maka sudah selayaknyalah kita berdoa sebagaimana kita melakukan komunikasi dengan orang tua (jasmani) kita.

 

Kita tidak perlu takut untuk mengungkapkan isi hati kita kepada Tuhan. Bahkan tidak perlu dengan kata-kata yang bagus atau diatur-atur, karena Tuhan melihat ketulusan hati kita. Firman Tuhan bahkan mengatakan kepada kita untuk berseru kepada-Nya. Berseru merupakan suatu tindakan atau ungkapan yang mengerahkan sekuat tenaga/upaya kita untuk mengeluarkan isi hati/pikiran kita.

 

Oleh karena itu, marilah kita dengan penuh keberanian berseru dan berdoa kepadaNya, sehingga kita dapat melihat karya Tuhan dinyatakan dalam kehidupan kita, rancangan damai sejahtera digenapi bagi kita. “Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya” (Ibr. 4:16).

 

*Kedua, cari Wajah Tuhan.* “Apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati” (Yer. 29:13). Masalah demi masalah selalu datang kepada kita, mulai dari masalah yang ringan hingga masalah yang sangat berat. Dengan datangnya masalah-masalah tersebut, seringkali kita mencoba untuk menyelesaikan semuanya dengan kekuatan dan kemampuan kita sendiri. Dan tidak jarang kita menemui jalan buntu atas masalah yang kita hadapi.

 

Satu-satunya jalan keluar bagi setiap masalah kita adalah dengan datang kepada-Nya, mencari wajah-Nya. Yesus adalah jawaban bagi setiap masalah kita. Tidak ada pribadi lain yang dapat memberikan jalan keluar terbaik selain Yesus. Dan ketika kita datang mencari wajahNya, maka Dia akan menyatakan diriNya kepada kita. Dia akan memberikan ketenangan, damai sejahtera, sukacita, kekuatan baru, pemulihan dan hikmat yang baru untuk menyelesaikan masalah yang kita hadapi.

 

Dia akan memberikan kita kemampuan yang tidak pernah kita pikirkan sebelumnya sehingga kita sanggup melalui masalah yang kita hadapi dan mendapatkan jalan keluar atas masalah tersebut. Tuhan tidak pernah menyembunyikan diri-Nya terhadap kita. Ketika kita menanggalkan segala yang tidak berkenan kepada-Nya (Yes. 59:1-2), dan kita datang mencari wajah-Nya dengan penuh ketulusan, maka Dia pasti akan menyatakan diri-Nya bagi kita.

 

Dan janji pemulihan bagi kita akan digenapi oleh Tuhan jika kita setia datang mencari wajah-Nya, kita setia berada di dalam hadirat-Nya. Masa depan yang penuh harapan dan rancangan damai sejahtera telah disediakan bagi kita semua yang taat dan setia kepada-Nya. Karena itu, berseru dan carilah wajah TUHAN agar rancangan damai sejahtera-Nya turun atas kita

 

*RENUNGAN*

Di dalam dan oleh Yesus Kristus rancangan keselamatan Allah menjadi amat jelas dan eksplisit. Rancangan Allah mendapat bentuk dan wujud yang nyata dalam sosok, figur yang bernama *Yesus Kristus* dan *bukan nama lain*!!

 

Perikop kotbah pada Ibadah Akhir Tahun 2021 ini memberikan beberapa inspirasi dan pelajaran yang amat penting bagi kita, yakni:

 

*Pertama,* kita terpanggil terus menerus untuk menjalani kehidupan ini berdasarkan rancangan yang telah kita rumuskan dan berupaya menyesuaikan rancangan kita dengan Rancangan Allah.

 

*Kedua,* Allah tidak pernah memberikan pengharapan palsu (PHP) kepada kita anak-anak-Nya. Kita kini berada dalam posisi menuju keselamatan Allah yang Ia rancang.

 

*Ketiga,* Anugerah Allah yang besar itu harus menjadi daya dorong utama bagi kita untuk mengukir karya terbaik bagi Gereja dan NKRI hingga maut menjemput dan merenggut.  Karena itu, yakinilah terus bahwa TUHAN memberikan rancangan damai sejahtera bagi kita di tengah pergumulan yang berat sekali pun. (rsnh)

 

*Selamat Mengakhiri 2021 dan Songsonglah Tahun Baru 2022*

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...