Minggu, 06 Februari 2022

Renungan hari ini: “BERDIAM DIRI DI HADAPAN TUHAN” (Mazmur 37:7)

 Renungan hari ini:

 

“BERDIAM DIRI DI HADAPAN TUHAN”




 

Mazmur 37:7 (TB) "Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya"

 

Psalms 37:7 (NET) "Wait patiently for the Lord! Wait confidently for him! Do not fret over the apparent success of a sinner, a man who carries out wicked schemes!"

 

”Berdiam diri di hadapan TUHAN” akan membuat kita lebih mampu mendengarkan suara Allah. Pendengaran yang baik itu akan membuat kita sungguh mampu mengetahui kehendak-Nya. Persoalan manusia adalah begitu disibukkan dengan banyak suara sehingga tidak mampu lagi mendengarkan suara Allah. dan akhirnya terus bertanya-tanya dalam hatinya: ”Apakah kehendak Allah itu?”

 

Dengan berdiam diri di hadapan Tuhan, kita bisa memercayai-Nya dengan segenap hati. Dia tak perlu teriakan kita atau sikap kritis kita supaya Dia bertindak membereskan kekacauan di bumi. Dia hanya butuh hati kita dan iman kita untuk menggerakkan surga terbuka. 

 

Saat kita datang dengan segenap hati kepada Tuhan, Dia akan menyatakan diri-Nya dan hadirat-Nya akan kita rasakan. Meskipun kondisi dunia saat ini seperti api yang menghaguskan dan menghancurkan, tapi mereka yang hidup di dalam Dia tidak akan terbakar. Allah itu ibarat aliran air hidup yang menyegarkan. Kita akan mengalami kelegaan di dalam Dia kalau kita datang, berseru dan fokus kepada hadirat-Nya.

 

Pertanyaan kita sekarang adalah mengapa berdiam diri di hadapan TUHAN itu penting bagi kita? Karena saat kita berdiam diri di dalam hadadapan TUHAN, kita akan mengalami beberapa hal ini:

 

Pertama, TUHAN memberikan penglihatan tentang sesuatu yang penting bagi kita. Hal ini dialami oleh Nehemia maupun Daniel. Saat Nehemia berseru kepada Tuhan dalam doa dan puasanya, Tuhan menunjukkan apa yang hendak dilakukannya ke depan. Begitu juga dengan Daniel yang diselamatkan Tuhan dari gua singa karena doa dan imannya.

 

Kedua, TUHAN meneguhkan kita untuk menghadapi setiap proses. Rencana Allah bagi kita bukan sekedar janji. Apa yang sudah Dia janjikan akan selalu ditepati. Dalam Kisah Para Rasul 3:18-21, Tuhan berjanji akan mendatangkan waktu kelegaan, yaitu waktu mendapatkan kesegaran dan mendapatkan pemulihan. Tuhan mau membentuk kita dengan proses. Sembari menopang kita, Dia mau kita menikmati waktu menyembah dan memuji-Nya dalam situasi yang tenang. Saat kita dekat dengan Tuhan, tubuh, jiwa dan roh kita memuji Tuhan dan situasi di sekitar kita tidak akan mempengaruhi kita. Sukacita yang kita srasakan tidak tergantung dengan situasi di luar tetapi dari dalam diri kita.

 

Ketiga, kebenaran firman Tuhan akan memberikan kita ketenangan. “Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya” (Yes. 32: 17)Ketenangan atau damai sejahtera datang dari kebenaran firman Tuhan. Kebenaran itulah yang membuat kita merasa damai dan tidak dikejar-kejar ketakutan atau bahkan kegeraman. Orang yang dipenuhi damai sejahtera tidak akan mudah bereaksi atau meresponi dengan cara yang salah. Sebaliknya, mereka akan lebih berhikmat dan bijaksana dalam menghadapi kondisi yang ada dihadapannya. 

 

Untuk lebih memahami pentingnya momen “berdiam diri dihadapan Tuhan”, berikut kisah yang bisa kita renungkan.

 

Adalah seorang pria bernama Henry Weiss, yang ahli meloloskan diri dari berbagai perangkap entah itu tali, pintu sel, borgol dan yang lainnya. Di suatu kali dia di penjara di sebuah sel kecil bernama British Isles. Saat itu dia berencana hendak meloloskan diri dengan mengotak-atik kunci sel. 

 

Biasanya, dalam hitungan tuga puluh detik dia sudah bisa membuka kunci sel, tapi kali itu meleset. Dia pun lelah, frustrasi dan menyerah. Dia memutuskan untuk berhenti dan hanya diam sembari menyandarkan diri ke pintu. Anehnya, pintu itu tiba-tiba terbuka begitu saja. Rupanya pintu itu memang tak terkunci. 

 

Dalam berbagai situasi yang kita hadapi, kita seringkali berespon yang salah. Kita berusaha mendesak Tuhan untuk mengubah kondisi kita atau memberikan solusi. Tapi lupa bahwa sebenarnya yang Tuhan mau adalah supaya kita berdiam disi sejenak dan mendengarkan suaraNya. Dia mau kita lebih dulu tenggelam dalam hadiratNya dan tak terpengaruh dengan semua kekhawatiran kita.  Jadi, kalau kita merasa hari ini Tuhan rasanya tak peduli dengan kondisikita, pasti TUHAN mau kita berdiam diri sejenak dalam hadapan-Nya. Karena itu, berdiam dirilah di hadapan TUHAN, maka Ia akan memberikan jalan keluar atas setiap pergumulan kita. (rsnh)

 

Selamat memulai karya dalam Minggu ini untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...