Rabu, 19 September 2018

Renungan hari ini: MEMIUTANGI TUHAN

Renungan hari ini: 

MEMIUTANGI TUHAN



Amsal 19:17 (TB) "Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu" 

Proverbs 19:17 (NET) "The one who is gracious to the poor lends to the Lord, and the Lord will repay him for his good deed” 

Bagaimana mungkin kita memiutangi TUHAN karena TUHAN itu kaya dan pastilah segera akan membayar hutang-Nya kepada kita. Namun jika kita memperhatikan amsal di atas, betapa pedulinya Tuhan terhadap orang-orang yang lemah. Allah begitu prihatin tentang penderitaan-penderitaan yang dialami oleh orang-orang lemah, sehingga Ia menjanjikan berkat bagi setiap orang yang menaruh belas kasihan terhadap mereka. Setiap kali kita memberikan waktu, pikiran, atau harta kita kepada orang-orang yang lemah, kita sedang memberi pinjaman kepada Allah dan Dia berjanji akan membalasnya dengan berkatNya yang berkelimpahan. Namun saat kita memberi bukan hanya kita mengharapkan berkat dari Allah, namun kita melakukannya karena kita benar-benar ingin mengikuti pekerjaan yang Bapa lakukan, yaitu betapa dekatnya hati Allah akan orang-orang yang lemah.

Allah tidak pernah berhutang karena memang Dia adalah Allah yang memiliki segala sesuatu. Namun nas kita memaparkan bahwa Allah bisa menjadi berhutang bukan karena kita meminjamkan sesuatu kepada Dia tetapi karena perbuatan kita kepada orang lain. Apakah itu?

Pertama, karena kita menaruh belas kasihan kepada setiap orang. Tuhan senang dengan orang yang perduli terhadap sesamanya. Dia menghargai perbuatan orang yang melakukan sesuatu terhadap orang lain karena didorong belas kasihan. Belas kasihan menunjuk pada sikap yang turut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Dan orang yang mendapatkan belas kasihan itu adalah orang yang lemah atau tersisihkan yaitu orang yang sering tidak memiliki jalan untuk mendapatkan pertolongan dari orang lain. Memberi didasari oleh belas kasihan merupakan sebuah cara untuk melayani Tuhan dan Dia akan memberi upah kepada orang yang berbuat demikian.

Allah merasa berhutang kalau ada orang melakukan perbuatan baik bukan karena dia mampu tetapi karena didasari oleh sikap belas kasih. Sebab ada banyak orang mau menolong karena mereka mampu melakukannya atau karena tujuan-tujuan tertentu. Dan Allah tidak harus membalas perbuatan mereka, karena mereka sudah mendapatkan upahnya, yaitu kebanggaan diri sendiri dan pujian dari orang lain. Jadi, keperdulian kita pada sesame harus didasari oleh belas kasihan, dan Allah akan membalas perbuatan Anda itu dengan berkat-berkat-Nya. 

Kedua, karena kita mau berkorban bagi sesama. Terkadang untuk menolong orang lain kita harus berkorban. Apakah itu berkorban waktu, tenaga atau pikiran. Tetapi korban yang memiutangi Tuhan adalah korban yang merelakan sesuatu untuk orang lain bukan karena tuntutan kondisi atau keadaan atau karena ada sesuatu yang ingin didapatkan setelah itu. Sebab si penerima korban Anda adalah orang yang lemah yang tidak mampu membalas perbuatan baik Anda atau orang yang tidak akan bisa membuat hidup Anda mendapatkan keuntungan. Korban yang seperti itulah yang memiutangi Tuhan dan hanya Tuhan yang akan membalaskannya bagi Anda. Tetapi ingatlah, jangan berkorban karena menginginkan balasannya namun nikmatilah balasan dari Tuhan karena pengorbanan kita. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...