Kamis, 07 April 2023
“PENGORBANAN YESUS KRISTUS YANG MENYELAMATKAN”
Kotbah: Lukas 22:14-23 Bacaan: Keluaran 24:1-8
Hari ini kita akan merayakan Kamis Putih. Kamis Putih adalah hari pertama dari Tri Hari Suci Paskah. Kamis Putih ini menandai dimulainya Triduum Paskah. Pada hari ini kita merayakan kembali perjamuan Malam Terakhir yang dilakukan Yesus bersama 12 Rasul. Dikatakan sebagai perjamuan terakhir karena pada malam itu Yesus dikhianati oleh murid-Nya, Yudas Iskariot. Malam itu, Yesus menunjukkan kasih-Nya hingga rela kehilangan nyawa bagi seluruh manusia di dunia. Pada malam itu Yesus menyerahkan tubuh dan darah-Nya pada Bapa di Surga dalam wujud roti dan anggur yang diberikan kepada para rasul untuk memberi kekuatan bagi mereka. Yesus juga meminta apa yang Dia lakukan malam itu terus dilakukan oleh para pengikut-Nya.
Tema yang akan kita renungkan pada Kamis Putih ini adalah “Pengorbanan Yesus Kristus yang Menyelamatkan”.Kematian Yesus di kayu salib adalah bukti pengorbanan yang paling tinggi untuk menyelamatkan manusia yang berdosa. Perikop ini merupakan salah satu bagian firman Tuhan yang sangat dikenal oleh kita semua, baik dalam acara perjamuan kudus di kebaktian hari Minggu maupun peringatan Jumat Agung. Khususnya ayat 19-20, selalu dibacakan bahkan diulas. Walaupun sebenarnya yang lebih sering dibacakan dalam sakramen tersebut adalah dari 1 Korintus 11:23-25.
Pada permulaan perjamuan, Tuhan Yesus menyatakan kepada para murid bahwa perjamuan Paskah yang mereka laksanakan merupakan perjamuan terakhir sebelum kematian dan kebangkitan-Nya (ay. 16, 18). Di dalam kemahatahuan-Nya, Tuhan Yesus sadar bahwa sesaat setelah peristiwa ini, diri-Nya harus mengalami “perpisahan” dengan para murid (ay. 15). Salah satu pernyataan Yesus yang menarik untuk direnungkan adalah kata “peringatan” (ay. 19). Dalam bahasa asli, istilah yang digunakan merujuk pada peringatan khusus terhadap suatu peristiwa yang memiliki ikatan dan pengaruh hingga saat ini. Yesus ingin menunjukkan bahwa peristiwa perjamuan akhir harus diingat secara khusus dari waktu ke waktu untuk mengukuhkan ingatan terhadap pengurbanan yang akan Ia lakukan kemudian.
Apa yang patut diingat dari peristiwa tersebut, sehingga ditetapkan menjadi salah satu dari sakramen gereja? Yaitu, anugerah keselamatan yang diberikan Tuhan Yesus kepada setiap manusia yang beriman kepada-Nya sebagai Tuhan dan Juru selamat. Oleh karena pengurbanan Tuhan Yesus di kayu salib itulah keselamatan tanpa syarat diterima oleh setiap orang yang percaya.
Pertanyaan kita sekarang adalah apakah yang dilakukan Yesus untuk menyelamatkan kita dari kejahatan dan dosa-dosa kita?
Pertama, Yesus memberikan tubuh-Nya dengan mencurahkan darah-Nya bagi keselamatan manusia.Pengorbanan-Nya di kayu salib merupakan tindakan yang luar biasa dari kasih dan belas kasih Allah yang tak terhingga. Yesus memberikan tubuh-Nya dan mencurahkan darah-Nya untuk menghapus dosa manusia dan memperbaharui hubungan manusia dengan Allah. Pengorbanan-Nya melambangkan bahwa Ia adalah kurban penghapus dosa yang sempurna dan memuaskan, sehingga manusia dapat memperoleh keselamatan dan kehidupan kekal melalui iman dan kepercayaan pada-Nya.
Roti yang diberikan oleh Yesus melambangkan tubuh-Nya yang diberikan bagi manusia, sedangkan anggur yang dicurahkan melambangkan darah-Nya yang dicurahkan sebagai pengorbanan bagi dosa-dosa manusia. Melalui pengorbanan ini, Yesus memperlihatkan kasih karunia dan pengampunan Allah yang luar biasa bagi umat manusia.
Perbuatan Yesus ini juga menunjukkan betapa besar cinta kasih-Nya kepada manusia, bahwa Ia rela menderita dan mati demi menyelamatkan manusia dari dosa dan kebinasaan. Dalam pengorbanan-Nya ini, Ia memperlihatkan bahwa kasih Allah tidak terbatas dan bahwa keselamatan manusia hanya dapat dicapai melalui iman pada Yesus sebagai kurban penghapus dosa yang sempurna.
Kedua, Yesus memberikan roti sebagai tubuh-Nya yang diberikan untuk mereka dan anggur sebagai darah-Nya yang dicurahkan untuk pengampunan dosa manusia. Roti dan anggur yang diberikan oleh Yesus pada saat Perjamuan Terakhir-Nya bersama murid-murid-Nya adalah simbolisasi dari tubuh dan darah-Nya yang akan diberikan bagi umat manusia sebagai kurban penghapus dosa yang sempurna. Tubuh Yesus yang diberikan di kayu salib dan darah-Nya yang dicurahkan melambangkan kasih dan pengampunan Allah yang luar biasa bagi umat manusia.
Dalam Perjanjian Baru, roti dan anggur ini melambangkan tubuh dan darah Yesus yang diberikan dan dicurahkan untuk pengampunan dosa manusia. Roti melambangkan tubuh Yesus yang dikorbankan, sedangkan anggur melambangkan darah Yesus yang dicurahkan. Sebagai kurban penghapus dosa, pengorbanan Yesus ini memungkinkan umat manusia untuk menerima pengampunan dan keselamatan.
Ketiga, Yesus menderita dan mati untuk membayar dosa-dosa kita, sehingga kita dapat hidup dalam persekutuan dengan Allah dan menerima pengampunan dan kehidupan yang kekal. Dosa adalah pelanggaran terhadap kehendak Allah, yang menyebabkan manusia berdosa dan terpisah dari Allah. Namun, karena kasih dan belas kasih Allah yang tak terhingga, manusia diberikan kesempatan untuk memperoleh pengampunan dan keselamatan melalui iman pada Yesus Kristus sebagai kurban penghapus dosa yang sempurna.
Penderitaan dan kematian Yesus Kristus di kayu salib melambangkan kasih dan pengampunan Allah yang luar biasa bagi umat manusia. Melalui pengorbanan-Nya, Yesus membayar harga dosa manusia dan memungkinkan manusia untuk menerima pengampunan dan hidup kekal dalam persekutuan dengan Allah.
Dengan iman pada Yesus Kristus sebagai kurban penghapus dosa, manusia dapat menerima pengampunan dosa dan mengalami transformasi hidup yang menghasilkan kehidupan yang lebih baik dan bermakna dalam persekutuan dengan Allah.
RENUNGAN
Apa yang hendak kita renungkan pada perayaan Kamis Putih ini?
Pertama, kita harus mampu mengenang hidup kebersamaan. Tuhan Yesus mengajarkan untuk mengenang hidup dalam kebersamaan, bagaimana indahnya hidup dalam kebersamaan dan tidak melihat kekurangannya. Karena jika kita menderita sengsara sudah jelas hanya bisa mengenang hidup damai dalam kebersamaan bersama saudara seperti diuraikan dalam Lukas 22:14-16.
Kedua, kita harus mampu mengajar cara mengingat kebaikan. Tuhan Yesus mengajarkan bagaimana cara mengenang atau mengingat kebaikan kasih Tuhan Yesus kepada Murid-murid-Nya yaitu dengan mengadakan perjamuan Kudus agar semua selalu ingat akan kasih Tuhan Yesus yang rela menderita demi kita seperti dijelaskan dalam Lukas 22:17-20.
Ketiga, kita harus tidak menyebut kesalahan orang lain. Ini sangatlah susah untuk dilakukan bahwa tidak menyebut kesalahan orang lain dengan semata-mata tetapi hanya dengan bahasa yang halus sehingga tidak menyakitkan hati yang mendengarkan seperti tertulis dalam Lukas 22:21-23.
Tiga pengajaran Tuhan Yesus sangatlah susah dilakukan sebab memerlukan kerendahan hati dan benar-benar menerapkan hidup dalam kasih yang benar dan tidak mengikuti keinginan daging dan harga diri yang dibesar-besarkan. Karena itu, mari memaknai pengorbanan Yesus Kristus dalam kehidupan kita sehari-hari. (rsnh)
Selamat Merayakan Ibadah Kamis Putih