Jumat, 03 Februari 2023

Renungan hari ini: “YANG MEMERLUKAN TABIB” (Markus 2:17)

 Renungan hari ini:

 

“YANG MEMERLUKAN TABIB”


 

Markus 2:17 (TB) Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa"

 

Mark 2:17 (NET) When Jesus heard this he said to them, “Those who are healthy don’t need a physician, but those who are sick do. I have not come to call the righteous, but sinners”

 

Sejatinya orang sehat tidak memerlukan dokter, hanya orang sakitlah yang membutuhkannya. Persoalannya adalah ada banyak orang yang sakit tetapi tidak mau datang kepada dokter untuk berobat. Mereka menahan rasa sakitnya dan membawa ke mana-mana sakit penyakit mereka itu. Itulah yang hendak disuarakan nas hari ini. Yesus datang bukan hendak memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.

 

Yesus tidak memaksudkan di sini bahwa para pemungut pajak dan orang berdosa menderita sakit secara spiritual sementara orang Farisi sehat-sehat saja. Para pemungut pajak dan orang berdosa dengan jelas dapat melihat dan menerima keadaan mereka. Orang-orang Farisi juga sakit, namun tidak mau mengakuinya, maka tidak mau pergi ke sang Dokter Agung agar mereka dapat memperoleh kehidupan dan kesehatan yang baru.

 

Dunia ini tidak terdiri dari dua jenis manusia – para pendosa dan orang-orang benar. Yang benar adalah bahwa semua orang adalah pendosa. Ada orang-orang yang mengetahui dan mengakui kenyataan ini. Dengan segala kebutuhan yang ada mereka datang kepada Yesus. Ada juga orang-orang yang menolak untuk mengakui kenyataan ini, maka mereka tidak datang kepada Yesus guna menerima belaskasihan dan kesembuhan. Matius tahu kebutuhannya, dan dia berpaling kepada Yesus.

 

Ketika  Paulus menulis tentang keadaan orang-orang di hadapan Allah, maka dia mengambil ucapan sang pemazmur: “Tidak ada yang benar, seorang pun tidak. Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak” (Rm. 3:10-12; bnd. Mzm. 14:1-3). Paulus ingin agar kita semua menyadari bahwa kita tidak dapat mengandalkan pada kebaikan kita sendiri: “Karena semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah” (Rm. 3:23).

 

Selama kita masih merasa bahwa diri kita “tidak terlalu jelek”, maka hal itu berarti bahwa kita masih mencoba mengandalkan diri pada “kebaikan” kita sendiri. Dengan demikian kita tidak dapat mengalami keselamatan yang terwujud hanya melalui Yesus. Marilah kita bertanya kepada diri kita masing-masing: “Apakah aku sungguh memandang diriku sebagai seorang pendosa yang membutuhkan penebusan melalui darah Yesus?” Mungkin kita masih harus membuang kecenderungan untuk berpikir bahwa selama ini kita oke-oke saja. Misalnya kita berkata: “Kita kan cuma manusia biasa, bukan malaikat?” Kita juga dapat memandang enteng arti dosa, misalnya dengan berkata: “Allah kan Mahamengerti?” 

 

Jika kita mendalami karakter kita, maka kita akan menemukan setidaknya ada tiga jenis orang yang berhadapan dengan Yesus sebagai Tabib datau Dokter, yakni:

 

Pertama, orang yang berpikir dirinya sehat padahal sebenarnya sakit. Kerap kita temui, saat menjenguk orang sakit, orang yang menjagai ternyata justru mati duluan. Ia tampak sehat, tapi tidak menyadari sebenarnya sakit. Dalam kerohanian, seseorang bisa menganggap orang lain pendosa, karenanya kita perlu membawa mereka ke gereja supaya bertobat. Ia merasa kerohaniannya baik-baik saja, padahal ia tidak pernah sungguh-sungguh menghormati Kristus. Orang seperti ini tidak merasakan kebutuhan riil akan Tabib Agung bagi dirinya. Sang Juruselamat tidak membuatnya benar-benar tertarik karena belum merasa bersalah atas dosa- dosa yang ada di dalam hati dan hidupnya. Kita merasa benar tetapi sejatinya kitalah orang berdosa yang sedang membutuhkan Sang Tabib itu.

 

Kedua, orang yang tahu dirinya sakit tapi enggan datang ke Tabib. Saat kita menjenguk yang sakit terkadang saat kita mengobrol dengan orang yang mengantar pasien, kita bertanya, apakah Saudara sehat? Jawaban jujurnya ia merasa ada sakit, tapi enggan bertemu dengan dokter karena berbagai alasan. Seseorang sadar dirinya pendosa dan memiliki berbagai penyakit rohani tapi enggan datang kepada Yesus Sang Penebus dosa itu. Ia tidak benar-benar datang kepada Kristus dan melayani-Nya dengan penuh hormat dan pengabdian. Nanti saja kalau sudah berumur sekian atau nanti kalau .... banyak alasannya. Sayang “nanti” tidak pernah tiba, kematian datang merengut, dan jiwanya pun mati merana menghadap neraka. Artinya, kita lebih dulu mati sebelum dosa-dosakita diampuni dan ditebus Yesus.

 

Ketiga, orang yang tahu dirinya sakit dan mau datang kepada Tabib. Banyak orang sadar dirinya sakit lalu segera mencari dokter. Demikian juga orang yang sadar dirinya berdosa dan menjadi sangat menderita karena penyakit-penyakit yang muncul karena dosa. Mereka mau datang kepada Kristus dan jiwanya pun diampuni serta penyakit dosa cepat diampuni dan dipulihkan. Orang yang merasa diri berdosa segera datang kepada Yesus memohon keampunan dosa, maka Yesus memberikan anugerah pengampunan dan kehidupan yang kekal. Karena itu, jika kita merasa telah berdosa, segeralah datang kepada Sang Tabib Agung Yesus Kristus untuk memohon keampunan dosa agar Dia mengapuni dan menyembuhkan kita. (rsnh)

 

Selamat berakhir pekan dan besok kita beribadah kepada TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...