Jumat, 24 Januari 2020

Renungan hari ini: DENGARLAH SERUAN YANG KUSAMPAIKAN TUHAN

Renungan hari ini:

DENGARLAH SERUAN YANG KUSAMPAIKAN TUHAN



Mazmur 27:7 (TB) "Dengarlah, TUHAN, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku!"

Psalms 27:7 (NET) "Hear me, O Lord, when I cry out! Have mercy on me and answer me!"

Kita pasti pernah berseru kepada TUHAN. Ada banyak pengalaman kita. Ada kalanya seruan kita didengarkan, atau tidak sama sekali. Atau seruan kita seolah-olah tak digubris oleh TUHAN. Pengalaman itu sudah dirasakan oleh pemazmur. Pemazmur berseru atau lebih jelasnya lagi dia menjerit atas apa yang dia rasakan dan lihat di sekelilingnya. Terkadang kita sering berseru dan menjerit kepada TUHAN dengan melihat fakta yang ada di sekitar kita.

Peristiwa yang terjadi disekitar kita sekarang bukan tidak kurang membuat hati menjerit. Tetapi syukur kepada Tuhan bahwa ternyata di setiap peristiwa kita Tuhan ada, peduli, dan mendengar seruan jeritan hati kita. Pemazmur menyaksikan perbuatan-perbuatan besar Tuhan di dalam seluruh peristiwa hidup umat-Nya. Perbudakan Mesir adalah tindakan pengkerdilan harkat dan martabat kemanusiaan; di sana terjadi intimidasan, terror, dan upaya penghapusan identitas. Di wilayah pembuangan Babel adalah upaya pemaksaan kehendak; di sana terjadi indoktrinasi kepercayaan, uniformitas keyakinan dilihat sebagai “kebenaran mutlak”. Umat Israel menjerit! 

Di tengah jeritan hati dalam bibir yang kelu, Tuhan tampil dan maju  di garis terdepan sebagai seorang prajurit menghalau musuh untuk membela umat-Nya. Allah bangkit, dan terseraklah musuh-musuh-Nya. Orang-orang yang membenci Dia melarikan diri dari hadapan-Nya, (ay.2). Pemazmur menyaksikan Allah adalah Maha Dahsyat (el-shaday) membuat bumi bergoncang, gunung bergoyang, langit mencurahkan hujan, dan raja-raja segala tentara melarikan diri, (ay.9,13). Ini adalah fakta kedahsyatan Tuhan Allah dalam peristiwa keluaran umat-Nya dari perbudakan Mesir. Allah telah mendengar jeritan dan seruan umat-Nya. 

Ketika TUHAN mendengar seruan dan jeritan kita maka kita pun akan merasakan kemenangan dari TUHAN. Arak-arakan kemenangan Allah dinobatkan dalam kesaksian ibadah: 

Pertama, Terpujilah Tuhan! Hari demi hari Ia menanggung bagi kita; Allah adalah keselamatan kita.Kesaksian ini adalah iman yang hidup dan dinamis. Iman yang hidup dan dinamis itu berarti mensaksikan apa yang di Imani, dan meng-imani apa yang disaksikan. Saksi yang benar adalah saksi yang melihat, mendengar, dan mengalami keadaan atau peristiwa. Apa yang di lihat, di dengar, di alami tentu itulah yang disaksikan. Pemazmur intim dalam pengalaman ini untuk disaksikan kepada umat di bait suci sebagai bentuk pujian. Pemazmur bukan hanya mengenal Allah dalam hidupnya tetapi mengalami Allah dalam hidup. Dengan kemampuan jiwa  mengalamiAllah di dalam hidup maka hati, pikiran dan perbuatan dengan sendirinya terdesak untuk memuji Tuhan. Jadi pujian itu bukan sekedar untaian syair lagu atau nyanyian, namun adalah tautan hati dari hidup bersama dengan Tuhan.. 

Kedua, Akuilah kekuasaan Allah. Mengaku itu berarti menerima sesuatu objek atau subyek sebagai kebenaran, sekaligus kesediaan menanggung atau menyanggupi segala konsekuensi dari pengakuan itu. Pemazmur menyerukan kepada umat “akuilah kekuasaan Allah”, itu berarti supaya umat tidak ragu akan kekuasaan Allah dalam seluruh dinamika kehidupannya, sekaligus menempatkan kuasa, kekuatan, yang ada padanya dibawah kuasa dan kekuatan Allah. Allah berkuasa atas kehidupan umat-Nya bahkan pemilik mutlak dari kehidupan itu sendiri sehingga hidup mati umat-Nya ada di dalam kekuasaan-Nya. 

Ketiga, Allah mengaruniakan kekuasaan dan kekuatan kepada umat-Nya. Masa depan umat Allah terbentuk dalam rajutan dan tenunan Allah sendiri. Allah yang merajut dan menenun kesinambungan hidup masa depan itu dalam karya pemberian, penganugerahan kekuasaan dan kekuatan. Kepada umat, Allah memberi kekuasaan dan kekuatan. Tanpa itu masa depan tidak ada. Tanpa pemberian Allah yaitu kekuasaan dan kekuatan; hidup akan rapuh, kering, dan gersang. Tidak ada gairah, semangat, dan harapan. Hal ini di alami oleh Pemazmur ketika dia dikuasai oleh pikiran, kenginan atau kehendaknya sendiri. Masa depan itu hanya terjadi dalam fakta pemberian Allah, karena Dialah pemilik waktu, dan penentu waktu. Terpujilah Allah. Karena itu, teruslah berseru kepada TUHAN karena Dia akan mendengar seruan kita. (rsnh)

Selamat berakhir pekan dan besok ke Gereja

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...